10; D-Day

210 28 0
                                        

"Semua sudah disiapkan, kau akan berada dibelakang petinggi Yang Seungho untuk memastikan yang akan ditemuinya adalah orang yang benar. Semua keamanan akan di taruh di titik-titik gedung, Astin dan aku yang akan memastikannya sendiri dan juga," Taehyung melirik dengan ekor matanya. Seunji sudah berada bersama mereka, siap dengan misinya. "Dan Flows, kemampuanmu akan sangat dibutuhkan Mallon, jadi berhati-hatilah."

Jimin, Taehyung, Seunji, serta detektif-detektif yang ikut andil dalam misi kali ini berjalan menyusuri lorong panjang menuju akomodasi. Orang-orang berpakaian formal serta warna hitam yang senada, hak sepatu mereka pun mengisi keheningan lorong. Suara seseorang menyelip diantara suara hak, suaranya tak begitu keras tetapi bisa didengar Taehyung dengan jelas.

"Biarkan aku berbicara dengan Flows sebentar."

Taehyung mengangguk lalu menepuk bahu gadis itu dan menunjuk dengan matanya untuk segera berhadapan dengan Jimin. Rombongan itu terus berjalan hingga menghilang di ujung lorong. Kini hanya tersisa dua sejoli di lorong berlantai marmer dan tembok cat abu.

"Ada yang ingin dibicarakan, seonbaenim?" Seunji berucap pelan ketika obsidiannya menangkap mata cokelat di hadapannya. Mata jernihnya membulat penuh pertanyaan.

Alih-alih menjawab pertanyaannya, Jimin tersenyum lebar, menatap teduh gadis mungil di hadapannya yang masih berdiri tegak menunggu jawaban atas pertanyaannya. Ada sedikit perasaan senang yang meletup-letup ketika mata itu menatap dirinya, hanya terpaku padanya. "Santai sebentar. Bukan hal penting, tetapi aku akan tetap mengatakannya."

"Ada apa?"

Jimin menyelipkan tangannya pada saku celana, ia merapatkan bibirnya dan mengangguk kecil, pikirannya menimang-nimang kata yang akan diucapkannya menyusunnya hingga menjadi kalimat. Setelah menemukannya ia kembali berucap dengan nada ringan. "Pertama selamat kau telah resmi menjadi detektif Gewetensvol Seoul, kau pasti merasakan pelatihannya tak mudah tetapi kau berhasil melewatinya."

"Ah... Itu..." Seunji mengusap tengkuknya, ia memalingkan pandangannya merasa malu. Pipinya menghangat ketika menyahut dan kembali melihat wajah teduh Jimin sembari berkata, "T—terimakasih, itu bukan apa-apa."

"Tetap saja aku harus memberi selamat, karena kita akan sering bekerja sama setelah ini." Jimin melihat gadis itu tersenyum kikuk dalan anggukkan kecilnya. "Satu lagi." Saat itu juga, ia kembali serius. Nada bicara Jimin memberat begitu juga dengan atmosfer disekitarnya.

"Berjanjilah padaku untuk tetap berhati-hati, tetap aman," Jimin menjeda kalimatnya. Ia menghela napas pendek, "Dan jangan terluka."

Seunji terdiam. Jimin di hadapannya bukan seperti Jimin yang dikenal. Dia hanya bingung dan sedikit tekejut atas perlakuannya pada dirinya. Ia secara langsung mengatakan pada Seunji untuk tetap aman, untuk Seunji? Tapi kenapa? Disisi lain ia merasa terharu. Marc sudah memberi tahunya akan mulai sulit menghubunginya di sela kesibukan, biasanya ia akan menelpon dan mengatakan untuk tetap sehat dan tak terluka, secara tak langsung memberinya semangat. Dan Jimin mengambil posisi itu sekarang.

Seunji tak bisa berkata apa-apa, jadi ia hanya mengangguk tipis dalam tundukannya. Keningnya masih berkerut heran. Jimin terlihat merasa cukup dengan anggukannya menepuk pelan bahu gadis itu memberi semangat dalam misi pertamanya di Seoul dan mulai mengambil langkah pergi dari tempat itu.

Raganya berbalik saat suara menginterupsinya, ia tersenyum manis dan mengangguk tegas sebelum melanjutkan langkahnya.

"Seonbae berjanji juga padaku, jangan terluka sedikitpun."

XXX

Seunji melompat pada atap tangga rooftop. Ia berdiri tegak, berjalan ke ujung atap hingga padangannya mencakup rooftop kecil yang terbuka dengan orang-orang yang sudah siap dengan pistol dan seorang dengan senjata jarak jauhnya telah mengambil posisi membidik senjatanya pada gedung sebelah dimana posisinya berdiri.

GWTN I; Bonds ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang