𝕱𝖎𝖓𝖆𝖑 𝕻𝖑𝖆𝖓 ; Yoongi'S Journal

164 15 1
                                    

Namjoon kembali ke ruangannya di markas setelah sekiranya kondisi sudah terkendali. Cukup melelahkan karena tubuhnya yang tak kunjung istirahat minggu ini, tapi sebagai balasannya, kasus yang sempat dileburkan bertahun tahun sudah ditutup, dalam masa jabatannya. Orang-orang menganggap bahwa Namjoon membawa Gewetensvol pada masa puncaknya, jadi tak lama lagi para badan eksekutif Gewetensvol akan memberinya hadiah dengan Callsign Sierra—atau jabatan S—dan menggati posisinya dari Alpha.

Namjoon bukannya tak senang, tapi ia merasa ia tak pantas mendapatkannya. Ia tak akan bisa bekerja dengan baik jika pikirannya dipenuhi ketidak nyamanan seperti ini. Oleh karena itu, ia segera membuka telepon dan menghubungi markas pusat Gewetensvol di Ilsan.

"Kode A5 012 N. Astin, sambungkan aku dengan ketua Sierra."

Setelah semua beres, ia kembali bersandar pada kursi putarnya. Merenung dalam kegelapan, ia sekarang bisa melihat dengan jelas detail-detail ruangannya yang mulai berdebu. Meja kerjanya sedikit berantakan, sudut tembok mulai banyak laba-laba bersarang, ada beberapa gelas kertas di nakas kecil dekat jendela yang belum sempat ia bersihkan, hingga…jurnal kecil milik Yoongi terpampang jelas di meja kopi yang kosong.

Yoongi menitipkan benda itu padanya, selama perjalanan dari Jeolla ke rumah sakit Jeolla, lalu pindah ke rumah sakit Seoul dan pada akhirnya pergi ke markas, ia tak membuka buku itu barang satu lembar. Dalam hatinya, ia belum siap membaca lembaran itu. Ia tak tahu apa yang akan dibacanya tapi tetap terasa aneh untuk membaca jurnal milik orang.

Tapi pada akhirnya ia tetap bangkit dari kursi putarnya, membawa tungkainya hingga mendekati buku itu. Ia hanya terdiam. Masih ada keraguan di hatinya, tapi Yoongi telah memberinya padanya, pasti ada sesuatu, ‘kan? Apa ini sesuatu yang tak bisa kau sampaikan, Yoongi? Dengan memantapkan hatinya, dia duduk di sofa yang empuk itu seraya menyalakan lampu baca di nakas samping sofa dan mengambil bukunya.

Buku dengan sampul kulit berwarna cokelat itu sudah terlihat usang. Bagian samping buku itu sudah sedikit megelupas. Tapi, ada sesuatu yang menjadi perhatiannya. Ada sebuah tulisan tangan, tetapi bukan memakai tinta, tulisan itu di gores dengan sesuatu yang tajam sehingga menciptakan torehan dalam pada tulisannya. Namjoon sedikit menepuk debu yang menempel di buku itu, dengan menarik napas gugup, ia membuka buku itu.

Yᴏᴏɴɢɪ'S Jᴏᴜʀɴᴀʟ

▒▒Halaman 1,

Merasa sedikit aneh karena aku pertama kalinya menulis buku jurnal selama 15 tahun hidup, tetapi mungkin saja ini akan menjadi penjelasanku kedepannya jika saja ada sesuatu yang terjadi kedepannya.

Yang pertama akan kutuliskan jika aku harus berpisah dengan temanku di Seoul dan pindah ke Jeolla

Namjoon menahan napas. Ini, saat mereka berpisah. Ternyata Yoongi bukan berubah, melainkan tak bisa menyampaikannya dengan baik. Ia jadi merasa bersalah karena selama ini ia mengira bahwa Yoongi tak ingin bertemen dengannya lagi.

GWTN I; Bonds ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang