05; Confirmed

264 37 5
                                    

Bunyi benturan keras antara punggung dan matras terdengar kecang, menciptakan bunyi yang bergaung di ruangan pelatihan. Kini disana hanya ada beberapa orang termasuk Jimin.

Dirinya tengah berkacak pinggang, memerhatikan Flows yang tengah kepayahan bangun dari jatuhnya. Gadis itu terjatuh setelah dirinya mendapat arahan bela diri yang menurut atasannya—Jimin—masih belum sempurna.

Jimin mengangguk kecil, menjauh dari matras dan duduk di kursi yang tak jauh dari posisi sebelumnya. Ia bertepuk tangan sekilas sembari menyerukan, "Selama seminggu ini kau sudah bekerja keras, pertahankan posisimu." Jimin terlihat mengambil papan dengan kertas dan mencatat sesuatu disana.

Seunji mencoba mengatur napasnya. Letih sekali rasanya, antara tangan, kaki, serta kepalanya seperti terpisah jauh. Yang ia ingin lakukan sekarang pulang ke apartemennya di luar area Gewetensvol, atau ke asramanya saja sudah cukup. Ia bangkit dan duduk berselonjor, masih terengah. Namun, botol air terlempar ke arahnya dan dengan refleksnya, ia menangkapnya dengan mudah.

"Cepat minum. Aku tidak sudi mengangkatmu ke ruang kesehatan."

Seunji menoleh kearah suara, yang melempar botol itu Jimin sendiri. Sejak seminggu terakhir adaptasinya dengan Jimin terasa lebih mudah dibanding dengan orang Gewetensvol lainnya. Tak ada rasa canggung lagi.

"Jimin!" Taehyung masuk ke ruang pelatihan, berlari kecil sampai ia mencapai di hadapan Jimin. Matanya masih terlihat sayu, rambutnya berantakan, serta kertas yang cukup tebal dibawa tangan besarnya. "Baca ini."

Jimin menerimanya segera. Membaca arsip dan tujuan di kertas tersebut. "Apa ini?"

"Ini surat konfirmasi untuk misi besar tingkat S. Kau yang memimpin pelaksanaannya, dengan rekanmu yang lain."

"Rekan yang lain?" Jimin terlihat mengangkat alisnya, sedikit bingung karena Taehyung pasti selalu menjadi rekannya. Tapi kini dia bilang rekan lain? Ia mengusap tengkuknya sembari kembali membaca lanjutan kertas tersebut.

"Kali ini aku tak bisa mendampingimu dalam misi besar. Tugasku di markas tak bisa kutinggalkan, lagipula aku akhir-akhir ini selalu kena omelan Pak Choi, ia terlihat sensitif jika aku meninggalkan tugasku untuk keperluan lapangan." Taehyung menjelaskan dengan tatapan kosong, ia merasakan jiwanya menjadi dua, satu untuk tugas lapangan dan satu lagi untuk tugas kantor. Kali ini saja ia akan menyerahkan tugas lapangan pada Jimin, jika tidak ia akan mendaftar dirinya ke psikater segera.

Jimin menepuk pundak Taehyung lalu menjitaknya gemas. Ia tahu Taehyung begitu stress, tapi stress bukan hal bagus untuk kerja otak dan ia harus menghindari Taehyung untuk berpikiran kosong—ia menjitaknya karena Taehyung terlihat mulai mengosongkan pikirannya.

"Sakit bodoh!"

"Pedulimu," mereka kembali bungkam sejenak sebelum Jimin kembali berbicara, "Bagaimana dengan Hoseok? Apa ia bisa?"

"Hoseok sudah mendapat tugas lain dalam misi ini. Sniper."

Jimin mengangguk sembari mengusap dagunya. "Lantas siapa lagi?"

Saat itu juga, mereka serentak menoleh ke belakang Jimin.

XXX

Seunji meregangkan seluruh tubuhnya, air di botol sudah di telan habis, saat ia bangun kepalanya bahkan sedikit pening. Ia mengeluarkan sedikit suara ringisannya lalu bangkit berdiri ketika ia menyadari kedua atasannya menatapnya tajam seperti mengintimidasi. Ingin rasanya ia kabur begitu saja tanpa ingin menghiraukan 2 sejoli yang selalu terlihat bersama—sedang dalam bertugas maupun tidak.

Alpha tingkat 1 jangan bermain-main dengan Alpha tingkat 3. Oke.

Ia membungkuk sedikit lalu bertanya dengan hati-hati, "Ada yang diperlukan, seonbaenim?"

"Ya."

Seunji melirik kearah Taehyung yang berbicara dengan nada beratnya, ia sedikit mengangkat alisnya. Sekilas terdengar menakutkan, namun terdengar lucu juga karena ia mengatakan dengan mata yang bulat.

"Kau yakin dia orang yang tepat, Taehyung?" Kini giliran Jimin yang berbicara dengan mata yang ragu ke arah Taehyung.

"Ya, tentu saja."

Kenapa sih. Seunji diam memantung, orang yang dibicarakan mereka saja tak mengerti apa maksudnya, ia merasa menjadi kambing tuli yang tak tahu apa-apa. Rasanya ingin segera pergi dari sana juga.

"A1 003 B. Flows, kau ku tunjuk sebagai rekan A3 010 J. Raimond untuk misi besar kali ini."

[]

Dabel up karema 2 chap ini isinya sedikit~

Btw, jadi mereka kek ada tingkatan di satu pangkatan(?) Semacem ada Alpha 1, A2, A3, sampai A5

-Blu

GWTN I; Bonds ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang