•13•Misterius

4.4K 121 2
                                    

Budayakan vote sebelum baca🙏.

Selamat membaca🖤

_____________________________________

Kinar sekarang tengah berada di kantin bersama Devan. Setelah mereka berdua berada di UKS, Devan langsung mengajak Kinar untuk makan bersama di kantin. Kinar sebenarnya ingin menolak, tapi percuma saja. Toh Devan akan memaksanya.

"Mau pesen apa?" tanya Devan yang sudah duduk berhadapan dengan Kinar.

"Samain aja." jawab Kinar.

Devan hanya mengangguk dan pergi untuk membeli makanan.

Kinar yang bosan menunggu makanan datang, akhirnya ia pun mengeluarkan benda pipihnya yang berlogo apple. Kinar mengecek hpnya untuk melihat notif apa saja yang ia terima.

Dan Kinar membulatkan mata ketika ada pesan dengan nomor yang tidak dikenal.

+628476******
Hai.

Dengan ragu, Kinar membalas pesan yang tidak dikenal ini. Sebenarnya Kinar tidak ingin membalasnya, tapi karena rasa penasarannya akhirnya ia membalas.

To: +62847******
Lo siapa?

Kinar sedang menunggu orang tersebut membalas pesannya, tapi tidak kunjung membalas. Akhirnya sebuah mangkok yang datang di hadapannya membuat ia langsung mematikan hpnya.

"Eh udah lagi?" tanya Kinar terkejut.

"Udah, emangnya kenapa?" tanya Devan balik.

"Eh-gapapa tumben aja biasanya lama." Kinar sambil mengambil mangkok yang berisi bakso.

Suasana pun tiba tiba menjadi hening, Kinar yang sedari tadi tidak angkat bicara dan berpura pura fokus pada makananya. Sedangkan Devan sedari tadi memperhatikan Kinar, merasa ada yang aneh pada diri Kinar.

"Lo kenapa?" tanya Devan menatap Kinar heran.

"Hah?" jawab Kinar kaget karena tiba tiba Devan angkat bicara.

"Lo kenapa?" tanya Devan lagi.

"Oh gue gapapa ko." jawab Kinar sambil tersenyum, tapi senyuman itu seperti dipaksa yang Devan tangkap dengan matanya sendiri.

"Gue gak percaya. Pasti lo ada masalah ya? Atau gara gara tadi?" tanya Devan khawatir.

"Gue gapapa ko Devan sayang." jawab Kinar meyakinkan sambil tersenyum lebar.

"Oke, kalau ada masalah jangan segan segan lo cerita sama gue." Devan sambil mengacak rambut Kinar dengan gemas.

Kinar mengecerutkan bibir karena rambutnya pasti acak acakan karena Devan.

Di meja pojok terdapat seseorang yang sedang memperhatikan mereka.

"Lo sekarang boleh bahagia, tapi suatu saat nanti gue yang akan bahagia." ucap seseorang tersebut sambil mengepalkan kedua tangannya.

•••••••

Bel pulang sekolah pun telah berbunyi, Kinar sekarang sedang membereskan buku dan alat pensilnya ke dalam tas. Sedangkan sahabatnya,yaitu Syakila sedari tadi mengoceh menceritakan tentang Dafin.

DEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang