Asri(38) adalah wanita yang sudah berkeluarga. Dari hasil pernikahannya ia memiliki seorang anak gadis bernama Revanya(17). Asri adalah istri dan ibu yang baik, namun sangat disayangkan Asri harus menikahi pria pemabuk dan pejudi. Tak heran mereka kerap bertengkar karena pernikahan mereka adalah perjodohan orang tua mereka.
Asri berhasil mendidik Revanya menjadi wanita baik dan tangguh seperti dirinya. Kini Asri dan putrinya telah kehilangan pria pemabuk itu karena sudah lama sakit-sakitan.
Revanya adalah murid kelas 2 SMA. Karena keadaan yang mengharuskan gadis itu tinggal bersama Asri, ia harus membiasakan diri membantu ibunya menjadi pembantu sekaligus pengasuh dari anak majikannya yang bernama Reno Aqwerlo(18).***
Sampailah Vanya di tempat ibunya bekerja, dilihatnya rumah itu begitu sepi hampir tak ada suara. Perlahan dia menapaki anak tangga menuju pintu masuk dan menekan bel.
Bu Asripun membukakan pintu dan menyapa anak semata wayangnya itu lalu mempersilahkan masuk.
Diperkenalkannya putrinya yang cantik itu kepada Reno. Vanya terkejut melihat Reno yang hanya berdiri di balkon rumah tanpa mempedulikan kedatangan dan pembicaraan ibunya. Bu Asri kembali menegur Reno beberapa kali namun Reno dengan santai meninggalkan balkon itu tanpa sepatah katapun."Bu, apa dia tuli?" Tanya Vanya
"Hus, jangan bilang begitu. Memangnya ibu belum cerita ke kamu tentang kondisinya?"
"Ah itu, ibu hanya bilang dia tidak suka melihat jalan raya"
"Sudahlah, nanti ibu akan ceritakan padamu. Sekarang ganti bajumu dan mulailah bekerja!" Seru Bu Asri.
Vanya yang saat itu sedang membersihkan kamar dari ayahnya Reno tak sengaja menemukan foto keluarga dalam bingkai bernuansa mawar. Di dalam foto itu terdapat seorang wanita dengan baju dokter sedang mencium bayi, di depan wanita itu ada keranjang bayi dengan bayi di dalamnya, dan kemudian ada pria dengan baju tentara yang sedang tersenyum melihat bayinya.
'Apakah ini foto dari ayah dan ibunya Reno?' gumamnya dalam hati.
Kembali ia meletakkan foto itu dan melanjutkan pekerjaannya.
Masih membersihkan kamar orangtua Reno, tak sengaja Vanya menjatuhkan foto yang tadi sempat ia lihat, Reno yang kebetulan lewat dan mendengar suara dari kamar ayahnya bergegas mencari tahu apa yang terjadi. Saat melihat foto itu terjatuh, maka keluarlah amarahnya."Apa yang kau lakukan, dasar gadis sialan!" Teriak Reno sambil mendorong Vanya yang mencoba membersihkan beling kaca.
"Maafkan aku, aku tak sengaja melakukannya"
"Keluar" dengan nada dingin Reno mengusir gadis itu.
"Sekali lagi maafkan aku, aku berjanji akan membelikan bingkai baru yang lebih bagus dari itu. Kumohon maafkan aku". Pinta Vanya dengan memelas
"Kau tidak dengar, keluar...!!! Keluar sekarang juga atau kulukai kau dengan beling-beling ini!" Teriak Reno dengan begitu keras hingga mendatangkan Bu Asri ke kamar itu
"Ah, apa yang terjadi di sini?" Tanya wanita pengasuh itu.
"Ibu, maafkan aku. Aku tak sengaja menjatuhkan foto itu". Ucap putrinya dengan tangisan.
Tak tahan melihat putrinya menangis dan ditambah dengan amarah Reno, Bu Asri membawa Vanya keluar dari kamar itu.
"Bu, kenapa dia marah seperti singa? Aku sudah berjanji akan mengganti bingkainya dengan yang lebih baik tapi dia malah semakin marah".
Sesaat ibunya itu terdiam dan mulai memasang wajah bersedih.
"Nak, itu adalah bingkai foto yang dihadiahkan Reno saat ulang tahun ibunya, dan itu tepat terjadi di hari kematian ibunya".
Vanya hanya bisa terdiam dan mulai memahami perasaan Reno.Sudah sebulan ayah Reno tidak pulang bahkan memberi kabar juga tidak. Bu Asri sudah mencoba menghubunginya namun tetap tak ada kabar. Reno juga mulai gelisah akan ayahnya yang tidak ada kabar.
Kemudian suatu malam Reno bermimpi buruk dan dia mengatakan bahwa dia mempunyai firasat buruk terhadap ayahnya.Apakah yang sebenarnya terjadi kepada ayah Reno yang sedang menjalankan tugas?
~Lonely Heart~
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Heart
RomanceReno. Dia pria yang tidak bisa keluar menatap Indahnya ciptaan Tuhan, lebih tepatnya dirinya trauma. Selama 13 tahun dia hanya memiliki pak Daniel dan Bu Asri. "Sejak melihatmu pertama kali, hatikupun bergetar" "Tidak. Bahkan sebelum aku melihatmu...