(Hari ke-3)
Pagi itu tepatnya pukul 05.00, Vanya bangun dan mandi. Selesai mandi ia membangunkan Jihan dan Naya. Tangannya memegang selimut salah satu teman sekamarnya yang belum ia kenal.
Suara Naya menghampiri "Hei, jangan dibangunkan"
Vanya menjauhkan tangannya dari selimut "Kenapa?"
"Mereka sepertinya tidak suka kita. Sejak hari pertama sorot mata mereka itu seperti mengatakan jangan sok dekat denganku. Kemudian mereka tidak pernah sekalipun menegur kita. Jadi kemungkinan mereka akan semakin benci kalau kita bangunkan. Iyakan Nay"
"Setuju babe" ucap Naya sambil mempersiapkan pakaian untuk mandi
Pukul 06.30 seluruh peserta disuruh berkumpul di ruang makan untuk segera memulai sarapan. Namun Vanya kehilangan kalung yang sangat berharga baginya. Ia minta tolong Jihan dan Naya mencarikannya juga. Lima menit kemudian, Naya menemukannya dan dengan buru-buru mereka segera berlari menuju ruang makan sehingga melupakan dua lainnya yang masih tertidur pulas.
Pukul 07.00 dua teman sekamar Vanya datang ke ruang makan.Erio menoleh ke mereka "Dari mana?"
Gadis yang tubuhnya pendek dan sedikit gemuk melirik sinis pada Vanya lalu kembali tersenyum kecil pada Erio "M..anu. ah, kami dari toilet kak. Maaf telat soalnya dia sakit perut dan saya tidak tega meninggalkannya sendirian" ucapnya
Seorang lagi dengan cepat mendukung argumen palsu itu "Betul kak"
"Huh.. kami baru saja selesai makan" gumam Erio
"Yang lainnya masih ada waktu 15 menit sebelum olimpiade. Gunakanlah waktu itu untuk menyegarkan pemahaman kalian." Timpal Erio
Setelah semua keluar dari ruang makan, Erio melanjutkan bicaranya kepada dua orang yang belum sarapan "Gunakan 15 menit itu untuk sarapan" ucapnya kemudian segera berlalu ke luar ruangan.
Olimpiadepun dimulai pada pukul 07.15 dan berakhir pukul 11.30. Seluruh peserta sedikit kaget dengan acara mendadak yang diumumkan Erio. Kata pria kekar itu acara dadakan ini disengaja untuk mengetahui kemampuan mereka tanpa persiapan. 30 menit habis selama Erio berbicara.
12.00 s/d 13.00, acara tunjuk bakat secara sukarela.
Dalam acara ini, banyak sekali yang menunjukkan bakat mereka. Namun Vanya tak berperan dalam acara yang satu ini.Pukul 13.00 s/d 13.30, makan siang
Pukul 13.30 s/d 14.00, istirahat
Pukul 14.00 s/d 17.00, game
Dalam hal ini seluruh peserta ikut bermain.
Permainan pertama adalah 'konsentrasi'. Erio dan tim akan menyebutkan kata 'MERAH' dan peserta harus menoleh ke kanan. Kata 'KUNING' maka menoleh ke kiri. Kata 'HIJAU' maka angkat kedua tangan. Sebagai percobaan, Erio meminta beberapa peserta untuk mempraktekkan dan salah satu peserta itu adalah Vanya. Erio duduk di sebelah kanan Vanya dan ikut mempraktekkan. Edo sebagai wakil Erio memberi kata-kata.Edo : Pertama 'HIJAU'
Maka relawan mengangkat kedua tangan.Edo : sekarang 'MERAH'
relawan menoleh ke kanan kecuali Vanya yang menoleh ke kiri. Karena posisi duduk relawan yang berdekatan, maka wajah Erio dan Vanya saling berhadapan dengan jarak yang begitu dekat. Erio menatap dalam mata gadis itu dan dengan cepat Vanya memutar arah tolehannya.Edo : wah, ayo dong fokus kamu (menunjuk Vanya). Sekarang 'KUNING'
relawan menatap ke kiri namun kali ini Erio yang malah menatap ke kanan dengan posisi wajah yang sepertinya terlalu di dekatkan ke Vanya hingga ujung hidung mereka hampir bersentuhan. Erio senyum manis pada Vanya dan meniup hidungnya. Kemudian semua relawan di persilahkan kembali ke tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Heart
RomanceReno. Dia pria yang tidak bisa keluar menatap Indahnya ciptaan Tuhan, lebih tepatnya dirinya trauma. Selama 13 tahun dia hanya memiliki pak Daniel dan Bu Asri. "Sejak melihatmu pertama kali, hatikupun bergetar" "Tidak. Bahkan sebelum aku melihatmu...