Keesokan hari di kediaman Reno."Vanya..!" Panggil Reno pelan membangunkan gadis yang masih tersihir oleh indahnya dunia mimpi.
"Vanya, bangunlah!" Seru Reno kembali
Vanya bergeliat kecil dan perlahan membukakan mata "Hmm.."
"Ayo kesekolah" ajak Reno
"Kenapa? Kamukan sudah tamat"
"Aku tidak akan ke sekolahku tapi ke sekolahmu"
"Kenapa?"
"Sudah, cepatlah"
•••
Di bawah terik matahari yang menyerang kian ganas, kedua pasang kaki melaju dengan serentak. Bayangan yang setia mengikut tercetak jelas akibat cerahnya sang penyinar.
"Mau jalan-jalan sebentar?" Tanya Reno
Vanya memutar bola mata ke arah Reno lalu segera menatap ke depan lagi "Tidak"
"Kenapa? Kamukan pulang lebih awal. Ini masih pukul 12.40"
"Panas" jawab Vanya dengan cepat dan cuek sambil terus berjalan berusaha jauh dari Reno
Reno berhenti. Dia menatap punggung Vanya yang kian menjauh hingga akhirnya tak terlihat setelah memasuki tikungan.
'Ada apa Vanya?' tanya Reno membatin.Hari telah sore. Cuaca yang tadi panas perlahan hilang dan berubah menjadi hujan deras. Vanya cemas karena Reno belum juga kembali ke rumah sejak siang tadi. Kekhawatiran itu mengantarkan kaki Vanya ke keberadaan Reno.
Reno sedang meneduh di salah satu halte dekat sekolah Vanya."Pulang, Reno!" Perintah Vanya
Reno memutar bola mata ke arah Vanya lalu segera menatap ke depan lagi "Tidak"
"Kenapa? Kamu belum pulang sejak tadi. Ini sudah pukul 20.00"
"Dingin" Ucap Reno cepat dan cuek
Entah mengapa Vanya merasa seperti deja vu.
Ia yakin pernah mengalami situasi seperti itu. Tiba-tiba ia mengingat kejadian tadi siang.(Flashback siang tadi)
Mau jalan-jalan sebentar?" Tanya Reno
Vanya memutar bola mata ke arah Reno lalu segera menatap ke depan lagi "Tidak"
"Kenapa? Kamukan pulang lebih awal. Ini masih pukul 12.40"
"Panas" jawab Vanya dengan cepat dan cuek sambil terus berjalan berusaha jauh dari Reno
(Kembali ke masa kini)
Vanya meletakkan payung dengan keadaan terbuka lalu duduk di samping Reno.
"Maaf" ucap Vanya"Maaf" ucap Reno mengikuti ucapan Vanya
"Aku serius Reno. Jangan ikuti omonganku."
"Sekarang ayo pulang" timpal Vanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Heart
RomantizmReno. Dia pria yang tidak bisa keluar menatap Indahnya ciptaan Tuhan, lebih tepatnya dirinya trauma. Selama 13 tahun dia hanya memiliki pak Daniel dan Bu Asri. "Sejak melihatmu pertama kali, hatikupun bergetar" "Tidak. Bahkan sebelum aku melihatmu...