17

46 8 0
                                    

Malam terasa pendek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam terasa pendek. Karena kasus Kinara semua orang merasa begitu lelah dan membutuhkan malam yang lebih panjang untuk beristirahat. Namun masih pukul 05.00 suara speaker sudah kembali berteriak membangunkan semuanya. Suara profesor terdengar lantang dari speaker yang dipasang di setiap pertengahan kamar putra, putri dan guru pendamping. Suara itu memerintah agar semua berkumpul di aula. Setelah semua berkumpul, profesor mengumumkan bahwa mereka akan melakukan senam dan lari pagi.

"Yah, ini sebenarnya ide saya secara tiba-tiba. Mengingat hari ini kalian akan pulang saya ingin memberikan kesan baik pada kalian" ucap Profesor

"Ada-ada saja dia" keluh simungil yang berdiri antara Alexa dan Vanya.

"Ah, nama kamu sebenarnya siapa ?" Tanya Vanya pada simungil

Mengernyitkan kening "kenapa, tidak suka memanggilku simungil?"

"Bukan. Aku suka kok. Hanya saja aku tetap ingin tahu namamu sebenarnya. Boleh ya" pinta Vanya sembari melempar senyum lebar dan menyipitkan mata yang agak bulat itu.

Alexa mendekati Vanya  "Namanya Abelona. Panggilannya Belo"

Vanya tersenyum kecil dan menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal.

"Tuh kan. Kamu juga seperti itu. Seaneh itu ya namaku?" Tanya simungil

"Tidak kok. Abelona itu menurutku nama yang unik. Tapi panggilan Belo itu sedikit aneh" ucap Vanya

"Trus gimana?"

"Emm.. gimana kalau aku panggil Lona saja. Setidaknya itu lebih baik dari pada Belo"

"Boleh deh" ucap simungil sedikit kecewa.

'Sebenarnya tidak terlalu aneh. Tapi Belo itukan nama anjing paman dikampung' batin Vanya geli namun berusaha menahan tawa.

Percakapan mereka terhenti ketika profesor memutar musik senam. Profesor berperan sebagai instruktur senam seorang diri. Setiap gerakan profesor malah mengundang tawa hingga senam pagi itu terasa seperti kopi di pagi hari. Menghangatkan suasana setelah yang terjadi semalam.

Kemudian pukul 05.30 mereka mulai lari di halaman sekitar gedung. Reno yang saat itu memang sengaja mencari Vanya akhirnya menemui gadis itu.

Reno menyenggol pelan Vanya "Lari bareng cowok tampan sepertinya lebih seru ketimbang sendirian" ucap Reno

"Apaan sih. Aku juga mau lari bareng teman sekamarku kok"

"Mana? Gak ada tuh"

"Nanti mereka juga nyusul aku. Tadi mereka berempat katanya ke toilet sebentar"

"Tetap saja lebih seru lari ditemani cowok cakep seperti aku"

"Percaya diri amat kamu"

"Hahahah.. emang ganteng kan"

Lonely Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang