25

8 1 0
                                    

Setibanya di Rumah, Vanya langsung bergegas ke kamarnya untuk bersiap-siap. Namun penampilannya tidak seantusias biasanya yang sanggup mengobrak-abrik lemari pakaiannya ketika ingin menemui Vian. Hal ini ia lakukan agar Reno tidak curiga. Setelah usai bersiap gadis itu menemui Reno yang terdiam di halaman rumah menatap indahnya langit saat itu.

"Reno" Panggil Vanya membuka percakapan

Reno yang menatap langit kemudian tertunduk tanpa menoleh ke arah Vanya dan hanya terdiam.

"Aku pergi dulu ya. Kalau kamu butuh sesuatu kamu langsung hubungi aku. Secepatnya aku akan menemuimu." Ucap Vanya kemudian pergi meninggalkan Reno dengan taxi online yang sudah ia pesan.

Di dalam taxi, Vanya menghubungi Vian "Halo, Kak"

"Yes, Baby?" Sahut Vian sembari menata meja yang sudah dihias begitu indah

"Kirimi aku alamatnya, Kak. Aku on the way"

Ketika sampai di alamat yang Vian kirim, Vanya tercengang melihat penampilan Vian yang begitu rapi menunggunya di pintu masuk. Senyum sumringah terus terpampang di bibir laki-laki itu sambil terus berjalan ke arah Vanya. Diulurkannya tangan kanannya ke arah Vanya sementara tangan satunya disembunyikan di belakangnya sambil berkata,

"Welcome, my Dear"

Ketika Vanya menggapai tangan Vian yang diulurkan, dari tangan lainnya laki-laki itu memberikan setangkai mawar yang begitu segar dan harum. Vanya benar-benar masih terpaku tanpa sepenggal katapun. Mereka berjalan ke arah meja yang sudah dipesan oleh Vian dan lagi-lagi Vanya terkesima dengan pemandangan indah yang ada di depan matanya.

Vian menarik lembut kursi dan mempersilahkan gadisnya untuk duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vian menarik lembut kursi dan mempersilahkan gadisnya untuk duduk. Setelah Vanya duduk, Vian langsung mengambil buket bunga yang begitu cantik dan memberikannya kepada Vanya. Perempuan itu tak mengeluarkan sepatah katapun. Ia hanya menerima semua perlakuan Vian sambil terheran-heran. Setelah Vian duduk di kursinya barulah Vanya mengeluarkan suara.

"Kak, ini semua sangat indah. Aku suka dan menghargainya. Tapi semua ini apa tidak terlalu berlebihan?" Tanya Vanya yang masih terheran

Vian tersenyum dan berkata "Perlakuan indah untuk perempuan yang baik. Ini semua tidak berlebihan, Sayang. Kamu pantas diperlakukan spesial karena kamu spesial untukku."

"Tapi ini bukan ulang tahun aku dan juga bukan anniversary kita" Balas Vanya

Vian meraih tangan Vanya yang terletak di atas meja kemudian berkata "Sayang, aku ingin menciptakan moment denganmu bukan merayakan moment"

"Apa kamu keberatan atau merasa tidak suka dengan ini?" tambah Vian

Vanya menjawab "Bukan begitu, Kak. Aku sama sekali tidak keberatan dan aku sangat menyukainya. Hanya saja aku merasa tidak enak hati datang dengan penampilan seperti ini dan juga Kakak pasti mengeluarkan banyak uang untuk hal semacam ini."

"Jangan membahas soal uang denganku, Sayang. Aku melakukan ini tidak untuk perhitungan tapi untuk menyenangkan hatiku dan hatimu. Dan baguslah kamu juga senang itu sangat cukup untukku." Balas Vian.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

S

ementara di rumah kediaman pak Daniel ada Reno yang termenung dan selalu kepikiran tentang sikap Vanya yang belakangan ini sedikit aneh. Ia akhirnya memutuskan untuk menghubungi Divan.
Alih-alih menanyakan keadaan ibu Divan sebenarnya Reno hanya ingin mengetahui apakah Vanya benar-benar pergi ke cafe milik Divan seperti kata gadis itu sebelum pergi meninggalkan Reno dengan kegelisahan yang tak kunjung pergi.
Di cafe, Ponsel Divan berdering dan kemudian ia mengangkat agak lama dengan celoteh mengejek terlebih dahulu "Ngapain sih nih cowok kaku nelpon gue? Tumben amat. Gue tebak pasti Vanya pergi keluar bareng Vian dan ngakunya ke cafe gue trus nih cowok tukang marah mau mastiin ke gue" Begitulah celoteh Divan kemudian akhirnya menjawab panggilan Reno.

"Ya. Kenapa lu tumben-tumbenan nelpon gue?" Tanya Divan dengan nada yang sengaja ditinggikan

Reno sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga karena suara Divan yang memekakkan "Bagaimana keadaan ibu kamu? Apa sudah membaik" Tanya Reno

"Eh lu nanya atau ngedoain? Ibu gue dari kemarin-kemarin sampe sekarang juga baik-baik aja. Lu basa basinya basi banget tau ga sampe hidung gue sakit karna bau basinya nusuk hidung banget." Ucap Divan kemudian terdiam sesaat. Begitu juga Reno tak membalas perkataan Divan.

"Lu mau nanya apa sebenarnya? Vanya ninggalin lu di rumah?" Sambung Divan

"Ya, Vanya di mana dan sedang apa?" tanya Reno

Divan senyum sembari berkata dalam hati 'Tebakan gue betulkan' kemudian menjawab pertanyaan Reno "Vanya lagi di cafe gue. Tadi gue minta tolong ngerjain tugas sekolah gue."

Tanpa berkata apapun lagi Reno langsung mematikan panggilannya dan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri mengapa gadis yang ia kenal jujur kini berbohong padanya.

👣👣👣👣👣👣👣👣👣👣👣

Hellow everyone,
Part 26 segini dulu yaww;)

Kalian bisa kali tinggalin jejak di tulisanku yang masih amatir ini dengan kasih vote and komen juga biar aku tambah semangat😊

Dan kalian bisa temenan sama aku juga di Instagram aku @rowsma_

See you'll 🌈🌻

On IG: @rowsma_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

On IG: @rowsma_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lonely Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang