26: Teror

602 33 0
                                    

Jangan terlalu memikirkan mereka yang membencimu,
Tapi cobalah bahagia dengan mereka yang menyayangimu.

..One Day With You..

"Rafa, lo kemana aja jam segini baru pulang?" Ucap Rey, kakak Rafa

"Gue abis pergi ama temen kak" Jawabnya

"Pulang sama temen apa TEMEN?" Ucap Rey dengan menekan kata TEMEN.

"Apaan siih lo?" Ucap Rafa yang tersinggung dengan ucapan kakaknya.

"Yaudah lah kak, lagian Rafa cowok udah gede juga. Jadi biarin dia nikmati masa mudanya." Ucap Tama,papa Rafa

"Kayak papa kalian waktu muda suka keliaran. Hahahah" Ucap Tata,mama Rafa dengan tertawa.

"Dulu papa suka pulang malem, yang penting bisa jaga diri" Ucap Tama. "Papa dulu juga populer di sekolah, termasuk mama kalian ini juga naksir papa." Ucapnya lagi dengan terkekeh yang kemudian di cubit oleh Tata

"Bukan mama yang naksir papa duluan, tapi papa yang ngejar ngejar mama" Ucap Tata

"Hahhahaha.. Iya dehh, papa ngaku. Papa dulu di sukai banyak orang. Cuma mama yang nggak suka papa akhirnya papa penasaran sama mama dan akhirnya jadilah kalian berdua . Hahahahah" Ucap Tama

"Rey ngantuk, Ke kamar duluan ya" Ucap Reyhan yang sudah tau arah pembicaraan papa dan mamanya.

"Rafa juga ke kamar dulu. Silahkan mama papa bernostalgia waktu muda." Ucap Rafa kemudian pergi ke kamarnya

"Loh, kita kan belum selesai cerita" Ucap Tama

"Yaudah yuk pa, lanjutin nostalgia lagi"Ucap Tata

"Ayok, ke kamar yuk" Ucap Tama

Kemudian Tata dan Tama ke kamarnya dan bernostalgia disana.

Rafa selesai mandi, ia mengenakan baju santainya dan berjalan menuju balkon kamarnya.

"Sorry Key, gue nggak tau kenapa gue ingin bersama Siska" Ucapnya

"Gue nggak tau kenapa akhir akhir ini gue sering mikirin lo, tapi gue seneng jika ketemu Siska."

"Gue masih suka Siska,"

"Tapi gue sayang lo Key"

"Haaahhh. Mungkin gue cuma sayang bukan cinta sama Keyra."
Ucapnya kemudian kembali ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya untuk tidur.

..One Day With You..

Jam menunjukkan pukul 00.45 Keyra menggigil karna tubuhnya merasa sakit. Ia menggunakan selimut tebal, namun  tetap saja ia merasa kedinginan.

"Dingin," Ucapnya dengan tubuh menggigil.

Drrtt Drt Drtt

Keyra membuka ponselnya dan membuka pesan tersebut.

+628******
MATI

+628******
GUE BENCI LO

Ia sedikit takut karna teror yang ia dapat, ia ingin menelfon Astrid dan Sandra. Namun ketika ia mencoba menelfon , tak ada yang mengangkat.

"Mungkin mereka udah tidur,tapi Key bener bener takut" Ucapnya dalam hati

"Kak. Keyra takut" Ucapnya kemudian menangis.

"Aduh, Key pusing." Ucapnya sambil memegang kepalanya

"Mimisan?" Ucapnya lagi kemudian ia berjalan menuju toilet dan membersihkan darah di hidungnya

"Sakiitt.. Aduuhh." Ucapnya sambil memegangi kepalanya dan berjalan menuju tempat tidurnya. Ia mengambil gelas di meja dan ternyata kosong. Ia pun turun ke bawah untuk mengambil air minum untuk meminum obatnya.

Keyra berjalan pelan menuruni tangga. Ia berjalan masih dengan memegangi kepalanya.

Ia menyalakan lampu di dapurnya. Ia segera mengambil air minum dan meminum obatnya.

Drtt Drrttt Drtttt

Kau mengajarkanku
Mengenal cinta
Menguatkan aku terus melangkah
Tak ingin kau tersakiti
Coba tuk selalu ada
Tetap bertahan tetap menjagamu

Ponsel Key berdering menandakan ada telfon. Ia pun segera melihat siapa yang menelfonnya. Ia sedikit kaget, karna yang menelfon adalah orang yang menerornya.

"Halo?" Ucap Keyra dengan sedikit ragu dan takut

" Lo harus M.A.T.I" Ucap Seseorang yang menerornya. Keyra tak mengenali suara itu.

"Siapa kamu? Kenapa berkata seperti itu?" Ucap Key dengan menahan air matanya

"Gue orang yang ingin lo M.A.T.I"  Ucapnya dengan menekan kata mati

"Saya nggak kenal siapa kamu,jadi jangan ganggu saya" Ucap Keyra yang tak dapat menahan tangisnya

"Gue ingin lo M.A.T.I" UcapNya yang membuat Keyra semakin menangis dan mematikan sambungan telefon nya.

"Key takut," Ucapnya dengan memeluk tubuhnya sendiri.

Ia kemudian berjalan menuju kamarnya dan duduk di kasurnya.

"Kak, Key takut" Ucapnya dengan menangis

"Key takuuttt Kak," Ucapnya dengan berteriak.

"Kenapa kakak nggak angkat telfon Key, kenapa kakak nggak balas pesan Key?" Ucap Key semakin menangis. Ia melihat pisau yang berada di meja kamarnya. Ia mengambil pisau itu dan kemudian menyayat bagian tangannya.

"Key takuuttt.." Ucap nya masih dengan menyayat tangannya

Kemudian Keyra membersihkan darah yang mengalir dari tangannya dan merebahkan tubuhnya di kasur empuknya.

"Key rela nggak di anggep mama papa, tapi jangan kakak. Kakak yang selalu ada buat Key. Key nggak mau kehilangan kakak." Ucapnya kemudian tertidur.

..One Day With You..

One Day With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang