03

7.5K 866 28
                                    

Taehyung masih membawa kandang Yeontan meskipun memasuki rumah sakit. Iya, tau kok binatang dilarang masuk. Tapi Taehyung takut Yeontan kenapa kenapa

Dia duduk disebelah kakaknya yang terlihat sangat frustasi melihat anak kecil tadi, dia menepuk bahunya pelan.

"Hyung. Dia bukan Kim Sejeong"

Tanpa sadar, kalimat sederhana itu menampar Namjoon telak. Iya, dia bukan Kim Sejeong. Bukan adiknya

Namjoon menghela nafas panjang. Menatap Taehyung lurus.

"Terima kasih"

Taehyung mengangguk. Tak tau bahwa selama ini kakaknya masih menyimpan beban seorang diri karena Kim Sejeong.

"Keluarga dari pasien yang baru masuk, diduga tabrak lari?"

Namjoon berdiri. Matanya melebar, menatap dokter di hadapannya

"Bukan, tapi saya membawanya kemari karena tidak ada yang menolongnya"

"Ya, dia tidak apa apa. Mungkin sedikit terkena ban mobil, dan tidak sadarkan diri karena shock. Dan sudah dipindahkan keruang perawatan"

Namjoon mengangguk. Matanya masih terfokus pada bibir tebal dihadapannya.

Bagaimana rasanya saat bibir itu ku- Cukup.

Namjoon segera mempertahankan kewarasan otaknya dari imajinasi liar, dokter dengan nametag....

Kim Seokjin.

"Lalu... Apa kalian tidak tau, dirumah sakit dilarang membawa hewan peliharaan"

Ucapnya melirik Taehyung yang memeluk kandang Yeontan

"Tau, tapi anak anjing milik adikku sakit. Dan tidak ada dokter hewan yang buka"

Seokjin sedikit terhenyak.

"Bagaimana... Bagaimana kalau aku yang mengobati nya? "

Taehyung segera berdiri, sebelum Namjoon menjawab

"Iya hyung. Tolong. Yeontan ku, mungkin sedang kesakitan"

Seokjin segera membawa Taehyung pergi, meninggalkan Namjoon yang terduduk dikursi besi- tempat menunggu pasien

Hingga dia memberanikan diri masuk, keruang perawatan tersebut.

Tangannya berkeringat dingin, kilasan masa lalunya seperti mengingatkan bahwa dia pernah berbuat kesalahan. Yang tidak akan maafkan oleh dirinya sendiri

Namjoon menatap gadis kecil yang diselamatkannya tadi.

Pakaiannya bagus. Gaun berwarna merah muda dengan jaket berwarna coklat, boots serupa, dan juga tas selempang kecil

Namjoon segera mengecek tas tersebut, yang -syukurlah- ada handphone berisi nomor ibu dari si anak.

Namjoon menekan ikon dial. Setelah beberapa kali nada sambung, panggilannya terhubung

"Halo?"

"Halo, selamat siang. Saya Kim Namjoon mau memberitahukan, bahwa putri anda sekarang tengah dirawat dirumah sakit Bangtan. Diduga menjadi korban tabrak lari"

"A-apa?!"

"Ruangannya bernomor 212"

"B-baiklah! Aku kesana. Terimakasih Namjoon-ssi"

Pip!

Namjoon menghela nafas. Mengusap jari kecil gadis di depannya

Apakah dia sudah melakukan hal yang benar? Apa dia terlalu to the point saat tadi menelfon? Apa-

"Kim Namjoon-ssi"

Namjoon menoleh, disana terlihat dokter Seokjin dengan Taehyung yang mengekorinya. Wajahnya sudah lebih cerah dari tadi

"Ya? Aku tadi menghubungi ibu dari gadis ini"

Seokjin mengangguk.

"Bagaimana jika kita makan dulu? Eh, Taehyung-ah kau bisa meletakkan anjingmu di mobil dulu kan? Lalu kita kekafetaria"

Namjoon tidak lapar sebetulnya. Jadwal makannya juga tidak teratur, jadi dia sudah terbiasa

"A-"

"Seokjin Hyung! Jangan biarkan Namjoon hyung kabur! Dia biasanya menolak makan" teriak Taehyung sambil berlari

Sepertinya lupa bahwa sedang di rumah sakit.

"Oh? Begitu Namjoon-ssi? Baiklah, ayo ikut aku. Kita makan"

Seokjin menarik lengan Namjoon erat, sepertinya takut Namjoon kabur. Seperti yang dikatakan Taehyung

Seokjin mendudukkan Namjoon disalah satu kursi dekat taman rumah sakit, iya. Didudukkan paksa, padahal Namjoon tidak berencana kabur.

Bahkan Seokjin menatapnya dengan tatapan -awas-kalau-kau-kabur- disaat memesan makanan.

Kekanakan sekali.


















**
Kekanakan sekali. V:

Producer Kim •Namjin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang