Seokjin menyesap cappucino miliknya dengan tenang, namun tangan kirinya tanpa sadar meremat bahu kanannya. Dia berada disebuah cafe, menunggu salah satu temannya yang kebetulan hari ini memang sedang tidak ada jadwal. Berbeda dengan dirinya yang memang dengan sengaja memilih waktu makan siangnya.
"Seokjin, sudah lama?" sapa seorang lelaki tinggi seraya tersenyum
Seokjin berdiri, tersenyum seraya mempersilahkan temannya untuk duduk.
"Bagaimana kabarmu Hwang?"
"Baik dokter muda Kim Seokjin, jadi ada apa menghubungiku tiba-tiba? Bahkan kau sengaja meluangkan jam makan siangmu"
Seokjin menatap lelaki dihadapannya, tanpa sadar kembali merunduk dan menatap cangkir cappucino nya seraya menggit bibir bawah. Jelas sekali dirinya sedang gelisah
"Seokjin?"
"Maaf aku hanya ingin bertanya hal biasa" Seokjin menghela nafas seraya menatap lelaki dihadapannya serius
"Biar aku jelaskan terlebih dahulu"
"Jadi begitu" tutup Seokjin
Minhyun mengusap dagunya seraya menerawang dengan sebelah tangannya memegang float miliknya.
"Ini masih dugaan, tapi dari ceritamu sepertinya si Namjoon ini terkena amnesia psikogenik"
Deg.
"A-apa? Pasti ini hanya karena aku terlalu berfikir berlebihan ya? Pasti sebenarnya dia tidak apa-apa hanya saja aku terlalu cemas dan melebih-lebihkan saat bercerita kepadamu, iya kan? Minhyun? Pasti begitu" Seokjin tertawa perlahan setelahnya, lalu menyesap gelasnya yang telah kosong
"Ck, kenapa tiba-tiba sudah habis"
"Jangan panik Kim, kau ingin dijelaskan tidak kenapa aku menduga demikian?"
Dengan lesu Seokjin mengangguk. Matanya menatap jas putihnya yang masih tergantung pada kursi kosong disampingnya.
"Dalam tipe amnesia psikogenik, individu tidak dapat mengingat aspek khusus dari sejarah kehidupan personal mereka atau fakta penting mengenai identitas mereka. Tetapi pola kebiasaan dasar mereka―seperti kemampuan membaca, berbicara, menampilkan pekerjaan berketerampilan, dan lainnya―masih utuh, dan mereka terlihat normal terlepas dari deficit memori. Jadi hanya beberapa bagian memori yang terpengaruhi, tipe dari memori psikolog mengarahkan pada episodic (menyinggung kejadian pengalaman) atau memori autobiografi."
"Lalu.... apakah berbahaya?"
Minhyun mendecak melihat raut wajah Seeokjin yang nelangsa, sebenarnya kasihan juga namun Seokjin sendiri juga dokter muda yang berbakat dan cerdas. Jadi dimanakah kepintaran lelaki itu sekarang?!
"Aku mengingat 3 pandangan, aku harap kau jangan terlalu panik dan berfikir lah dengan jernih Kim Seokjin, itupun kalau kau masih ingin mendengarkan"
Tanpa sadar Seokjin mengangguk kuat -kuat.
"Pertama, Pandangan Psikodinamika. Amnesia disosiatif dapat menjadi suatu fungsi adaptif dengan cara memutus atau mengisosiasi alam sadar seseorang dari kesadaran akan pengalaman yang traumatis. Gangguan disosiatif melibatkan pengguna represi secara besar - besaran yang menghasilkan terpisahnya impuls yang tidak dapat diterima dan ingatan yang menyakitkan dari ingatan seseorang. Dalam amnesia dan fugue disosiatif, ego melindungi dirinya sendiri dari kebanjiran kecemasan dengan mengeluarkan ingatan yang menggangu atau dengan mendisosiasi impuls menakutkan yang bersifat seksual atau agresif.
Yang kedua, Pandangan Kognitif dan Budaya. Teoritikus belajar dan kognitif memandang disosiasi sebagai suatu respons yang dipelajari, meliputi proses tidak berpikir tentang tindakan atau pikiran yang menggangu dalam rangka menghindari rasa bersalah dan malu yang di timbulkan pleh pengalaman. Kebiasaan tidak berpikir tentang masalah- masalah tersebut secara negatif dikuatkan dengan adanya perasaan terbebas dari kecemasan atau dengan memindahkan perasaan bersalah atau malu.
Ketiga, Perspektif Biopsikososial
Gangguan-gangguan yang melibatkan disosiasi dianggap sebagai neurosis daripada psikosis. Orang dengan gangguan ini mengalami konflik atau trauma selama hidup mereka dan keadaan-keadaan tersebut menciptakan reaksi emosi yang sangat kuat, sehungga mereka tidak dapat mengintegrasikannya kedalam memory, kepribadian dan konsep diri. Symptom-simptom somatic dan disosiaai ada bukan kehilangan kontak dengan realitas, tetapi perpindahan emosi-emosi ini menjadi kondisi yang kurang menyakitkan untuk diketahui daripada konflik asli atau trauma. Namjoon ini trauma dan takut disalahkan karena adiknya bukan? Kemungkinan karena itu otaknya menutup akses agar tidak dapat mengingat kejadian tersebut. Err... bukan menutup akses, buktinya lama-kelamaan saat bersamamu dia bisa ingat""Jadi harus bagaimana?"
"Ini sudah baik, Namjoon bahkan sudah tenang dan sudah tau faktor penyebab dirinya trauma. Jadi aku harap kau menemaninya jika dia sedang ingat dan ketakutan, kau harus membuatnya berdamai dengan masa lalu.... mungkin jika seperti ini sama saja dengan terapi"
"Minhyun... kau ingin sesuatu? Akan aku belikan"
Minhyun menahan Seokjin yang sudah mengeluarkan dompetnya dan akan beranjak, lelaki itu menahan Seokjin. Lalu mengusap bahu lebarnya, "Jangan repot-repot. Kau selalu ada jika aku sedang kebingungan, jadi ini timbal balik yang sama sekali tidak berat ataupun merepotkan. Jadi aku harap kau lebih tenang dan sering bersamanya, oke? Aku pulang dulu. Ibuku cerewet sekali menyuruhku menikah"
Seokjin mengambil jas putihnya seraya tertawa, merasa lebih relaks dari sebelumnya.
"Memang sudah seharusnya kau segera menikah"
Minhyun mencibir "Iya-iya, kau sudah ada calon. Jangan sombong"
Lalu keduanya tertawa seraya keluar dari cafe.
**
CMIIW guys, aku juga masih belajar :)Sc. https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/yulyanikurniati/amnesia-disosiatif-amnesia-psikogenikbukan-amnesia-biasa_552a788f6ea834127f552d32
KAMU SEDANG MEMBACA
Producer Kim •Namjin [END]
FanfictionCover by @sugardione Berawal dari anak anjing Taehyung yang sakit, keduanya jadi cukup sering bertemu tanpa alasan yang jelas. Terlalu kebetulan untuk disebut kebetulan. 'Beban' yang diam diam ditanggung Namjoon.... akankah kali ini bisa lepas? Cas...