Ini sudah hampir larut malam, namun Kim Seokjin masih berada di rumah sakit tempatnya bertugas. Baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai dokter, harusnya dia sudah pulang tadi namun karena rekannya hari itu sedang ada kepentingan mendesak jadilah dirinya yang menggantikan tugas.
Seokjin melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, bibirnya menyesap kopi kalengan.
Lelaki itu merapikan jas putihnya lalu memasukkannya ke dalam tas, menyapa beberapa orang yang masih bertugas seraya berjalan keluar gedung rumah sakit. Setelah kopinya habis, Seokjin membuka aplikasi taksi online
Dalam hati berdoa semoga ada driver yang dekat dengan lokasinya. Dia hanya sedang malas naik bus malam ini, saat jarinya hampir menyentuh ikon pesan pada layanan taksi online tiba tiba layar ponsel Seokjin berubah tampilan.
Namjoon is calling....
Seokjin mengernyit, namun mengangkat panggilan tersebut
"Halo?"
"Eh.. hai hyung. Sudah pulang? Sedang apa?"
Seokjin mengernyit pelan, menjauhkan layar ponselnya dan melihat apakah benar yang sedang menelepon ini Namjoon. Karena suara Namjoon yang berat namun malu malu itu... bagaimana ya, begitu lah. Pokoknya membuat Seokjin mengernyit
"Ini masih dirumah sakit, ada apa Namjoon-ah?"
"Eh? Aku jemput ya hyung, kebetulan belum makan malam hehe"
"Oke, jangan lama lama ya"
"Siap, hati hati hyung"
"Aku yang harusnya bilang demikian" ujar Seokjin seraya terkekeh.
"Hyung kan cantik.. hati hati diculik hehe. Bye"
Seokjin menatap layar ponselnya yang telah menghitam, bibirnya tanpa sadar tersenyum cerah. Lelaki itu memutuskan menunggu di pos satpam seraya memainkan game yang sempat dia install beberapa hari yang lalu. Matanya fokus kepada layar hingga tanpa sadar ada sebuah kendaraan yang mendekat
"Seokjin hyung?"
Seokjin mendongakkan kepalanya, lalu mengerjap.
"Kau sejak kapan bisa naik motor?"
Namjoon meringis pelan, menyerahkan helm kepada Seokjin seraya memberi isyarat agar lelaki itu segera naik ke boncengan belakangnya. Seokjin tak banyak bicara dan menurut
"Kita mau kemana?"
Namjoon mengatur kaca spion kirinya agar dapat melihat wajah dibelakangnya, lelaki itu tersenyum seraya membuka kaca helmnya
"KFC saja ya? Didekat sini ada kan hyung?"
"Kenapa tidak ke apartemen ku lalu kita masak saja? Terlalu sering makan diluar tidak sehat Namjoon"
"Hehehe, iya hyung tau. Tapi sedang ingin, kalau hyung memasak malam malam begini pasti jadinya lama dan hyung juga baru pulang kerja, lelah kan pasti. Jadi makan diluar saja ya hyung"
Seokjin menatap lelaki yang lebih muda, lalu menghela nafas saat kalimat Namjoon terlihat tulus soal dirinya yang berfikir Seokjin lelah.
Baiklah.
"Oke, tapi lain kali kita harus makan 3 kali sehari dengan masakan rumah suatu hari nanti"
Tanpa sadar Namjoon menatap spion seraya berbinar.
"Hyung ini pasti kode agar aku cepat melamar ya?"
Decakan kesal terdengar dari arah belakang, dan Namjoon tertawa keras saat merasakan pukulan pada punggungnya serta cubitan kecil namun berkali kali yang diprakarsai oleh Kim Seokjin.
Keduanya turun.
Memesan makanan dan makan dalam hening, hingga Seokjin memutuskan memecahkan keheningan terlebih dahulu
"Namjoon... maaf aku ingin bertanya sesuatu yang sedikit sensitif, mungkin"
Namjoon yang asyik memisahkan kulit ayamnya mendongak, lalu menaikkan sebelah alisnya seakan bertanya.
"Hmm begini, soal adik mu... kau merasa bersalah kan? Dan kau.. takut disalahkan juga, benar?"
Yang ditanya masih menatap Seokjin namun tangannya berhenti, dan memilih meletakkan ayamnya. Menyimak kemana arah pembicaraan Seokjin
"Nah, aku... kepikiran. Jadi aku bertanya pada salah seorang rekan, dan... Namjoon, kemungkinan kau mengalami amnesia psikogenik. Yah... tidak apa, karena sekarang kau pun sudah mengingatnya jadi menurutnya ini hal yang bagus"
"Hyung... kenapa?"
"Maaf. Aku hanya tidak bisa menahan diri, aku takut hal yang kau alami itu berbahaya"
Namjoon menghela nafas, lalu tersenyum manis.
"Hyung mau kulit ayam? Ini silahkan. Oh iya, terimakasih hyung sudah sangat peduli. Ibuku dan Taehyung kurang mengerti soal seperti ini, selain itu yang mereka tau aku baik-baik saja jadi... Yah, aku pun harus terlihat demikian. Dan, god. Terimakasih hyung, aku tidak marah karena hyung menceritakan masa lalu ku pada orang lain, karena itu tandanya hyung peduli bukan? Karena hyung khawatir tentang aku"
"Jadi tidak apa apa hyung, aku malah berterimakasih karena hyung benar-benar peduli" lanjut Namjoon seraya tersenyum senang dan menyuapkan ayam pada mulutnya
"Yah... kau bilang kita pacaran bukan? Jadi, menurut ku wajar kalau aku peduli. Dan aku tidak mau kulit ayam, kalau semasa hidup si ayam dia sering di suntik cairan itu akan mengendap dikulitnya. Jadi buat kau saja"
"Hah?! Hyung tidak suka kulit ayam? Padahal Taehyung selalu merengek padaku agar kulit ayam milikku boleh dia ambil"
Seokjin tertawa pelan.
"Tapi serius hyung, terimakasih
Sepertinya hyung benar-benar tepat untukku"**
Cringe asdajakskap
KAMU SEDANG MEMBACA
Producer Kim •Namjin [END]
FanfictionCover by @sugardione Berawal dari anak anjing Taehyung yang sakit, keduanya jadi cukup sering bertemu tanpa alasan yang jelas. Terlalu kebetulan untuk disebut kebetulan. 'Beban' yang diam diam ditanggung Namjoon.... akankah kali ini bisa lepas? Cas...