Setelah pengakuan tidak terduga dari Namjoon, tanpa mengatakan apapun Seokjin bangkit dari atas lelaki itu dan mulai memasakkan ramen untuknya.
Membuat Namjoon tidak mengerti. Dari artikel yang dia baca, seharusnya Seokjin senang saat Namjoon mengakuinya dan mau bertanggung jawab atas perasaannya dengan menjalin suatu hubungan. Lelaki itu juga mengingat nyamannya interaksi antara Yoongi dengan Jimin, yang diam-diam membuatnya juga ingin merasakan hal sama.
Dan masalahnya, di kepalanya hanya ada Seokjin yang ingin dia buat nyaman. Yang ingin dia buat menerima kehadirannya, bukan sebagai orang asing namun sebagai Kim Namjoon.
Namjoon melirik Seokjin yang sudah kembali dengan mangkuk mengepul berisi ramen miliknya. Lelaki itu menyerahkannya pada Namjoon, lalu memindahkan channel yang menayangkan film komedi
Keduanya makan dalam hening. Hanya ada suara televisi, suara kuah yang masuk ke dalam mulut beserta mienya, juga hela nafas keduanya.
Tiba tiba Seokjin menatap mangkuk Namjoon dan menyendok kuah milik lelaki itu, menyeruputnya lalu bergumam 'hmmm' pelan.
Namjoon gatal ingin bertanya sebenarnya, kenapa Seokjin santai sekali seakan tidak terjadi apa apa? Apa Seokjin tidak mendengar pernyataannya tadi? Tunggu, apa saat dirinya mencium Seokjin juga hanya halusinasi?
Tapi rasanya bibir penuh itu masih bisa dia ingat. Jadi mana yang benar? Sebenarnya Namjoon berhalusinasi atau tidak? Atau inikah efek menjadi orang terlau pintar dengan daya imajinasi yang kuat? Oke. Namjoon semakin bingung dengan pertanyaan yang berseliweran di otaknya
"Hyung" panggil Namjoon pada akhirnya
Seokjin masih menatap layar televisi yang menayangkan iklan susu penumbuh tinggi, namun lelaki itu merespon dengan gumaman pelan.
"Hyung... marah?"
Pertanyaan nekat seorang Kim Namjoon.
"Marah kenapa?" Masih sesantai nada bicaranya biasanya, jadi mari kita coret kata marah dari nama Kim Seokjin
"Hyung sedari tadi diam"
Seokjin mendesah pelan "Aku bingung" ujarnya serius "Kenapa ramen milikmu rasanya lebih enak dari punyaku? Padahal variannya sama! Aku beli satu kardus dengan varian sama, Tapi bagaimana bisa rasanya beda?"
Namjoon melongo.
"Aku bingung. Aku benar-benar bingung Kim Namjoon. Pernah tidak kau akan naik komedi putar tapi malah roller coaster? Belum? Aku juga belum. Tapi aku bingung, bahkan jika kembali dipikir aku bingung kenapa aku kebingungan. Dan sekarang pasti aku juga membuatmu bingung dengan kalimatku yang membingungkan" ujar lelaki itu panjang
"Hyung... Hyung salah menonton televisi? Hyung ada masalah apa? Hyung bisa cerita"
Lagi lagi Seokjin mendesah lelah, "Sudah ku duga. Bahkan produser jenius sepertimu juga bingung dengan kalimat berbelit seperti tadi. Intinya begini, dari semua kebingungan kemungkinan akar dari kebingungan tersebut adalah pernyataan milikmu serta pertanyaan setelahnya. Aku harus bagaimana?"
Saat ingin menjawab Seokjin mendahului, "Kalimat 'kenapa harus aku' masih berputar di kepalaku, dan aku yakin jika tidak menyelesaikannya sekarang aku tidak akan bisa tidur nanti. Jadi kenapa Namjoon? Kenapa aku?"
Baik. Raut kebingungan dengan mata melebar menutut jawaban milik Seokjin mungkin akan menjadi salah satu yang dihindari Kim Namjoon setelah ini, karena nyatanya keduanya memiliki magis yang sangat kuat untuk tubuh Namjoon. Membuat lelaki itu ingin menyebutkan ribuan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya agar Seokjin puas
Tarik nafas Namjoon, tenang.
"Hyung tau, aku punya ribuan jawaban untuk pertanyaan yang mungkin belum bisa dijawab orang lain dan ribuan pertanyaan terhadap hal lain juga. Dan pertanyaan 'kenapa harus aku' yang baru hyung sebutkan termasuk kategori kedua, aku sendiri tidak tau dan masih ingin mengerti kenapa hyung yang aku pilih."
Namjoon melirik sekilas lelaki yang masih setia mendengarkan penjelasan panjangnya.
"Aku merasa cocok dengan hyung, aku ingin melindungi, ingin memiliki, ingin jadi orang pertama yang diingat saat bangun pagi dan malam sebelum tidur, aku ingin tau lebih banyak dan lebih lagi soal kehidupan hyung, dan masih banyak hal lain jika hyung meminta alasan lebih lagi. Tapi aku harap hyung mengerti, aku tidak terlau pintar dalam hal-hal seperti ini. Maaf."
"Jadi..." Namjoon menatap tepat lelaki disampingnya yang duduk dengan tegak sekarang
"Stop. Cukup. Berhenti sampai disitu Kim Namjoon." Seokjin menggelengkan kepalanya pelan, masih berusaha mencerna kalimat yang terlontar dari Namjoon
"Oke. Aku terima" ujarnya kemudian
**
Hmmmm
KAMU SEDANG MEMBACA
Producer Kim •Namjin [END]
FanfictionCover by @sugardione Berawal dari anak anjing Taehyung yang sakit, keduanya jadi cukup sering bertemu tanpa alasan yang jelas. Terlalu kebetulan untuk disebut kebetulan. 'Beban' yang diam diam ditanggung Namjoon.... akankah kali ini bisa lepas? Cas...