Di pagi hari berikutnya Namjoon bangkit dari tidurnya, dirinya merasakan ada sesuatu yang mendusel pada dadanya. Meringkuk sambil mendekat hingga benar benar tiada jarak diantara keduanya.
Namjoon tentu saja terbangun, tetapi saat melihat Seokjin yang tertidur sangat pulas dengan wajah begitu damai dia mengurungkan niatnya yang ingin beranjak dari ranjang. Namjoon melirik ke arah jam digital diatas meja, masih pukul 6. Jadi dia masih mempunyai waktu menikmati pemandangan lelaki dihadapannya
Seperti sudah menikah.
Namjoon menggeleng pelan saat suara batinnya menyeruak begitu keras, diam diam menahan kekehan geli juga. Padahal masih kemarin mereka resmi, tetapi kadar sukanya kepada Seokjin seperti meningkat tiap menitnya
Setelah puas memandangi Seokjin yang kelopak matanya mulai berkedut, Namjoon memutuskan untuk memejamkan matanya lagi. Dia masih ingat saat Seokjin menendangnya saat itu, jadi apa yang akan terjadi kalau Seokjin tau dirinya memandangi lelaki itu dalam tidurnya? Apalagi dengan jarak sedekat ini.
Namjoon merasakan bibirnya hampir saja tersenyum saat Seokjin dengan hati-hati turun dari ranjang, lelaki itu mengusap rambut Namjoon sekilas lalu beranjak. Meninggalkan seorang Kim Namjoon yang tersenyum bodoh sambil memandangi pintu, tangannya reflek mengusap bekas usapan Seokjin di kepalanya
Bucin.
Setelah 5 menit Namjoon memutuskan ikut beranjak, tentu saja memberi jarak 5 menit tadi agar Seokjin tidak curiga.
Namjoon mencium aroma harum dari arah luar, dengan segera lelaki itu menemukan sumbernya. Kim Seokjin dengan apronnya yang sibuk menambahkan beberapa bumbu yang tidak Namjoon mengerti, menambah kadar kemanisan lelaki itu bertambah ribuan persen
Namjoon duduk dengan patuh sebelum diberi perintah oleh Seokjin, lelaki itu memang tidak terbiasa memasak di dapur. Jadi daripada membuat kerusuhan dipagi hari yang tenang dan damai ini, lebih baik dia duduk diam sambil menonton tangan cekatan seorang Kim Seokjin yang mulai mencampurkan bumbu bumbu
Iya. Bumbu bumbu cinta.
Namjoon tanpa sadar sudah tersenyum sendiri, sebelah tangannya menopang dagu dengan mata yang sedari tadi tak lepas memandang kemanapun Seokjin bergerak.
Jangan ditanya Seokjin sadar atau tidak. TENTU SAJA SADAR.
Sedari tadi Seokjin mencoba fokus dan segera menyelesaikan masakan yang dia buat, tetapi dengan dipandangi secara intens begitu mana bisa dia fokus?! Berkali kali Seokjin menarik nafas dan menghembuskannya agar merasa lebih tenang
Karena, memasak harus tenang.
Setelah puas dengan rasa masakannya pagi ini, Seokjin segera menghidangkan nya didepan Kim Namjoon yang masih tersenyum
"Namjoon, kau membuatku takut" tegurnya pelan
Namjoon malah terkekeh menanggapi, lalu melihat ke piring di hadapannya
Sepiring spaghetti carbonara yang mirip sekali dengan masakan restoran, tetapi bukan. Ini dari tangan Kim Seokjin
"Wah... Hyung diam-diam bekerja sebagai koki ya?" celetuk Namjoon setelah sadar
Seokjin tertawa pelan mendengar pujian lelaki di hadapannya, dia mulai memasukkan makanan ke mulut. Diikuti Namjoon setelahnya
"Hyung! Ini! Enak! Enaknya seribu kali dari enak biasa!"
Ucapan antusias bernada tulus tersebut membuat Seokjin tertawa keras, Seokjin mengusap rambut Namjoon secara reflek. Membuat Namjoon tertegun sejenak
Melihat tatapan Namjoon berubah, Seokjin buru-buru melepaskan tangannya dan berdehem pelan. Seokjin segera menyuapkan makanannya untuk memecah kecanggungan yang terjadi diantara mereka
"Hyung nanti bekerja?"
Seokjin mengerutkan keningnya, lalu menggeleng pelan.
"Bagus, nanti ikut aku ke studio ya? Hyung pernah bilang ingin ke sana kan. Aku sudah izin Yoongi hyung, jadi nanti hyung juga bisa leluasa berada disana" ujar Namjoon menjelaskan
"Apa? Maksudku... boleh? Biasanya kan studio itu semacam ruangan pribadi begitu, aku hanya orang luar"
Namjoon terkekeh, "Boleh. Hyung bukan orang luar kok, kan Hyung punyaku"
Seokjin merotasikan bola matanya seraya mengunyah lebih cepat,
"Iya. Terserah kau saja"
**
Kaget kan wkwkwkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Producer Kim •Namjin [END]
FanfictionCover by @sugardione Berawal dari anak anjing Taehyung yang sakit, keduanya jadi cukup sering bertemu tanpa alasan yang jelas. Terlalu kebetulan untuk disebut kebetulan. 'Beban' yang diam diam ditanggung Namjoon.... akankah kali ini bisa lepas? Cas...