33

4.1K 486 29
                                    

"Hyung—"

"Ya Namjoonie?"

Namjoon terkekeh pelan lalu beringsut mendekat ke arah Seokjin yang duduk lesehan di depan televisi. Jadi setelah sarapan, mereka berdua tidak melakukan apa-apa hanya bersantai saja di apartemen Namjoon

Rasanya nyaman dan tenang.

Seperti ketika kamu mendapat liburan setelah sekian lama diserang oleh beban yang membuat jiwa dan raga penat, rasanya seperti... pulang.

Keduanya hanya duduk berdampingan, tidak ada usel-usel manja ataupun kata-kata 'aku cinta kamu' yang dilontarkan setiap detik seperti pasangan anak kemarin sore. Mereka hanya menonton televisi berdampingan, sesekali mengomentari lalu tertawa. Hanya begitu tapi rasanya 'pas'

Hingga sekitar tengah hari apartemen Namjoon kembali diketuk, lelaki itu tentu membukanya.

Dan....

"Hai... apa kabar?"






















Namjoon mematung.

Tanpa sadar lelaki itu mengetatkan rahang dengan tangan mengepal.

Keduanya hanya bertatapan, cukup lama hingga akhirnya Seokjin yang penasaran menyusul ke arah pintu dan memandang keduanya bingung. Lelaki itu berinisiatif mempersilahkan si perempuan masuk

"Terimakasih, aku... apa tidak apa-apa aku masuk? Maksudku, aku—"

"Langsung ke intinya, kau mau apa" potong Namjoon segera

Tangannya bersilang didepan dada, badannya menyandar di dinding, dan matanya menghunus tajam perempuan yang baru saja memasuki apartemennya. Jelas sekali gestur terganggu dan penolakan dari Namjoon

Membuat dokter muda kita sadar.

Seokjin menatap Namjoon sekilas lalu perempuan yang baru dia persilakan masuk, jika dugaannya benar...

"Kim Seolhyun?" tanya Seokjin segera

Si perempuan menegak lalu menatap Seokjin, mengangguk membenarkan dan berdiri. Raut penyesalan ada di wajahnya saat berjalan menghampiri Namjoon

"Stop. Siapa yang mengizinkanmu mendekat?"

Seokjin bingung. Ini konflik keluarga dan dia sebagai orang luar malah berada ditengah tengah, meskipun dia mengetahui permasalahannya dari cerita Namjoon pun sepertinya kurang bijak jika dia ikut campur

"Namjoon itu sudah lama sekali... kau tau, ayah tidak sengaja"

Diam.

"Sampai kapan kau mau mendendam terhadap aku dan keluargaku? Mendendam itu tidak sehat Namjoon-ah"

"Seolhyun-ssi, jika kemari hanya ingin mencari pembenaran atas tindakan-tindakan anda di masa lalu sebaiknya anda keluar. Saya tidak akan memberikan pembenaran tersebut karena saya tau itu tidak benar" ujar Namjoon seraya berjalan ke arah pintu

"Eh? Namjoon hyung? Bagaimana bisa tau aku akan datang?"

Ketiga pasang mata menoleh refleks.

Taehyung melebarkan matanya juga, lelaki itu melirik Namjoon sekilas, juga Seolhyun. Terakhir dia menatap Seokjin yang juga balas menatapnya, namun matanya bergerak gelisah seperti kebingungan

"Err... aku datang diwaktu yang tepat ya Seokjin hyung?" tanya nya seraya duduk di meja makan dan mengajak Seokjin ikut duduk

"Tae—"

"Seokjin hyung kenapa tiba-tiba ada disini? Pasti hyung ku memaksa mu ya?"

Seokjin menatap mata Taehyung, membaca niat lelaki itu yang jelas-jelas mengabaikan Seolhyun.

"Taehyung..."

"Oh iya, hyung bisa menghubungiku kalau Namjoon hyung mengancam yang tidak-tidak hehe. Calon adik ipar mu ini selalu siap sedia 24/7"

"Hei! Kau mau Jungkook aku culik?" tanya Namjoon seraya ikut duduk disamping Seokjin

Dengan tak tau malu Namjoon malah melingkarkan sebelah tangannya ke pinggang Seokjin. Lalu tersenyum manis menatap figur samping dari wajah Seokjin

"Cih, bucin" ujar Taehyung kesal membuahkan jitakan dari Namjoon

"Maaf" atensi semua lelaki langsung tertuju pada satu satunya gender yang berbeda dengan mereka.

Seolhyun meneruskan "Maaf, kejadiannya memang sudah lama tapi aku tidak tau kalian akan mengingatnya hingga sekarang. Ibu kalian entah kenapa kembali mengangkat kasusnya kemarin dan sekarang ayahku dihukum, keluarga besar sudah tidak mengakui kami lagi. Jadi kalian juga tidak perlu khawatir aku akan mengganggu kalian, aku.. aku akan tinggal di luar negeri"

"Mencoba melarikan diri, eh?" ujar Taehyung santai

"Ti–tidak begitu, ini perintah dari ayahku"

Taehyung memutar bola matanya dengan tangan bersedekap, lelaki itu tersenyum miring meremehkan.

"Silahkan. Semoga di negara orang kau bisa diterima."

Seolhyun mengangguk patah patah lalu menatap Namjoon dengan pandangan tak terbaca, "Saranghae Namjoonie oppa"

Seokjin tersentak, namun dapat dia rasakan jemari Namjoon merambat turun ke tangannya. Menggenggam nya erat dengan tatapan lurus menatap Seolhyun tajam.

Menghela nafas pelan, Seokjin memberanikan diri menatap Seolhyun.

"Maaf, tapi untuk sekarang Namjoon milikku"

"Aku tau" ujar Seolhyun seraya berjalan keluar apartemen Namjoon

Kalimat Seokjin seperti tamparan keras. Dari awal seharusnya Seolhyun tau, Namjoon tidak akan pernah bisa dia miliki. Mereka saudara sepupu, jadi tidak seharusnya dia mengajak ayahnya bercanda berlebihan sehingga ayahnya menginjak gas dan telat menginjak rem. Menyebabkan insiden di hari itu

Dan setelah semuanya Seolhyun berniat meminta maaf karena berfikir Namjoon sudah lupa dan akan terharu karena dia mau meminta maaf.

Perempuan itu mendongak, mengusap air mata yang tanpa bisa dicegah turun begitu saja.

Dahulu dia begitu bangga menjadi bagian dari keluarga Kim, mengagumi Namjoon yang begitu pintar, tinggi, penyayang, dan bisa diandalkan. Seperti memiliki tiket untuk dekat dengan Namjoon tanpa bersusah payah seperti gadis lainnya

Lalu Sejeong beranjak menjadi gadis kecil yang menggemaskan. Perhatian Namjoon tercurah sepenuhnya kepada adik bungsunya. Yang dahulu bermain dengan Seolhyun meskipun jarang, menjadi tidak pernah. Namjoon memilih bersama Sejeong dan Taehyung

Harusnya dia sadar, bahkan Namjoon hanya mau menemaninya sesekali.

Seharusnya...

Seolhyun kembali mengusap kasar wajahnya.

Dia akan segera berangkat. Persetan dengan ayah dan ibunya, Seolhyun tidak ingin teman-temannya selalu membicarakan hal hal buruk tentang dirinya. Dan pindah ke luar negeri adalah jalan yang sempurna

Seolhyun akan lupa soal Namjoon dan memulai hidup baru.

Perempuan itu tersenyum,

Terimakasih Kim, aku menyesal tapi penyesalan ini menyenangkan.




















**

THANKS! Ada salah satu reader yang sadar kalau dulu pake Heejin sedangkan disini aku tulis Sejeong 🤣 kebiasaan pake Sejeong jadi lupa, Makasih yaaaaa

Producer Kim •Namjin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang