27; Undangan

12.4K 804 40
                                    




Hari ini Jungkook dan Yumi sibuk menyebar undangan pernikahan mereka. Dua minggu lagi, dan keduanya benar-benar sibuk. Yumi tak lagi mengurus pendaftarannya sebagai mahasiswa baru. Tahu, Jungkook marah karena kemarin Yumi tak memberinya kabar. Alasannya adalah Yumi sibuk mengurusi pendaftarannya bersama Loona. Menyebalkan, dan Yumi kenyang dengan berbagai omelan Jungkook.

'Kita mau nikah, Yumi. Gak usah fokusin kuliah kamu dulu. Nikahan kita lebih penting.'

'Kamu gak kasih kabar karena ngurusin pendaftaran kamu?'

'Aduh, Yumi. Serius aku marah. Kamu ngilang gak jelas di saat aku lagi sibuk ngurus nikahan kita.'

Ya, kira-kira seperti itulah. Yumi total menyesal telah lebih fokus pada kuliahnya dibanding pernikahannya. Tapi bagaimana, kuliahnya juga penting. Mumpung Loona bersedia menemani, jadi Yumi fokuskan saja untuk mengurus pendaftaran.

"Kamu ngundang rekan kerja banyak banget." Yumi membuka suara. Total lelah karena bahkan sejak sekarang dirinya belum makan. Jungkook melirik sebentar—lalu membalas, "Kenapa? Kamu capek?" Yumi mengangguk. Jungkook tersenyum kemudian berkata, "Mau istirahat dulu?" Yumi menggeleng. Undangan hanya tersisa lima, dan sangat tidak memungkinkan untuk istirahat.

"Nanggung. Lanjut aja."

Jungkook mengangguk. Kemudian kembali fokus untuk menuju rumah seseorang.











Tak lama kemudian, tibalah mereka di sebuah perumahan elit. Berdiri di depan sebuah rumah dengan desain klasik, tetapi terlihat mewah. Menggandeng tangan Yumi, lalu mengetuk pintu rumah tersebut. Tak lama, terbukalah pintunya. Menampakkan sosok pria yang mungkin seumuran dengan Ayah Jungkook.

"Oh, Jungkook."

Jungkook tersenyum. "Ada apa kamu kemari?" Pria tersebut bertanya. "Mau antar undangan, buat Om," jawab Jungkook dengan senyum yang masih sama. Pria tua itu menerimanya. Memandangi undangan dengan warna biru putih tersebut, lalu mengucapkan, "Woah, akhirnya Om diundang." Antusias sampai ia menepuk punggung Jungkook.

"Iya, dong. Om 'kan udah aku anggap sebagai Ayah sendiri."

Pria tua itu adalah teman Ayahnya Jungkook, omong-omong. Lalu ia menatap Yumi dengan dahi yang dikerutkan. "Ini siapa?" Ia bertanya. Yumi tersenyum dan Jungkook yang menjawab, "Dia calon istriku." Pria itu nampak terkejut, lalu sedetik kemudian ia tersenyum. "Cantiknya. Lebih muda dari kamu?" Ia bertanya lagi. Jungkook mengangguk dan membalas, "Iya. Lima belas tahun lebih muda." Lagi-lagi ia terkejut. Kali ini sampai menutup mulutnya.

"Oh, ABG."

Tawa dari keduanya, terdengar jelas di telinga Yumi. "Gak apa-apa, Jungkook. Asalkan kali ini jangan gagal," pesan pria tersebut. Jungkook mengangguk. Merangkul pundak Yumi dan menyahut, "Semoga gak gagal. Aku harap ini yang terakhir." Pria tua tersebut mengangguk lalu tersenyum. Setelahnya, Jungkook dan Yumi berpamitan untuk pulang. Masih ada empat undangan lagi yang harus mereka sebar.











"Om kok panggil Om."

Jungkook menoleh. Ia yang tadinya menyeruput minuman, terhentikan dengan ucapan Yumi baru saja. Menatap sinis ke arahnya. Meletakkan minuman dan menatap Yumi sedalam mungkin. Mereka sudah selesai menyebar undangan omong-omong.

"Yumi, sebenernya aku gak tua banget loh buat kamu panggil Om."

Yumi melirik. "Umurku juga masih tiga dua menuju tiga-tiga. Gak tua banget, 'kan?" lanjutnya bertanya. Yumi mengangguk dan membalas, "Iya. Itu karena muka kamu masih muda." Jungkook tersenyum, kembali meminum miliknya kemudian berdecak.

ILY Om Jungkook NC - END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang