Log Cabin | sugarcypher
*
*Fanfiction. Boyslove. Sad
*
*Jimin tiba di danau. Langit kelabu menemaninya sepanjang perjalanan. Arak-arakan awan hitam itu terus mengusir sinar yang ingin menelisik masuk secara perlahan. Angin pun tak kalah ingin ribut. Beberapa kali rambut hitam Jimin tersikap karenanya. Belum lagi guntur yang bersahutan nan jauh disana.
Ada dermaga kecil. Decitan kayu terdengar nyaring kala langkah kaki pemuda itu bergerak lebih dekat menuju air danau. Jimin berhenti tepat dibibir dermaga, menerawang jauh menyapu seluruh wilayah perairan yang tenang itu. Pendengarannya menangkap suara ranting pohon saling bergesekkan, burung-burung berkicau merdu, dan suara alam lain yang membuatnya merasa sedikit tenang.
Lalu ia membuka perlahan kancing kemeja putih usang itu satu-persatu. Membuangnya sembarang dan detik berikutnya pemuda itu meloncat cepat masuk ke dalam danau. Dengan telanjang dada dan celana jeans hitam masih bertengger. Jimin menikmati dinginnya air danau dan sejuknya angin yang berhembus. Matanya terpejam kala kepala itu mendongak menatap langit kelabu diatasnya.
"Hei,"
Panggilan seseorang membangunkannya. Ia mencari asal suara dan menemukan seseorang yang sedari tadi ia tunggu telah berdiri di dermaga.
"Hyung, kau lama sekali."
"Jangan bohong. Aku tahu kau baru saja tiba."
"Kau membuntutiku?"
Orang yang diketahui bernama Yoongi itu hanya mengulas seringai tipis. Kemeja kotak-kotak dominan merah yang dikenakannya tersikap ditiup angin.
"Naiklah. Aku tak ingin kau basah begitu." ujar Yoongi seraya mengambil kemeja putih milik Jimin yang dibuangnya tadi.
Mau tak mau Jimin hanya menurut. Tak ingin membuat pemuda itu marah padanya. Ia keluar dari air dan duduk di dermaga kayu. Beberapa kali mengusap kasar rambutnya yang basah.
"Kau masuk angin, lalu aku yang repot." Yoongi memberikan kemeja putih itu dan membiarkannya tergantung pada pundak Jimin.
Jimin tersenyum manis. "Maaf, hyung."
Selagi Jimin yang sibuk mengeringkan tubuhnya, Yoongi menyampaikan hal yang ingin ia sampaikan. Sebelum ia lupa akan hal itu.
"Aku menemukan sebuah pondok tak berpenghuni disekitar sini." kata Yoongi pelan.
Jimin meliriknya. "Oh, bukankah itu pondok kayu yang berada di tengah hutan sana?"
"Bagaimana kau tahu?"
"Aku juga melihatnya tadi. Ah, ini susah sekali-"
Melihat Jimin yang kesulitan mengenakan kemeja itu, Yoongi segera membantunya. Senyum tipis terukir jelas diwajah pucatnya.
"Ingin kesana?" tawar Yoongi dengan senyum yang sama.
*
*
*Malam tiba dan ternyata hujan masih setia dengan kedatangannya. Rintik-rintik air itu terus turun dan menyebabkan genangan air muncul dimana-mana. Suasana sepi dan hening. Hutan itu punya aura kelam yang pekat dan dingin yang menusuk. Gelap menyelimuti pemandangan sekitar, walau bintang tak terlihat dan bulan pun tak timbul.
Yoongi menghembuskan asap dari mulutnya. Rokok itu hanya tinggal beberapa senti dan tetap saja ia paksa untuk dihisap. Jimin terbatuk-batuk sejak tadi. Tak pernah suka jika pemuda itu sedang asyiknya merokok, apalagi saat berada didekatnya.