Psycopath Boyfriend | sugachim_93
Pemuda bersurai orange itu duduk diruang makan sambil menikmati jus stroberi kesukaannya, menunggu sang kekasih pulang kerja.
Ia melihat ke arah ponsel, jam menunjukkan pukul 22.15 dini hari. Malam semakin larut namun kekasihnya belum pulang, apa hari ini pekerjaannya sangat berat?
Ia meminum jusnya kembali hingga tinggal seperempat gelas, mengambil ponselnya hendak menghubungi sang kekasih.
Namun belum ia menghubungi kekasihnya itu, ia mendengar pintu utama terbuka, itu pasti kekasihnya, ia langsung beranjak dan menghampirinya.
"Akhirnya kau pulang, hyung." ia mengambil tas besar yang dibawa kekasihnya itu, membawanya ke dapur.
Setelah ia letakkan di atas meja, ia kembali menghampiri kekasihnya yang sedang melepas sepatu dan mantel yang ia gunakan.
"Hyung kau pulang sangat larut hari ini, apa pekerjaanmu sulit?"
"Tidak Jimin, hanya saja tempatnya sangat jauh, ahhh lelahnya."
Jimin melihat kekasihnya itu merenggangkan tubuhnya, ia mendekat memeluk kekasihnya.
"Jangan terlalu lelah, hyung."
"Tentu sayang, aku lapar, tapi sebelum itu aku mau mandi dulu."
Jimin mengangguk ia melepas pelukannya dan kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam
Setelah selesai Jimin memanggil kekasihnya itu untuk segera makan malam.
"Yoongi hyung! Makan malamnya siap!"
Tak lama yang dipanggil pun datang dengan handuk yang masih menggantung di lehernya.
"Hmm, baunya enak sekali."
"Cepat duduk dan makan, hyung."
Yoongi duduk dan melihat Jimin yang sedang menyiapkan makanan untuknya.
"Terima kasih, sayang."
Jimin tersenyum hangat dan melihat rambut Yoongi belum kering sempurna, ia berdiri berniat untuk mengeringkan rambut Yoongi.
"Keringkan rambutmu dengan benar hyung, tetesan airnya jatuh dimakananmu." Yoongi hanya mengangguk terus memakan makanannya.
"Jadi, siapa kali ini yang kau bunuh, hyung?" Tanya Jimin to the point.
"Seorang gadis cantik, sangat cantik dan juga sexy, hmm lalu apa ya?"
"Kekeke~ kau ingin membuatku cemburu, hyung? Aku bertanya serius hyung, kali ini siapa?" Jimin masih sibuk dengan acara mengeringkan rambut Yoongi.
"Dia anak konglomerat."
"Wow, kau pasti dapat uang banyak, hyung."
"Tentu saja."
Biarku jelaskan apa pekerjaan Yoongi sebenarnya. Yoongi adalah seorang pembunuh bayaran dengan bayaran tertinggi, ia selalu membantai korbannya dengan bersih tanpa jejak, ia juga dibantu oleh kekasihnya, Jimin, untuk melakukan aksinya. Walaupun Jimin lebih sering membantunya di rumah daripada di luar rumah. Tapi sesekali ia akan mengajak Jimin untuk beraksi diluar.
"Dan itu," Yoongi menunjuk ke arah tas besar di atas meja.
"Di dalam situ ada organ tubuhnya, aku akan menjualnya besok, kau mau mengemaskannya untukku 'kan, Jimin?"
"Tentu, hyung." jawabnya kemudian mengecup pipi Yoongi.
"Tapi kau juga harus membantuku."
"Beri aku ciuman kalau begitu."
Yoongi menarik Jimin untuk mendekat. Jimin menundukkan kepalanya dan mencium bibir Yoongi, menyesap dan melumatnya, bertukar rasa makanan yang tertinggal dimulut Yoongi. Sedangkan Yoongi memeluk pinggang Jimin posesif. Selang beberapa menit mereka mengakhiri ciuman mereka, dan tertawa bersama.
Tidak tahu apa yang mereka tertawakan.
.
.
."Hyung kau terlalu brutal memutilasi perutnya atau apa sampai ususnya ada yang sobek seperti ini?"
"Aku tidak tahu Jim, tempatnya sangat gelap dan aku harus segera menyelesaikan ini sebelum jam dua belas malam."
"Kau telah membuang beberapa dollar, hyung."
"Maaf sayang, aku terburu-buru."
"Selesai, semuanya masih sehat, ah pasti orang tuanya merawat anak ini dengan baik."
Yoongi dan Jimin memasukkan organ-organ tubuh yang sudah dikemas dalam toples kaca tersebut ke dalam koper berukuran besar, siap dikirim ke luar negeri.
"Akhirnya selesai, aku mandi duluan ya, hyung." Jimin berjalan pergi meninggalkan Yoongi hendak ke kamar mandi. Tapi tangannya di tahan oleh Yoongi.
"Ada apa, hyung?"
"Mandi bersama?"
"Dasar bayi besar, gendong aku kalau begitu."
"Jadi siapa yang bayi besar disini, hmm?" Yoongi mengangkat tubuh Jimin, menggendongnya seperti anak koala.
Mereka akhirnya pergi mandi bersama, dengan Jimin yang di gendong Yoongi dan Yoongi yang menciumi setiap sudut wajah Jimin.
.
.
.
End.