Hybrid | sugachim_9
Seekor kucing yang memiliki tiga warna di bulunya itu berjalan dengan tertatih-tatih, beberapa saat yang lalu pengendara motor telah menabraknya sampai terpental jauh, untungnya kucing itu masih selamat meskipun kakinya sedikit terluka.
Ia berjalan tanpa lelah, guyuran hujan tak menghentikan langkah kecilnya. Sampai ia berhenti di sebuah rumah sederhana, ia berteduh, mengusap-usap kepalanya yang basah, kemudian membaringkan tubuhnya nyaman di atas karpet selamat datang di depan pintu.
Ia kemudian bangkit lagi dan mengitari rumah tersebut. mungkin ia butuh lebih kehangatan, ia melihat jendela yang terbuka, kucing itu mengambil ancang-ancang dan siap melompat,
Hap
Kucing itu jatuh tepat di atas ranjang, disebelahnya ada seorang pria yang sedang tidur. Sudah pulas sampai ia tak sadar kalau ada seekor kucing yang tidur diatas perutnya.
.
.
.Alarm berbunyi cukup keras.
Tapi itu tak mampu membangunkan seorang Min Yoongi, meskipun suaranya terdengar bising, Yoongi bahkan tidak terganggu dengan hal itu.
Alarm berhenti, kemudian alarm lainnya berbunyi. Yoongi memang sengaja memasang tiga alarm di kamarnya. Ia sadar kalau satu alarm saja tak cukup untuk membangunkannya. Sedangkan dia adalah orang yang sibuk dari pagi sampai malam hari.
Namun tak seperti biasanya Yoongi bangun hanya dengan dua alarm. Tangannya terulur untuk mematikan alarm tersebut.
Semakin lama, semakin ia sadar kalau tubuhnya merasakan sesuatu yang berat, apa lagi dibagian perutnya, ia sampai tidak bisa bangun. Apa Yoongi ketindihan? Yoongi melihat ke arah perutnya, awalnya biasa saja sampai akhirnya matanya membola dan berteriak sangat keras.
Bagaimana tidak? ada seorang pemuda yang tidak tahu asal usulnya sedang tertidur pulas di atas tubuhnya, dan lagi dia telanjang. Hell, Yoongi sangat syok. Apa tadi malam ia mimpi buruk?
Ia mendorong pria itu ke arah kiri kasur, kemudian ia berdiri dengan gelagapan. Pemuda itu sama sekali tidak bangun meskipun Yoongi berteriak dan mendorong tubuhnya keras.
Yang membuat Yoongi heran ia melihat pemuda itu memiliki telinga dan ekor seperti kucing. Apa ini halusinasi paginya? Atau dia masih terjebak dalam mimpi.
Yoongi mencubit tangannya sendiri sampai ia berteriak kesakitan. Tak lama pemuda itu membuka matanya karena merasa terganggu.
Ia kemudian membalik tubuhnya dan melihat Yoongi dengan wajah syok beratnya. Kemudian ia memposisikan dirinya menjadi duduk bersila di atas ranjang dengan kepala ia miringkan ke arah kanan.
"Kau siapa?" Tanya Yoongi sambil menunjuk Jimin.
Ya, pemuda itu bernama Jimin, ia adalah seorang hybrid kucing. Dulu, Jimin dimiliki oleh seseorang bernama Namjoon. Namun Jimin dibuang karena mantan tuannya itu sudah menikah dan tak mau mengurus Jimin lagi. Alhasil dia harus pergi dan mencari tuan yang lain. Semua hybrid memang harus mencari tuan mereka demi bertahan hidup.
"Jawab!"
"A-aku hybrid"
"Hybrid? Apa itu?"
Tiga menit berlalu Jimin masih tidak menjawab dan Yoongi butuh jawaban, akhirnya ia mengambil ponselnya di atas nakas sambil berdecak sebal, membuka aplikasi gugel dan mencari tahu apa itu hybrid.
Setelah menemukan jawabannya, Yoongi menghela nafas, kemudian melirik ke arah seseorang yang beberapa saat lalu mengaku dirinya hybrid.
"Kau pasti berbohong, hybrid itu tidak ada, itu hanya fantasi seseorang dalam cerita"
"Aku hybrid, aku punya telinga dan ekor seperti kucing. Apa tuan tidak percaya?"
"Bisa saja itu hanya pasangan, hanya mainan konyol untuk mengelabuiku"
Sebenarnya Yoongi tahu itu asli, hanya saja ia mengelak, tidak semudah itu untuk mempercayai orang di depannya ini. Bisa saja ia hanya mengaku-ngaku kemudian merampok isi rumahnya.
"A-aku sungguh-sungguh hybrid tuan, aku mohon izinkan aku tinggal disini dan aku akan melayani semua perintah tuan"
Matanya mulai berkaca-kaca, Yoongi tidak tega melihat mata kucingnya. Ia menghela nafas dan memejamkan mata sebentar, memikirkan berapa banyak biaya hidup yang harus ia keluarkan jika menampung satu orang lagi dirumahnya.
"Siapa namamu?"
"Ji-Jimin, tuan"
Dia cukup manis juga imut, dan ekhem, indah. Hmmm... boleh juga. Apa aku harus menampungnya?
Katanya dalam hati sambil memegang dagunya dengan jari telunjuk dan jempolnya.
Inilah Yoongi dengan pikiran mesumnya dipagi hari.
Yoongi menghela nafas lagi, memperpendek umurnya saja.
"Baik Jimin, mulai hari ini aku adalah tuanmu"
Yoongi menerima Jimin begitu mudah? Tentu saja, memang siapa yang akan menolak ciptaan Tuhan yang indah ini? Meskipun masih sedikit ada rasa curiga padanya.
Mata Jimin berbinar bahagia, senyumnya mengembang dan ia menggoyang-goyangkan ekornya karena merasa senang.
Sial, kenapa dia imut sekali.
Yoongi memberanikan diri untuk mendekat, pelan-pelan saja. Antisipasi Yoongi Jika tiba-tiba Jimin mengeluarkan pisau dari belakang rambutnya dan menusuk Yoongi. Tidak, ini bukan cerita putri duyung berambut merah.
"Jadi jimin, kau ingin makan?" tanya Yoongi sambil mengelus rambut halusnya kemudian turun menyusuri leher bagian belakangnya dan tangannya berhenti tepat di punggung putih Jimin.
Jimin yang mendapat perlakuan nyaman itu hanya mendekat dan mengusalkan kepalanya pada dada Yoongi, itu juga yang membuat posisi Jimin sedikit menungging.
Yoongi yang takut khilaf pun langsung mendorong pundak Jimin perlahan.
"Tapi sebelum itu kau harus memakai baju"
Atau aku akan menyerangmu.
Yoongi berjalan ke arah lemari, mencari baju untuk Jimin, setelah selesai ia memberikannya pada Jimin.
Hanya sweater berwarna putih dan celana pendek selutut, tapi Jimin benar-benar cocok memakai baju itu. Terlihat lebih menggemaskan karena tubuhnya seakan tenggelam."Ayo kita makan" ajak Yoongi
Tapi saat hendak keluar kamar ia mendengar Jimin merintih kesakitan, ia membalik tubuhnya dan melihat kaki Jimin yang bengkak dan membiru, tak lupa dengan luka lecet yang darahnya sudah mengering.
Yoongi pergi untuk mengambil kotak P3K, setelah itu ia kembali dan mulai mengobati Jimin.
"Kenapa bisa seperti ini, hmm?" tnyanya sambil meniup luka di kaki Jimin.
"Jimin t-tertabrak"
"Astaga! Sejak kapan?"
"Kemarin malam"
"Itu sudah cukup lama Jimin, untung kau tidak infeksi"
Jimin menunduk tidak berani melihat tuannya. Dia sangat malu.
"Selesai, sekarang ayo kita makan, kau bisa berjalan?"
Jimin berdiri pelan-pelan, namun saat melangkah rasa sakit dari kakinya itu membuat ia terhuyung dan nyaris terjatuh kalau Yoongi tidak menahannya.
"Sepertinya kau tidak bisa berjalan, kakimu masih sangat bengkak"
Kemudian Yoongi mengangkat tubuh Jimin, menggendongnya seperti bayi koala. Jimin reflek melingkarkan kakinya di pinggang Yoongi dan tangannya ia kalungkan di leher.
Posisi mereka begitu dekat dan intim, Jimin bersemu merah saat menatap wajah Yoongi dari dekat.
"Aigoo, lihatlah kau memerah Jimin"
Jimin menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Yoongi, ia sangat malu.
Akhirnya Yoongi pergi menuju ruang makan dengan terus terkekeh menahan gemas.
Sepertinya ia tidak salah menerima Jimin sebagai hybrid-nya.
End.