Boys Like Us
By: BlackWhiteSecret
Namanya Park Jimin. Pemuda mochi dengan segala kepalsuan yang hanya diketahui beberapa orang saja. Jimin punya enam orang sahabat, diantara mereka ada orang yang Jimin sukai.Namanya Min Yoongi. Pemuda berkulit pucat dengan segala kata-kata pedasnya yang selalu dilontarkan kepada siapa saja, termasuk Jimin. Tapi jangan salah, walaupun begitu tetapi mereka saling peduli satu sama lain.
Saat ini mereka tengah berkumpul di markas Bangtan. Jimin yang tengah tertidur di sebelah Yoongi, Jin yang tengah memasak bersama Namjoon, Taehyung yang tengah bermain game bersama Jungkook dan Jhope, sementara Yoongi hanya memandangi wajah manis milik Jimin.
"Sampai kapan Jim, kamu nyembunyiin semuanya.." Lirih Yoongi
"Menyembunyikan apa hyung?" Jimin membuka matanya tiba-tiba, membuat Yoongi terlonjak kaget.
"Kenapa hyung? Aku menyembunyikan apa?" Tanya Jimin sambil tersenyum manis
Yoongi tau. Sangat tau. Senyuman itu. Senyuman palsu yang digunakan Jimin untuk menyembunyikan kesedihannya.
"Berhenti tersenyum Park. Aku tau senyuman itu bukan senyuman asli."
"Tapi aku hanya tersenyum, hyung. Apa salahnya?"
Yoongi menghela nafas mendengar perkataan Jimin barusan.
"Berhenti Park Jimin. Berhenti berpura-pura kalau kau bahagia. Kau tidak perlu melakukan itu semua.."
Jimin terdiam mendengar perkataan Yoongi barusan. Sungguh, bukannya Jimin tidak mau berhenti. Tetapi, dia terlalu lelah dengan dunia saat ini. Terlalu banyak kepalsuan di dunia ini, hingga membuat Jimin tanpa sadar ikut melakukan kepura-puraan itu.
"M-maaf hyung, a-aku hanya tidak tahu harus apa." Yoongi terpaku mendengar perkataan terakhir Jimin.
"Jimin, mau coba sesuatu?"
"Apa?"
"Pacaran dengan ku, dan aku akan memberikan kebahagian yang sesungguhnya pada mu"
Dan Jimin segera menunduk sambil tersenyum. Entahlah, tapi mendengar perkataan Yoongi, membawa kehangatan sendiri pada dirinya.
Sudah sebulan setelah pernyataan Yoongi, Jimin semakin sering tertawa dan tersenyum. Bukan senyuman palsu lagi, melainkan senyuman tulus. Senyuman karena Yoongi.
Tentu saja Yoongi merasa senang. Karena Jimin akhirnya dapat tersenyum kembali, dan Yoongi tak menyadari bahwa cinta hadir dalam hatinya untuk Jimin.
Yeah, Jimin sebenarnya juga menyukai Yoongi jadi jelas saja.
Seperti biasa, Jimin membuatkan bekal untuk Yoongi. Namun..
"Yoon, kapan kamu mutusin Jimin? Aku kan juga mau jadi pacar mu" Jimin mendengar suara wanita dari dalam studio Yoongi. Jimin bergetar menahan tangis dan suara nya.
Dengan perlahan Jimin membuka pintu studio Yoongi. Yoongi yang mendengar suara pintu terbuka langsung saja menoleh dan tersenyum begitu melihat kehadiran Jimin. Sama sekali tidak menyadari betapa kacaunya Jimin.
"Jiminnie."
"H-hyung"
"Ah, Jihyo bisa keluar sebentar?" Yoongi memberi gestur keluar pada Jihyo. Jihyo yang mengerti langsung berjalan keluar melewati Jimin. Jimin sempat memandang Jihyo, Jihyo terkejut melihat mata berkaca-kaca Jimin.
Setelah Jihyo keluar, Jimin mendekati Yoongi yang masih tersenyum.
"Jimin, ayo duduk. Kita makan bersama kali ini ya?" Pinta Yoongi lembut. Jimin menggeleng, dan itu membuat Yoongi heran.
"Tidak hyung. Lebih baik hyung makan dengan perempuan tadi saja. Dan ya, aku dengar perkataan nya tadi. Hyung mau putus kan? Ayo putus." Jimin menahan tangis nya melihat wajah terkejut Yoongi.
Dan Jimin benar-benar meminta putus dengan Yoongi. Jihyo awalnya kaget, tapi akhirnya dia mencari cara agar Jimin tidak salah paham dengan nya.
Salah paham karena sebenernya Jihyo dan Yoongi itu kakak beradik. Dan Jimin tidak tahu hal itu, karena memang Jihyo yang tidak ingin semua orang tahu bahwa dia punya kakak.
"Jimin, ini hanya kesalahpahaman. Sungguh! Jihyo itu adikku!"
"Hyung bohong! Kalau memang adik, kenapa hyung tidak memberitahu ku dari awal?!" Jimin berteriak sambil menangis.
"Itu karena.."
"Karena apa?! Sudah lah! Kita juga sudah putus hyung! Aku pergi dulu." Jimin beranjak pergi dan Yoongi sama sekali tidak menahannya.
Jimin tersenyum getir sambil berjalan keluar dari cafe. Tidak disangka dari kejauhan terlihat truk dengan kecepatan tinggi melaju kearah Jimin.
Dan,
_BRUK!_
Kejadiannya begitu cepat. Tubuh Jimin terpental jauh dengan darah yang mengalir. Orang-orang yang lalu lalang disana langsung menghampiri Jimin. Begitu pula Yoongi.
"Jimin! Jimin bangun! Bertahan sebentar! Seseorang tolong panggil ambulance!" Teriak Yoongi
"Ambulance dalam perjalanan, tenanglah."
"Tapi Jimin ku bagaimana?!"
"Y-Yoongi hyung.." Yoongi menoleh. Ia melihat Jimin tersenyum menahan sakit.
"Jimin, bertahan lah! Kau kuat kan? Jangan tinggal kan aku!"
"S-saranghae hyung.."
"Jimin?! Jangan tinggalkan hyung mu ini! Tidak! Jimin! Hiks.. hiks.."
Terlambat.
Jimin menutup matanya tepat setelah mengatakan pernyataan cintanya.
Yoongi masih terus menangis sembari mengguncangkan tubuh tak bernyawa Jimin.
Ambulance datang membawa tubuh tak bernyawa Jimin. Yoongi hanya diam di tempatnya sambil menangis dalam diam.
_"Selamat tinggal Jiminnie.. Nado, Saranghae.."_
_*END.*_
_*:")*_