Stumm | bluesugarrr
Semburan ultraviolet menghiasi permukaan laut yang membisu. Angin yang berhembus berbisik, menyapu lembut helaian rambutku.
Matahari yang semakin menjauh dari peraduan dengan diiringi awan-awan hitam mengapung di langit, memberikan aksen gelap petang ini.
Entah apa yang tuhan takdirkan kepada kota kecil, terpencil, ujung dari negara gingseng ini. Setiap hari, setiap pagi, aku menengadahkan kepalaku menatap langit. Yang terlihat selalu awan kelabu, namun jarang turun hujan, dua bulan sekali mungkin.
Aku mengatupkan netra guna menetralkan segala sesuatu di dalam pikiran. Hingga sebuah tangan mendarat di pundak, tersentak akupun menoleh ke belakang.
Si Kim berisik Taehyung rupanya. Aku mengerling dan tersenyum tipis. "Hei, Park! Murung sekali dirimu?" Tanyanya ramah seraya menatapku dengan senyum penuh. "Memikirkan lelaki Min, huh?" Ucapnya sekali lagi, membuatku terkekeh tak bersuara. Memilih kembali menatap deburan ombak yang terasa menenangkan jiwa.
Jauh dari dalam lubuk hati ini. Sangat jauh. Sesungguhnya rasa sakit ini kembali terasa. Terlalu lama merasa hingga aku hanya dapat tersenyum menerima. Berusaha tegar walau berujung dengan mata yang berkaca-kaca.
ヽ(ヅ)ノ
Aku hanya dapat terududuk mengenang kenangan yang tersimpan. Tiga tahun lalu, pemuda dengan marga Min itu datang ke dalam kehidupanku.
Melalui sebuah cuitan di salah satu aplikasi bergambar burung itu kita dipertemukan.
Kisah ini dramatis sekali. Aku harap kalian yang membacanya tak geli. Mungkin bagi kalian tak menarik sama sekali. Tetapi untukku, kisah ini teramat sangat berarti.
ヽ(ヅ)ノ
Namanya Min Yoongi. Dua tahun hidup lebih lama dariku di bumi.
Jangan tanyakan bagaimana parasnya. Bertemu pun tak pernah. Bahkan ketika diriku meminta bertukar foto, yang dikirimnya hanyalah seekor anjing yaitu Min Holly namanya. Ia terlalu tampan, katanya saat itu. Percaya diri sekali.
ヽ(ヅ)ノ
Hari itu. Hari ketiga belas di bulan Oktober. Hari ulang tahunku yang ketjuh belas.
Masih teringat dengan jelas. Pagi kala itu aku tengah bersenda gurau dengan teman-teman. Tapi sore harinya di sudut kamar, aku malah menangis tersedu sedan.
Aku memilih untuk mencoba menghibur diri dengan memainkan ponsel. Dan entah dorongan darimana, aku malah menanyakan pendapat sekitar tentang suatu hal yang menjanggal melalui mention confess salah satu media sosial.
Dan kala itu. Pada detik pertama aku mulai membaca salah satu reply seseorang dengan profil studio musik. Aku yakin. Di saat itulah, aku telah jatuh hati.
ヽ(ヅ)ノ
Yoongi hyung,
"Apa?"
Apakah kau tahu? Jika kau memutuskan untuk meninggalkan semesta ini. Maka akupun akan berusaha sekuat tenaga agar bisa hilang dari semesta ini juga?
"Berarti kau bodoh. Ikut ikut saja"
Tapi cinta memang sebodoh itu. Kau percaya?
ヽ(ヅ)ノ
Bukannya aku tak mau mengaku. Tetapi melihatnya menanggapiku seperti itu. Membuatku berpikir ulang.