Fancy
By: BlackWhiteSecretNamanya Park Jimin. Kalian bisa sebut ia Jimin atau Chimmy. Namja manis asal Busan ini bersekolah di salah satu sekolah terkenal di Seoul, SOPA.
Jimin itu sedikit manis dan juga misterius. Entah misterius karena apa, tetapi yang pasti tak banyak yang tahu tentang kehidupan pribadi Jimin. Kekasihnya, ataupun siapa orang tuanya.
Jimin punya satu sahabat, namanya Kim Seokjin. Walaupun Seokjin lebih tua dari Jimin, tetapi Jimin sangat dekat dengannya.
Siang itu, Jimin dan Jin tengah bersantai di rooftop sekolah. Jimin sendiri mendengarkan musik, sementara Jin memandangi wajah manis Jimin dari samping.
"Jim, sebenarnya kenapa sih kamu nungguin si kekasih misterius mu itu? Apa hebatnya dia coba?" Jimin yang semula tengah asik bersenandung langsung menoleh kearah Jin yang menatapnya intens.
"Dia itu unik, hyung. Aku menyayangi nya. Seperti Jinnie hyung yang menyayangi Namjoon hyung, aku juga seperti itu."
"Kalau misalnya ada yang menyatakan cinta padamu bagaimana? Apakah akan kamu terima?"
"Ya tentu saja tidak hyung! Gimana sih!"
Jimin merenggut kesal.
"Ya aku kan bertanya bodoh! Tidak usah begitu juga dong!"
"Hehehe. "
"Yaudah sih. Aku ke kelas dulu ya, Jim. Babay~" Jin beranjak bangun sambil melambaikan tangan pada Jimin. Jimin hanya mengangguk tanpa melihat kearah hyungnya itu.
Ceklek.
"Tae??" Orang yang dipanggil 'Tae' itupun mendekati Jimin yang tengah berdiri di dekat pagar rooftop.
"Jim.." Jimin menoleh sambil tersenyum.
"A-Aku mau bicara denganmu.."
"Bicara saja. Ada apa?"
"Jim, s-sebenarnya a-aku suka padamu. Mau kah k-kamu jadi kekasihku?" Jimin awalnya terkejut. Tapi dia menyembunyikan keterkejutannya dengan tersenyum.
"Tae, kamu itu sahabat baik ku. Aku tau mungkin ini akan menyakiti hatimu. Tapi, jujur Tae. Aku tidak ada rasa sama sekali dengan mu. Dan maaf, lagipula aku sudah punya kekasih."
Jimin menghela nafas melihat wajah Taehyung kecewa.
"Coba lihat di depan kamu Tae. Masih banyak yang lain, yang lebih pantas untuk kamu cintai. Lihat orang yang selama ini menemani kamu."
"Terima kasih Tae sudah mencintaiku. Maaf."
Setelah mengatakan itu Jimin pergi keluar dari rooftop. Kemana saja, asal tidak melihat wajah kecewa sahabatnya itu.
;
Malam begitu dingin, akan tetapi Jimin malah berjalan-jalan keluar rumah dengan mantel kuning kesukaan nya.
Aneh memang, tapi itulah kenyataannya. Jimin sangat suka dengan mantelnya ini, karena mantel ini adalah kado dari sang kekasih.
"Ah, aku lapar. Beli ramen saja kali ya? Oke deh." Gumam Jimin sambil berjalan masuk kedalam salah satu supermarket.
Jimin sesekali berkeliling untuk melihat-lihat, sampai ia melihat permen lollipop. Lollipop kuning yang mengingatkan dia akan sang kekasih. Baru saja Jimin mau mengambilnya, tiba-tiba dari arah lain tangan pucat milik orang disebelahnya ikut mengambil permen tersebut.
Jimin menoleh. Begitu menoleh, Jimin dan orang itu sama-sama membulatkan matanya. Itu Yoongi. Min Yoongi, kekasih misterius Jimin.
Jimin dan Yoongi kembali merasakan getaran itu. Getaran yang sama, saat pertama kali mereka bertemu.
;
Entah bagaimana bisa, tetapi Jimin terjebak di dalam supermarket itu bersama Yoongi. Mungkin petugas supermarket tidak melihat keberadaan mereka, sehingga mereka langsung menutup supermarket dan membuat mereka berdua terjebak di dalamnya.
"Jimin." Jimin menoleh sambil menahan dinginnya cuaca malam itu. Yoongi yang melihat itu langsung memberikan mantelnya pada Jimin.
"T-terima kasih h-hyung."
"Jimin, a-apa kamu m-masih—"
Jimin memotong perkataan Yoongi dengan menempelkan bibir gemuknya pada bibir tipis Yoongi. Yoongi membulatkan matanya. Jimin melepaskan tautan bibir mereka dengan wajah memerah.
Tersadar dari keterkejutan nya, Yoongi langsung memeluk Jimin erat. Jimin awalnya terkejut, tetapi setelah itu dia membalas pelukan Yoongi tak kalah erat.
"Jimin.."
"Hyung, hiks." Jimin menangis. Menangis untuk yang pertama kalinya di hadapan Yoongi setelah sekian lama.
Yoongi tersenyum lembut sambil memandangi wajah manis Jiminnya.
"Kau jahat, hiks.. K-kenapa ninggalin Jimin, hiks.. J-Jimin sedih, hiks.. Hyung jahat, huaaaaaa "
Yoongi tertawa kencang mendengar perkataan terbata-bata Jimin. Jimin merenggut tak suka mendengar tawa Yoongi.
"Astaga astaga. Maafkan hyung hm, maaf sudah meninggalkan Jiminnie. Jiminnie mau mendengar cerita hyung, hm?"
Jimin mengangguk dengan wajah sembab, membuat Yoongi menahan gemas untuk tidak mencium Jimin.
;
Selesai Yoongi menjelaskan. Jimin akhirnya paham, dan setuju untuk melanjutkan hubungan mereka kembali.
Jimin dan Yoongi sama-sama tersenyum sambil memandangi wajah masing-masing, melepas rindu mereka yang lama terpendam.
"Jimin, boleh aku mencium mu?"
Yoongi menatap lekat mata indah Jimin. Membuat sang empunya, memerah seketika.
"B-boleh hyung."
Yoongi mendekatkan dirinya pada Jimin, hingga tak ada jarak diantara tubuhnya dan tubuh Jimin. Jimin memejamkan matanya menunggu Yoongi menciumnya.
Tak lama, Jimin merasakan bibir tipis milik Yoongi mencium bibirnya halus. Seolah menyiratkan kerinduan Yoongi yang begitu dalam pada Jimin.
Yoongi terus mencumbu Jimin, hingga Jimin memukul-mukul kecil dada Yoongi. Meminta untuk segera dilepaskan.
Yoongi melepaskan tautan mereka dan mengusap bibir gemuk Jimin yang membengkak. Sesekali mengusap saliva, yang entah milik siapa yang ada di dagu Jimin.
"Jimin terimakasih."
"Hah.. terimakasih untuk apa hyung? "
"Terimakasih sudah kembali menjadi duniaku. Terimakasih Jimin. Hyung janji tidak akan meninggalkanmu lagi.."
"J-janji?" Jimin menyodorkan kelingking mungilnya. Sangat mungil, hingga membuat Yoongi menahan gemas akan tingkah tak terduga kekasihnya.
"Janji." Yoongi menautkan kelingkingnya dengan kelingking Jimin. Jimin tersenyum tulus, hingga membuat Yoongi terpana akan senyum itu lagi dan lagi.
"Bagaimana kalau kita lanjutkan ciuman kita? Jiminnie?"
"Ku bunuh kau, hyung."
END.
END DENGAN TIDAK ELITNYA, HA-HA-HA