part satu

10K 236 2
                                    

Cerita ini adalah cerita yang kutulis tahun 2012 lalu dan kembali di publish ulang tanpa pengeditan. Maaf jika kata-kata dan typonya amburradul. Harap maklum.
Semoga kalian suka.
Happy reading 😇😇

                     ❤️❤️❤️❤️❤️

Aku sedih, ku terluka
Ku menangis kau pergi selamanya
Aku hancur berkeping-keping
Bagaimana ku bisa hidup
Tanpa ada dirimu
Ingatkah saat itu kau bisikkan
Kata cinta yang terindah
Kau menjadi kekasih
Sampai nanti mati
Aku terlalu rapuh untuk
Mengenang memori-memori indah
Aku terlalu sakit untuk
Mengenang dirimu
Aku terlalu takut untuk
Mengenang memori-memori indah
Aku terlalu sakit untuk
Mengingat wajahmu
Duhai kekasih
Kau selalu dihati
Selalu dihati.....

Lagu Achie - Memori Indah seakan mewakili perasaan Ajun saat ini.

"Aaarrggh,kenapa gue bisa sebodoh ini," teriak Ajun melampiaskan kekesalannya.

"Ajun,kamu kenapa?" teriak mama di ruang bawah yang mendengar teriakkan Ajun.

"Gak papa ma," balas Ajun.

"Kenapa gue bisa sebodoh ini.Kenapa gue gak pernah berpikiran kalo Dila khianatin gue?Aaarrgghh,"

Ajun menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Ajun melirik fotonya dan Dila yang terpajang indah di samping tempat tidur.Ajun meraih foto itu.

"Dila, kenapa lo setega ini sama gue?Lo gak tau apa kalo gue cinta banged sama lo? Apa hubungan kita yang udah terjalin 2 tahun ini gak berarti apa-apa buat lo? Dan semudah itu lo bilang putus sama gue?"

Ajun menatap fotonya bersama Dila dengan mata berkaca-kaca. Bagaimana tidak, Ajun dan Dila sudah berpacaran selama 2 tahun lebih. Tepatnya saat mereka duduk di bangku SMA kelas XII. Ajun sangat mencintai Dila, begitupun dengan Dila, itulah yang dipikirkan oleh Ajun tapi ternyata dugaan Ajun salah. Ternyata selama ini Dila berselingkuh di belakang Ajun.

"Tapi gue gak boleh putus asa. Gue yakin kalo Dila bakal balik lagi kepelukan gue. Dan gue bakal buktiin kalo keputusan Dila milih selingkuhannya itu salah. Iya Dila, lo liat aja. Gue bakal ngelakuin apa aja biar lo balikan lagi sama gue. Dan gak ada yang boleh milikin lo selain gue," kata Ajun dengan tekat yang kuat.

Ajun keluar dari kamarnya dan meraih kunci motor yang ada di ruang tamu.

"Jun,kamu mau kemana malam-malam begini?" teriak mama.

"Ajun keluar bentar ma," jawab Ajun sembari keluar dari rumah.

"Kenapa lagi dengan anak itu! Pasti mau balapan lagi! Vit, kamu nasehatin lah adikmu sesekali, mama udah kualahan nasehatin dia tapi dia gak pernah berubah" ujar mama pada Vitra,kakaknya Ajun.

"Ma,Vitra juga udah nasehatin Ajun tapi Ajunnya aja yang keras kepala. Di bilangin berapa kali pun gak bakalan denger tu anak," kata Vitra sembari menaiki tangga menuju kamar.

"Pa,bagaimana ini? Ajun tambah hari tambah liar! Kuliahnya juga gak karuan. Dia selalu sibuk sama balapannya itu," mama melihat papa yang duduk disampingnya.

"Iya ma,papa juga pusing mikirin Ajun. Kenapa dia gak kayak kakaknya aja si Vitra.Udah pintar, penurut lagi," sahut papa.

Kedua orang tua Ajun hanya pasrah dengan tingkah anak mereka yang satu itu.

Ajun dan Vitra memang lah kakak beradik tapi sifat dan tingkah laku mereka sangat jauh berbeda. Vitra memiliki otak yang lumayan pintar, penurut pada orangtua dan tidak salah jika sekarang Vitra bisa bekerja di sebuah perusahaan terkenal setelah lulus menjadi seorang sarjana sebulan yang lalu tidak seperti Ajun. Ajun lebih suka balapan liar dari pada kuliah. Dan wajar kalau Ajun jarang masuk kelas dan memperoleh nilai yang bisa membuat orang tuanya ngamuk-ngamuk saat Ajun memberitahukan nilai IP nya akan tetapi Ajun sama sekali tak memperdulikan itu semua.
Meskipun papa dan mamanya menceramahinya hingga satu jam lebih, Ajun mendengarnya dengan telinga kanan dan mengeluarkannya lewat telinga kiri tidak ada satu nasehat pun yang tertinggal di kepala Ajun. Parahnya lagi, saat papa dan mamanya sudah selesai menceramahinya, Ajun pasti mengatakan

"Udah selesai ceramahnya? Ajun capek dan ingin istirahat sekarang,"

Setelah mengucapkan kata-kata mutiaranya, Ajun bergegas menuju kamarnya tanpa memperdulikan papa dan mamanya yang sudah kesal tingkat Internasional kepadanya.

___

Pagi hari di SMA 1 Harapan

"Hai sayang, kamu udah masuk sekolah lagi ya?" sapa Gilang pada pacarnya,Keyzia.

"Eh, lo siapa? Ngapain lo SKSD sama gue? Gue gak kenal sama lo,"

"Sayang, kamu gak ingat lagi sama aku? Aku Gilang pacar kamu! Kok baru seminggu kamu gak masuk sekolah bisa lupa sih sama aku?"

Gilang mencoba memegang tangan Keyzia tapi dengan kasar Keyzia menepisnya.

"Heh, lo budek ya? Gue kan udah bilang. Gue gak kenal sama lo. Mendingan lo pergi deh sekarang!"

"Sayang kamu beneran gak ingat sama aku?" tanya Gilang.

Gilang heran melihat tingkah laku Keyzia terhadap dirinya.

"Hai Bella,"

Keyzia melambaikan tangannya pada Bella tanpa menghiraukan Gilang yang masih didepan dirinya.

"Hai Key. Ternyata lo udah nyampe duluan. Padahal tadi gue ke rumah lo buat jemput lo tapi lo nya udah jalan!"

Sekilas Bella tersenyum kearah Gilang.

"Hehee, maaf ya! Habisnya gue gak sabar pengen ke sekolah jadi gue nyuruh aja kak Randi buat nganterin gue heheee,"

"Dasar lo. Oh iya,Gilang? Ngapain lo disini? Pasti mau nyamperin pacarnya ya? Cie, cie yang lama gak ketemu" goda Bella sembari menyenggol sikut Keyzia.

Keyzia mengernyitkan alis mendengar ucapan Bella sedangkan Gilang tak menjawab.

"Bel, lo ngomong apa sih! Gue gak ngerti. Mending kita ke kelas yuk!"

Keyzia menarik lengan Bella menjauh dari Gilang.

"Key, Key tunggu dulu. Itu Gilangnya kasian sendiri," 

Gilang hanya bisa berdiri ditempat melihat kepergian Keyzia dan Bella. Ia masih belum mengerti apa yang terjadi pada kekasihnya.

"Udah gak papa"

Keyzia terus menyeret Bella sampai di kelas XII IPA 3.

"WHAAAATTT??? JADI GILANG ITU BENERAN PACAR GUE?"

Mata keyzia seakan ingin keluar dari tempatnya saat mendengar penjelasan Bella.

"Ya ampun Key, lo ini gimana sih?Masa pacar lo sendiri lo lupa? Pasti ini gara-gara kecelakaan minggu kemaren kan? Gue bingung deh sama lo. Habis kecelakaan itu lo sering banged lupa sama orang, udah kayak orang Amnesia aja,"

Bella duduk di kursinya dan mengeluarkan nafas panjang melihat tingkah sahabatnya.

"Gue gak Amnesia Bella. Kalo gue Amnesia ya gak mungkin lah gue ingat sama lo!"

Keyzia duduk di samping Bella.

"Iya Key, lo gak Amnesia tapi lo suka lupa. Dan lebih tepatnya, lo itu PIKUN sekarang Keyziaaaaaa"

"Bel, kok lo tega amad ngatain gue pikun?" ujar Keyzia dengan tampang memelas.

"Emang itu kenyataannya kan?"

Keyzia hanya bisa menunduk mendengar penuturan Bella,sahabatnya itu.

 WARNING!!! Istriku Pikun (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang