part 4

3.7K 154 1
                                    

"Iya pa," jawab Ajun segera menuju ruang kerja papanya.

"Duduk kamu," 

Papa berdiri membelakangi Ajun.

"Pa, ini semua gak sep...." 

"Cukup Ajun. Selama ini papa udah berusaha untuk sabar karena kamu sering balapan liar.Tapi sekarang papa gak bisa toleransi lagi sama kelakuan kamu Ajun," 

"Tapi pa..." 

"Papa gak pernah ngajarin kamu untuk lari dari tanggung jawab Ajun. Kalau kamu sudah melakukannya, kamu harus menanggung akibatnya,"

Papa memberi jeda pada kalimatnya. Ajun menunduk. Papa berbalik menatap Ajun.

"Besok kamu akan papa nikahkan dengan gadis itu," 

Ajun terkejut mendengar keputusan papanya.

"Tapi pa, Ajun benar-benar gak kenal sama cewek itu,"

Ajun bangkit dari kursi.
 
"Cukup Ajun. Kamu gak perlu mengelak lagi. Gadis itu menangis saja sudah cukup untuk membuktikan kalo kamu sudah..." 

"PA.. ITU GAK BENER," 

Ajun merasa frustasi karena papa tidak mempercayai perkataannya.

"Kamu berani ngebentak papa hah?Ok, sekarang kamu akan papa nikahkan dengan gadis itu,"

Papa menyeret Ajun menuju ruang keluarga.
 
"Pa, Ajun gak mau,"

Ajun memberontak. Ajun berusaha melepaskan cengkraman tangan papanya yang begitu kuat.

"DIAM KAMU AJUN," bentak papa.

"Pa, ada apa ini?" tanya mama menghampiri papa saat melihat Ajun diseret.

"Liat anakmu ini ma? Dia tidak mau bertanggung jawab setelah melakukan perbuatannya," 

"Pa, Ajun gak ngelakuin apa-apa. Jadi buat apa Ajun tanggung jawab,"

Ajun masih membela diri.
 
"Iya pa. Tanggung jawab apa maksud papa? Mama gak ngerti," 

Papa heran melihat tanggapan mama.

"Mama gak ngerti? Tadi kan," 

"Oow jadi papa pikir Ajun udah ngehamilin Keyzia?" tanya mama.

"Memang benar kan ma?" papa bingung.

"Gak pa. Dugaan kita salah. Ajun gak ngehamilin Keyzia. Betul yang di bilang sama Ajun, Ajun itu gak kenal sama Keyzia" jelas mama.

"Tuh kan pa, bener Ajun bilang,"

Papa melepaskan cengkramannya dari tangan Ajun.
 
"Tapi bagaimana bisa ma?" 

"Keyzia kesasar dan gak sengaja berdiri di mobilnya Ajun tadi, waktu Ajun mau ambil baju mama di distro. Keyzia juga lupa rumahnya. Jadi Ajun membawanya kesini,"

Mama kembali duduk disofa di samping Keyzia.

"Oow jadi begitu toh. Syukur lah kalo Ajun tidak melakukan yang tidak-tidak pada Keyzia,"

Papa lega mendengar penjelasan mama. Papa pun ikutan duduk di sofa. Sedangkan Ajun hanya memandang Keyzia dengan geram. 

"Sorry ya Jun. Gue pikir tadi lo bohong,"

Vitra yang tadinya diam melihat adegan orangtuanya dan adiknya, Ajun kini angkat bicara.

"Lo sih gak percaya sama gue. Papa juga,"

Ajun berlalu menuju kamar. Ajun memegang tangannya yang sakit belas  cengkraman tangan papanya tadi.

"Maafkan papa Ajun. Papa gak tau," teriak papa tapi Ajun tak menghiraukannya.

"Oya sayang, sekarang kamu disini aja dulu ya? Nanti kalo kamu udah ingat alamatnya biar Ajun yang antarkan kamu pulang," kata mamanya Ajun lembut.

"Iya tante. Makasih ya," balas Keyzia.

Tiba-tiba ponsel Keyzia berbunyi. 

"Kak Randi," gumam Keyzia saat melihat nama Randi tertera di layar ponselnya. 

_Via telepon 

"Hallo kak,"

"Hallo Key. Lo dimana? Gue udah nyampe dari tadi ni di depan," 

"Di depan mana?" 

"Ya di depan sekolah lo lah. Tadi kan lo nyuruh gue jemput lo," 

"Keyzia udah gak disana kak. Sekarang Keyzia lagi di rumah orang," jawab Keyzia polos.

"Hah, dirumah orang? Dimana maksud lo! Jangan bilang kalo lo lupa lagi," 

"Hehee maaf kak. Kalo gitu kakak jemput Keyzia sekarang ya? Keyzia kirim alamatnya sekarang," 

"Ya udah," 

"Tut..tut..tut..." 

"Kakak kamu?" tanya mamanya Ajun ketika Keyzia meletakkan kembali ponselnya ke dalam tas.

"Iya tante,"

Mama, papa dan Vitra hanya tersenyum kepada Keyzia. 

Tak lama kemudian, Randipun tiba dirumah Ajun. 

"Itu kakak saya udah nyampe tante. Saya pulang dulu ya tante, om, kak," pamit Keyzia pada seluruh keluarga Ajun kecuali Ajun karena ia tidak keluar dari kamarnya.

"Maaf ya pak, bu kalo adek saya udah nyusahin kalian," tutur Randi merasa merepotkan mereka.

"Iya, gak papa kok. Malah saya suka sama Keyzia, dia anaknya baik dan ramah," kata mama.

"Ya sudah kalo begitu.Sekali lagi makasih banyak ya om, tante, permisi,"

Randi dan Keyzia beranjak menuju mobil.

___ 

"Lo ini gimana sih? Kenapa sampai lupa lagi?" Randi memarahi Keyzia saat mobil mulai melaju.

"Mana Keyzia tau, emangnya Keyzia sengaja apa?" jawab Keyzia polos.

"Aaarrghh emang capek kalo punya adik pikun kayak lo," 

"Kok kakak ngatain aku pikun?" 

"Emang bener kan?" 

"Iya sih, tapi kan gah usah segitunya juga," Keyzia merasa sedih mendengar perkataan Randi.

"Key, gue bisa sabar kalo lo ngelakuin ini yang pertama kali tapi ini bukan yang pertama kali lagi Key. Dari kemarin lo nyusahin gue terus. Lo selalu lupa," 

"Iya, Keyzia juga tau. Maaf kalo Keyzia nyusahin kak Randi," ucap Keyzia sembari menunduk.
 
"Huft,udah lah. Lo gak usah pasang tampang kek gitu. Males gue liatnya" 

"....." 

"Hei, iya, iya. Gue gak marah kok. Liat sini dong," kata Randi membelai rambut Keyzia.

"Beneran kakak ga marah lagi?" 

Keyzia mendongak melihat Randi.

"Iya,"

Randi tersenyum. Ia merasa lucu dengan tingkah adik bungsunya ini.
 
"Makasi ya kak,"

Keyzia memeluk Randi yang sedang menyetir.

"Aaaa, kak Awaaaas" 

 WARNING!!! Istriku Pikun (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang