pt.11

1.2K 82 11
                                    

Chanyeol kini sudah mengendarai motornya ke tempat yang diyakini bukan apartemen mereka namun rose tidak menyedarinya karena dia sibuk dengan pikirannya sendiri serta hatinya yang hancur oleh perkataan taeyong tempo waktu tadi

"Dasar jalang!" Bagaikan radio rusak kalimat mutiara taeyong itu terus saja tengiang diteling rose

Mata rose memerah ia menggigit bibirnya menahan tangis yang kapan saja siap meledak bahkan ia menggenggam erat kemeja chanyeol yang bisa saja merobeknya secara tidak sengaja.

Tiba-tiba chanyeol memberhentikan motornya. "Menangislah jika kau ingin menangis jangan menahannya kau bisa sesak nafas".

Sunggu lelaki yang sangat pengertian. Entah kenapa rose jadi sering membandingkan sifat chanyeol dan taeyong yang berbanding terbalik.

Dan entah kenapa rasanya rose lebih nyaman berada di dekat chanyeol namun hatinya masih saja tetap memilih taeyong dibanding chanyeol walau terkadang ia merasa hatinya memilih chanyeol.

Sungguh kisah yang rumit.

Begitu chanyeol mengendarai motornya rose langsung larut dalam tangisnya. Ia memeluk chanyeol dari belakang dan menyembunyikan mukanya di balik punggung chanyeol.

Isakan tangisnya menggelegar namun tidak terdengar karena pengaruh angin.

Chanyeol hanya bisa merasakan hangat dipunggunggnya akibat air mata rose yang ditumpahkannya di bajunya.

🥑🥑🥑

"Tempat apa ini?" Rose masih dengan mata yang sembab memandang heran tempat yang mereka kunjungi pasalnya mereka harusnya berada di apartemen mereka namun sekarang mereka berada di game center yang bisa dibilang cukup jauh dari apartemen mereka.

"Apa kau bodoh? Tentu saja ini game center" chanyeol merasa heran dengan rose pasalnya manusia mana yang tidak tau game center bahkan nenek-nenek yang sudah dalam hitungan menit menuju kematian pun tau.

"Maksudku....untuk apa kita kesini?"

"Kau masih sedih bukan?" Chanyeol sedikit membungkukkan badannya pasalnya ia sangat tinggi membuat wajah mereka sangat dekat.

"T-tentu"

"Kajja kita bermain" kemudian chanyeol menarik tangan rose kearah pintu masuk game center tersebut dan membeli beberapa koin untuk bermain.

"Bagaimana kalau kita bermain dengan taruhan?" Tawar chanyeol karena rasanya permainan ini akan menjadi hampa jika hanya bermain seperti biasa saja.

"Ayo"

"Kau mau bertaruh apa?"

"Bagaimana dengan...tokkebi?" Ujar Chanyeol sudah cukup berpikir keras untuk tokkebi.

"Tentu!" Pekikan antusias rose membuat chanyeol tersenyum. Kenapa rose sangat antusias? Pasalnya tokkebi adalah makanan kesukaannya bahkan ia pernah menghabiskan uang jajannya hanya untuk tokkebi.

"Kajja kita main itu" kemudian rose menarik tangan chanyeol menuju sebuah permainan pump it.

"Mwo?! Pump it? Kau serius?"

"Tentu! Kau tidak mau?" Sungguh chanyeol tidak pernah sekalipun memainkan permainan yang satu ini jika ia bertaruh untuk ini tentu dia akan kalah. Tetapi jika dia menolaknya sungguh ia tidak tega membiarkan rose kembali murung.

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang