pt.16

931 80 2
                                    

Tunggu dulu!

Perhatian!
Dimohonkan kepada para pembaca agar tidak menjadi siders oke?. Tolong di vote dan comment ya. Comment aj keluh kesah kalian tentang cerita ini dan kasih inspirasi buat kelanjutannya oke?

Happy reading^^



















Tidak terasa sekarang sudah terhitung selama dua minggu lebih chanyeol menjadi guru privat rose. Bahkan sejauh ini menurut chanyeol rose sudah terbilang sedikit siap. Ingat ya hanya sedikit.

Gadis itu masih kurang mengerti beberapa hal. Terutama soal hitungan fisika dan matematika. Gadis itu malah lebih mudah mempelajari beberapa pelajaran hapalan seperti biologi dan lain sebagainya. Kalau soal hitungan gadis itu hanya pandai menghitung atom dalam kimia.

"Aish...oppa ku kira aku tidak akan mendapatkan ponsel baruku" ujar gadis itu dengan rambut berantakan karena ia selalu saja menarik rambutnya seperti orang gila berharap dengan melakukan hal itu ia bisa mengerjakan soalnya. Namun nihil saja ia hanya semakin stress.

"Kukira aku terlalu bodoh sehingga tidak akan mendapat ponselku" gadis itu kini menunduk lesu.

"Baguslah kalau kau sadar" bukannya memberi semangat chanyeol malah semakin menjatuhkan gadis tersebut.

"Ya! Park chanyeol! Seharusnya kau memberiku semangat. Aish..." sungguh pria yang menyebalkan. Kalau saja rose tidak membutuhkan otak chanyeol yang pintar itu sudah dari dulu ia melenyapkan pria itu di sungai han. Atau bila perlu ia memukul kepala pria itu dengan panci milik ibunya agar pria itu menjadi bodoh.

"Kalau kau mau pintar maka belajarlah!" Perintah chanyeol kemudian ia beranjak menuju kamarnya. Ini adalah waktunya untuk memakan obat sialannya itu.

Selama adanya rose dirumahnya. Laki-laki itu bahkan mengkonsumsi obatnya berlebih berharap penyakitnya tidak kambuh di depan rose seperti yang sebelumnya terjadi. Kemudian setelah meminum obatnya ia kembali ke ruang tengah untuk menemui gadis itu.

"Sudah selesai?" Tanya chanyeol. Kemudian rose mengangguk dan merai tasnya untuk beranjak pergi. Namun ia teringat akan sesuatu.

"Ah-chan lp mu masih ada di apartementku mau mampir?" Tanya rose. Kemudian chanyeol mengangguk dan meraih ponselnya.

Kemudian mereka berdua beranjak keluar dari apartement chanyeol menuju ke lantai atas. Namun siapa sangka di lift rose berpapasan dengan pria yang sudah selama beberapa minggu ini dihapusnya dari ingatannya.

"Rose..." pria itu meraih tangan rose namun sesegera mungkin rose menghentakkan tangan pria itu.

"Jangan menggangguku! Aku sudah punya pacar!" Kemudian dengan reflek rose menggengam lengan chanyeol dan mendekatkan diriny pada chanyeol agar tampak seperti sepasang kekasih.

"Kau.... menjalin hubungan dengan pria lemah ini?" Tanya taeyong dengan nada merendahkan kemudian menyeringai.

"Ya! Dia tidak lemah!" Sebisa mungkin rose membela pacar pura-puranya itu.

"Cih... tidak lemah apanya. Baru kupukul saja sudah tepar" mendengar itu kening rose mengerut.

"Ah... jadi pria ini belum memeberitahumu bahwa aku membuatnya babak belur malam itu?" Tanya taeyong lagi dengan nada merendahkan kemudian mendapat tatapan tajam dari chanyeol.

Bukh!

Satu pukulan berhasil lolos dari chanyeol tepat pada sudut bibir taeyong.

"Jangan ganggu rose!" Kemudian ia melangkah maju menuju lift dan menggenggam erat tangan rose. Namun sebelum melangkah masuk ia berhenti dan melihat kearah taeyong lagi.

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang