Tring
TringBelum lama sejak rose pergi meninggalkannya kini taeyoung yang sedang makan terganggu dengan dering handphonenya.
Seolah tidak mengerti situasi handphone taeyoung terus saja berdering membuatnya sedikit geram karena ritual makannya terganggu.
"Aishh... tidak bisakah handphone sialan ini berhenti berdering" gumam taeyoung kemudian mengangkat handphonenya.
Nomor tidak dikenal
Tampak rose dengan seseorang di foto itu yang tidak lain lagi merupakan chanyeol. Melihat foto itu hanya membuat taeyoung semakin geram dengan chanyeol yang dengan berani mendekati rose sementara rose merupakan pacar taeyoung.
Taeyoung
Siapa kau?
Darimana kau mendapat foto ini?
Dan kenapa kau terus mengirimi
Foto foto pacarku dengan yang lain padaku?Nomor tidak dikenal
Tenanglah taeyoung
Ini adalah alamat lelaki itu
Habiskan dia selagi egomu menguasaimuTak lama kemudian nomor yang sama memberi pesan lagi pada taeyoung berisi alamat chanyeol kini bahkan beserta dengan pin apartemennya.
Taeyoung
Terima kasih dan jangan lupa kirimkan nomor rekeningmu aku akan transfer upahmu.Nomor tidak dikenal
Tidak perlu repot-repot
Ini kuanggap pekerjaan sukarela.🥑🥑🥑
Rose yang sedari tadi menangis bersama hujan pun kini sudah tidak menangis lagi begitupula dengan hujan yang sudah tidak turun.
"Kau ingin pulang?" Tanya rose melihat chanyeol yang mulai mengemasi barangnya dan memakai tas gitarnya.
"Ah..ne" ujar chanyeol sembari berdiri.
"Aku ikut" ujar rose sembari ikut berdiri bersama chanyeol.
"Kajja" ajak chanyeol sembari meraih tangan rose namun tidak didapatnya karena rose menyibakkan rambutnya dengan tangannya.
"Kajja" ajak rose melihat chanyeol yang tidak kunjung jalan.
Kini mereka sudah sampai di mobil chanyeol. Sementara chanyeol sibuk menyetir rose hanya sibuk dengan handphonenya dan sesekali melihat ke arah jalan.
Karena jarak menuju ke apartemen bisa dibilang cukup dekat tidak perlu menunggu waktu yang lama mereka pun sampai di depan lobby apartemen.
"Terima kasih" ujar rose sembari menutup pintu mobil chanyeol dan beranjak pergi menuju kamar apartemennya.
Setelah memarkirkan mobilnya di basement chanyeol kini menaiki lift dan memasuki kamarnya.
Saat chanyeol memasuki kamarnya cukup terasa hawa yang berbeda gelap dan bahkan tanpa suara toben yang selalu menyambut kepulangan ayahnya.
BUGH
BUGH
BUGHBerbeda dari kepulangan chanyeol yang biasanya disambut toben kini ia disambut dengan tiga pukulan di perut,pipi dan kembali ke perutnya.
"Akh.." rintih chanyeol
"Ada apa hah? Kau tidak bisa melawanku" tantang seorang lelaki yang menggebuki chanyeol.
"K-kau ini siapa?" Ujar chanyeol pada lelaki yang memukulinya itu.
BUGH
Bukannya menjawab lelaki itu hanya menendang bagian rahang bawah chanyeol membuatnya terjatuh dan mengeluarkan darah.
Kring
Kring
KringDering handphone taeyoung membangunkannya dari egonya untuk memukuli chanyeol.
"Ne..appa?"
"..."
"Ne.. aku segera kesana".Kemudian taeyoung pergi meninggalkan chanyeol setelah sambungan telepon itu terputus.
Chanyeol kini melihat kearah toben yang menghampirinya dengan mulut diikat sudah pasti itu perlakuan taeyoung.
Kemudian chanyeol melepaskan ikatannya.
Kini penglihatan chanyeol semakin gelap ia kembali terjatuh dan pingsan.
Sementara toben terus menggonggong dan sesekali melolong melihat pemiliknya itu pingsan.
🥑🥑🥑
Kini rose sudah menginjakkan kaki di kelasnya dan duduk disebelah lisa yang kebetulan menduduki kursi chanyeol.
"O-chaeyoung aku duduk disini yah soalnya aku sedang males duduk sama sehun" ujar lisa sembari melirik kearah sehun.
"Ah..ne" setuju rose.
"Memangnya kau sedang bertengkar dengannya?" Kepo rose pada hubungan temannya itu.
"Yahh begitulah" ujar lisa dengan muka malas.
Pelajaran pun dimulai guru mulai memasuki kelas namun kelihatannya kelas itu kekurangan murid.
Yap chanyeol tidak kunjung datang bahkan sekarang sudah isturahat tidak mungkin chanyeol setelat ini.
"Apa kau tau dimana chanyeol?" Tanya rose pada lisa yang tengah sibuk menyeruput colanya sembari melihat kearah sehun yang dikerumuni oleh cewek (maklum cogan).
"Ah.. iya tadi dia mengabari sehun katanya dia sakit dan tidak bisa sekolah hari ini" ujar lisa tanpa memalingkan penglihatannya dari sehun.
'Sakit?'
'Apa dia kebasahan karena hujan?'
'Tapi kan semalam dia hanya terkena sedikit hujan bahkan aku yang basah kuyup saja tidak sakit'
'Aishhh rose kenapa kau perduli dengannya' batin rose sembari menyeruput jus alpukatnya.Kemudian rose melihat kearah lisa yang sibuk melihati sehun.
"YA! Kalau kau cemburu ayo kita pergi dari sini jangan melukai hatimu" ujar rose sembari berdiri hendak meninggalkan kantin.
"Kajja" ajak rose.
Bagaikan seorang anak yang ditarik ibunya rose menarik lisa menuju ruang kelas dan melanjutkan pelajaran hingga bel pulang sekolah.
/////
TBCHai readers ikutin terus ya cerita HURT dan jangan lupa buat vote dan follow author ya.