Bel sekolah baru saja berbunyi dan sebagai murid yang paling tidak suka dengan yang namanya 'belajar' rose adalah orang pertama yang keluar dari kelas.
Namun saat ia akan beranjak dari tempat duduknya. Sebuah tangan kekar menahan tasnya membuatnya tidak bisa melenggang pergi.
"Lepaskan tasku aku mau pulang" ujar rose dengan suara dinginnnya.
"Maaf nona tapi kurasa kau sudah lupa dengan perjanjian kita" ujar chanyeol dengan nada tidak kalah dingin membuat rose tertawa hambar.
"Maaf tuan tapi kurasa kita tidak punya kesepakatan apapun" kemudian rose melenggang pergi namun lagi-lagi chanyeol menahannya.
"Apa lagi park chanyeol?!" Kini rose benar benar tidak suka saat ia ingin pulang namun ditahan seperti ini.
"Kau lupa semalam kau menyuruhku menjadi guru les privat mu?" Sepertinya rose memang benar seorang yang pelupa. Bahkan semalam dia sendiri yang memintanya namun wanita ini malah melupakannya.
"Ah, maaf aku lupa. Tapi aku tidak mau hari ini" sebenarnya bukan karena sibuk. Hanya saja rose adalah seonggok manusia yang sangat sangat malas belajar.
"Tapi aku mau hari ini" tentu saja chanyeol harus memaksa gadis pemalas ini untuk belajar.
"Kenapa kau memaksa?" Bahkan bagi rose seorang yang memaksanya belajar itu lebih menjengkelkan daripada taeyong yang selalu posesif terhadapnya.
"Karena aku gurumu dan aku berhak mengatur jadwal belajarmu"
"Wahh.. sepertinya sebentar lagi kita akan punya pasangan baru dikelas ini" ya,tentu saja itu adalah suara pria yang paling menjengkelkan sejagat raya. Itu adalah suara sehun yang sedari tadi melihat perdebatan antara chanyeol dan rose.
"Jangan mengurusku. Urus saja pacarmu itu" ujar chanyeol menunjuk lisa dengan dagunya.
"Jaga mulutmu tuan" sepertinya lisa sudah mulai belajar cara bersikap dingin dari rose.
"Berhentilah mengoceh tuan dan nyonya. Sebaiknya perbaiki saja hubungan kalian itu" kemudian chanyeol menarik tangan rose dan melenggang pergi dari ruangan kelas meninggalkan dua sejoli yang kini terjebak dalam keheningan itu.
🥑🥑🥑
"Aku tidak mau belajar park chanyeol!" Itu adalah pekikan seonggok gadis yang malas belajar. Sedari tadi gadis itu terus saja memiliki banyak alasan agar ia tidak belajar.
"Kalau kau tidak mau belajar maka kau tidak akan mendapatkan handphonemu" yang dikatakan chanyeol memang benar adanya. Apabila gadis ini tidak belajar maka ia tidak akan mendapat handphonenya.
"Tapi kan..."
"Tidak ada tapi tapian. Sekarang buka buku matematikamu dan kerjakan soal dihalaman 122!" Dan setelah mendapat perintah itu siapa sangka gadis ini langsung menurut dan membuka bukunya.
Secara rinci chanyeol mulai mengajari rose dengan sangat telaten. Namun siapa sangka yang diajari malah melihati pahatan indah yang mahakuasa pada wajah chanyeol. Bahkan sedikitpun ia tidak melihat kebukunya hanya chanyeolah yang dilihatnya.
"Kau mengerti?" Gadis yang dintanyai hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah indah chanyeol.
"Kurasa kau sangat menyukai visual mukaku nyonya" mendengar itu rose langsung tersadar dan mulai melihat kebukunya seolah ia mngerti dan mulai mengambil pulpennya.
"Kerjakan yang ini kan?" Rose menunjuk ke salah satu uji kompetensi bahkan ia tidak menyadari bahwa itu salah karena salah tingkahnya.
"Bukan yang itu nona. Yang ini" chanyeol menunjuk ke salah satu latihan soal.
"Ah, benar yang ini" kemudian rose mulai memgerjakan soalnya namun nihil saja ia tidak mengerti caranya.
"Baiklah akan kuajarkan sekali lagi" kemudian chanyeol menjelaskannya lagi. Dan kali ini rose melihatnya secara rinci dan mulai mengerti.
Sampai tiba-tiba sebuah carian kental berwarna merah meluncur dari hidung chanyeol. Beruntung saja rose tidak melihatnya dan dengam cepat chanyeol menghindari hal itu terjadi.
"Aku mau ke toilet sebentar" kemudian sesegera mungkin chanyeol menuju toilet dan membersihkan darahnya.
"Kukira penyakit ini terlalu mengusik hidupku" ujar chanyeol bermonolog sembari melihat pantulan dirinya di cermin.
🥑🥑🥑
Ditengah kesibukannya dan kekerasannya mengerjakan soal yang diberi chanyeol tiba-tiba ponsel gadis itu berbunyi dan menampilkan 'taeyongie'.
"Yeobseo?"
"Chaeyoung-ah aku merindukanmu. Kumohon maafkan aku". Ujar pria itu dengan penuh penyesalan.
"Tapi kau sungguh kelewat batas lee taeyong" peringat rose. Memang prianya ini sudah kelewat batas. Dan ia harus tetap mempertahankan benteng yang sudah dibuatnya antara dia dan taeyong. Tidak ada lagi kata kembali bersama untuk pria ini.
"Aku tau. Kumohon maafkan aku" taeyong kini benar-benar menyesal dengan perlakuannya. Memang seharusnya ia tidak melakukan hal itu.
"Aku sudah memaafkanmu. Tapi kita tetap putus" kemudian rose mengakhiri panggilannya.
"Jadi kau tidak memaafkannya nona?" Tanya chanyeol yang berjalan mendekati rose. Ya, sedari tadi pria ini terus saja mendengari percakapan rose.
"Sebaiknya kau menghargai privasiku tuan" kemudian gadis itu kembali fokus ke bukunya.
"Cepat selesaikan tugasmu nona. Aku akan berada di ruang musik" kemudian chanyeol melenggang pergi ke kamarnya.
"Apa bermain musik membuatnya sepintar ini" gumam rose dengan suara pelan sembari mengerjakan tugasnya.
🥑🥑🥑
Hai chinggu 😁 jangan lupa di vote dan komen ya.
Met malming gengs
