pt.28

1.3K 51 11
                                    

-walk on chanyeol memories-

Part kali ini isinya tentang masa lalu chanyeol yah.

Enjoy reading gais. Walaupun gak terlalu panjang.

Vote🖤
Comment🖤







"Hah?!" Sehun sungguh tak habis pikir dengan chanyeol sekarang.

"Meninggalkan rose? Yang benar saja" mereka tengah berbincang di ruang rawat chanyeol dan barusan chanyeol bilang ia mau meninggalkan rose?. Sungguh tidak masuk akal.

"Dengar dulu penjelasanku!" Protes chnyeol. Ia akui memang keputusannya sangat tidak masuk akal. Tapi ia punya alasan tersendiri.

"Aku tidak yakin aku bisa sembuh. Lagi pula aku sudah mengidap penyakit ini cukup lama" chanyeol menundukkan kepalanya setelahnya. Bukankah lebih baik jika ia pergi dari rose daripada nantinya rose menyaksikan kematiannya?.

"Lalu? Apa kau pikir dengan meninggalkannya semua akan baik baik saja?" Menurut sehun bukankah meninggalkan rose jauh lebih membuatnya terpuruk nantinya?.

"Iya, aku tau. Aku juga tengah memikirkan caranya" chanyeol mengerti. Di situasi ini ia memang egois jika pergi begitu saja. Tentu saja itu akan membuat rose makin sakit hati. Pergi tanpa alasan.

"Tapi, chan. Yakinlah kau bisa sembuh" sehun memberi tepukan kecil pundak sahabatnya yang duduk di ranjangnya.

Chanyeol menggelengkan kepalanya.
"Ani. Aku bisa merasakannya"

Percayalah, sehun tengah menahan tangisnya sekarang ini. Chanyeol hanya akan menertawakannya jika tangisnya pecah sekarang. Beruntunglah lisa dan rose sudah kembali.

"Kami membawa makanan" ujar lisa dengan semangan sembari mengangkat beberapa kantung belanjaan dia kedua tangannya.

"Wah~ aku mau!" Ujar chanyeol dengan semangat. Tapi memperoleh tatapan tidak bersahabat dari rose.

"Tidak boleh. Kau sedang sakit. Sebaiknya makan makanan rumah sakit saja"kemudian rose menyusul lisa yang sudah duduk di sofa. Ia meraih semangkuj mie instan yang membuat chanyeol bisa mati kelaparan hanya dengan mencium aromanya.

"Sungguh tidak adil" ujar chanyeol. Bibir mengerucut lalu memandang makanan yang diberikan suster beberapa waktu lalu. Dengan terpaksa ia memakannya dengan bibir mengerucut layaknya anak kecil yang tidak diberikan permen.

"Rasakan!" Ujar sehun kemudian menghampiri lisa dan rose. Jika saja ia tidak sakit maka kakinya yang berharga itu sudah mendarat dia di muka sehun. Sungguh menyebalkan.

🥑🥑🥑

Sekarang dokter tengah memeriksa chanyeol ditemani seorang perawat yang tengah mengganti infusnya. Sedangkan lisa dan sehun sudah pergi beberapa waktu yang lalu. Karena ini sudah malam. Sekarang ia hanya ditemani oleh rose yang tengah duduk di samping ranjangnya.

"Hmm, apa kau sering merasa nyeri di bagian lukamu?" Tanya dokter sembari memeriksa papan pasien ditangannya.

"Masih"

"Apa ada keluhan lain?" Ujar dokter tersebut masih fokus pada papan di tangannya.

"Tidak"

"Baiklah. Besok suster akan datang untuk mengganti perbanmu. Dan jangan lupa minum obat mu,ya"

"Ne" kemudian keduanya pergi dari ruang rawat chanyeol. Menyisakan dua insan manusia ini yang terjebak di dalam keheningan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang