pt.22

1K 84 11
                                    




"Bisa kita berbicara di ruangan saya?"

Hai hai! Jangan lupa di vote dan comment yaw😉.

Happy reading!

"Jadi begini bapak dan ibu dari saudara park chanyeol, seperti yang kita ketahui, chanyeol ini sudah lama mengidap kanker darah dan ia sudah pernah menjalani kemoterapi sebelumnya"

"Dan yang seperti kita ketahui juga, park chanyeol ini pernah menghentikan kemonya karena tidak membuahkan hasil. Dan sekarang ia tengah kembali mencoba"

Kedua orang tua dari park chanyeol dan elleane park itu tengah mendengar penjelasan dari dokter.

"Namun......sangat kecil kemungkinan bagi chanyeol. Bapak,ibu" mendengar itu tangisan ibu chanyeol langsung saja pecah. Ia menangis dalam pelukan sang suami.

"Saya mohon dok, lakukan yang terbaik untuk chanyeol. Kami akan membayarnya berapapun itu" ujar ayah chanyeol sembari menenangkan sang istri dengan mengelus pundaknya lembut.

"Kami akan melakukan yang terbaik pak"

Kemudian keduanya keluar dari ruangan dokter menuju ruang rawat chanyeol yang terletak tidak jauh dari ruang dokter.

"Eomma,appa!" Pekik gadis kecil itu sembari berlari kearah keduanya. Namun saat ia ingin memeluk keduanya tangannya mengambang di udara lantaran melihat sang ibu tengah menangis.

"Mom?,waeyo? Apa terjadi sesuatu?" Yang ditanya hanya diam sembari terus terisak.

"Dad?, apa ada sesuatu yang tidak ku ketahui?" Tanya ella pada sang ayah yang ada di samping ibunya.

Kemudian ayah dari park chanyeol dan elleana park itu sedikit berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan sang anak. Ia memegang pundak ella dengan kedua tangannya.

"Tenanglah nak, ibumu hanya menangis lantaran oppamu tidak bisa pulang dengan segera dari rumah sakit" mendengarnya ella hanya mencebik kesal.

"Aish.... oppa memang tidak pernah mendengar ucapanku. Pasti dia tidak memakan makanannya selama kita new york kemarin,dad. Akan kuberi pelajaran dia habis ini"

Yang ada di pikiran anak kecil itu saat ini hanyalah chanyeol yang terlalu egois. Chanyeol yang tidak pernah mendengar ucapannya untuk menghabiskan makanannya agar ia bisa pulang sesegera mungkin dari rumah sakit ini.
Bahkan anak itu sudah bersumpah akan memaki oppanya itu setelah ini.

"Eitss... apa kau sedendam itu pada oppamu anak muda?" Yang ditanya hanya diam dengan wajah cemberutnya dan tidak lupa juga dengan bibir mungilnya yang sudah mengerucut.

"Jangan ganggu oppamu dulu. Dia sedang istirahat. Sebaiknya kau makan dahulu ini sudah siang. Ayo kita makan. Ajak ibumu juga" akhirnya ketiganya pun beranjak pergi menuju restoran terdekat untuk sekedar makan siang bersama.

Tinggallah sehun yang setia menemani chanyeol. "Aku tidak pernah menyangka kau akan seperti ini,sobat" ujarnya pada chanyeol yang tengah dalam masa kritis.

"Aku tidak yakin kita bisa menyimpan ini selamanya dari chaeyoung. Tapi aku akan berusaha untuk tidak memberitahunya. Setidaknya berbicaralah padanya,teman. Aku hanya bisa berbicara saat kau tertidur. Karena aku tau kau hanya akan mengomeliku jika aku terus menyuruhmu mengaku pada chaeyoung"

Memang selama ini sehun sudah menyarankan chanyeol untuk memberitahukan hal ini pada chaeyoung. namun nihil saja, yang di beri saran malah kembali mengomel.

"Jangan biarkan dia mengetahuinya dari yang lain atau dia melihat sendiri. Itu pasti menyakitinya" sehun kembali berbicara pada chanyeol yang tengah tak sadarkan diri.

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang