Rasanya tubuh rose sedang berada di tengah rerumputan. Udara segar menerpa pernukaan kulitnya. Sinar matahari membuatnya terpaksa membuka matanya.
Ia berdiri dan melihat sekitar. Ia melihat bunga matahari yang sangat indah dan bukan hanya satu tetapi ada banyak. Ia berjalan kearahnya. Ditutupnya matanya. Ia menghirup udara dari hidungnya lalu mengeluarkannya kembali.
"Chaeng!"
"Chaeng!"Rose mencari seorang yang memanggilnya. Ia memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri. Tapi ia tak menemukan siapapun disini.
"Chaeng...." suara itu kembali terdengar tetapi tidak selantang tadi. Suara itu kian melemah.
"Chaeng..." kini suara itu diiringi isakan tangis. Dan rose mengenali suara itu. Ia melihat kebelakang. Kini ia bisa melihat siapa empunya suara tersebut. Itu adalah seorang yang sangat ia cintai. Seorang yang ia tak pernah ingin kehilangan. Seorang yang selalu bisa mengerti dia. Ya, itu adalah suara seorang park chanyeol.
Park chanyeol dengan rambut ungunya. Warna itu adalah warna rambut yang kerap kali diusulkan rose. Ia selalu menyuruh chanyeol mengganti warna rambutnya dengan ungu.
"Chaeng, apa kau mencintaiku?" Rose terpaku mendengar pertanyaan chanyeol. Entahlah, rasanya sangat sulit untuk mengatakannya.
"Tentu saja" rose menjawab dengan gugup.
"Katakan kau mencintaiku" perintah chanyeol membuat rose benar-benar matu kutu. Rose hanya diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
"Kau tidak mencintaiku" chanyeol tertunduk sedih didepan rose.
"Selamat tinggal,park chaeyoung"
Chanyeol berjalan menjauh dari rose. Hatinya terasa sakit. Air matanya tumpah. Kakinya seakan tak mau bergerak. Rose hanya diam di tempat sembari menangis.
"Chan... jangan tinggalkan aku"
"Chan"
"Chanyeol"
"Park chanyeol!" Rose tersadar dari tidurnya. Syukurlah itu hanya mimpi, pikirnya.