pt.9

1.1K 84 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana ella dan rose akan pergi bersama namun lain halnya dengan ella yang sudah selesai bersiap chanyeol malah masih uring-uringan di kasurnya.

"YA! OPPA WAKE UP!" Teriak ella sembari menggoyangkan lengan chanyeol namun nihil saja. Sudah 1002 cara dilakukan ella untuk membangunkan abang tirinya itu mulai dari menggunakan baskom,air,bahkan memukulnya dengan guling.

Ding!Dong!

Bunyi bel apartemen chanyeol membuat ella memilih meninggalkan oppanya itu dan membukakan pintu untuk sang tamu yang diyakini adalah rose.

"Unnie!!" Teriak ella antusias sembari mempersilahkan rose masuk.

"Kajja kita langsung berangkat saja nanti kita pulangnya kemalaman" rose kemudian melihat kearah jam tamgannya yang memperlihatkan pukul 10.45.

"Aku juga mau segera berangkat tapi.." ella menggantungkan kalimatnya membuat rose melihat kearahnya seolah menagih penjelasannya.

"Chanyeol oppa belum bangun" lanjut ella.

"Wae? Kenapa kau tidak membangunkannya?" Tanya rose karena menurutnya chanyeol adalah murid teladan tidak mungkin ia sulit untuk dibangunkan.

"Sudah kucoba tapi dia tetap terlelap"

"Bisakah kau membantuku untuk membangunkan chanyeol oppa unnie?" Pertanyaan ella sontak membuat rose bingung pasalnya ia bahkan sangat cuek rerhadap chanyeol hanya semalam saja ia menjenguknya namun itu hanya sebatas rasa terima kasihnya.

"Chaeyoung unnie... pelase" oh, astaga lihatlah anak yang ada didepan rose ini sekarang ia malah menggunakan puppy eyesnya untuk membujuk rose bagaimana mungkin hati rose tidak goyah.

"Baiklah"

🥑🥑🥑

Baru saja taeyong hendak pergi ke restoran dihotel tempatnya menginap nmun ia mendapat pesan lagi yang diyakini dari ayahnya.

Daddy
Taeyong kau harus berangkat ke aussie hari ini juga aku tidak ingin mengundurnya lagi. Selesaikan segala urusanmu dengan segera dan kembali kesini.

Setelah melihat pesan teks dari ayahnha itu taeyong menghembus kuat nafasnya. Pasalnya ia bahkan bemum menyelesaikan masalahnya dengan rose karena sebenarnya ia sangat mencintai rose bahkan kemarin ia sengaja membuat rose cemburu karena ia tidak suka melihat rose dekat dengan lelaki lain.

"Aishhhh" taeyong menyugar rambutnya kasar kini pikirannya penuh dengan rose.

"Dasar bodoh kau taeyong seharusnya kemarin kau menyelesaikannya baik-baik dan tidak memperburuk suasana!" Kini taeyong mengutuk dirinya sendiri atas segala kebodohannya.

"Tidak..tidak.. akan kuselesaikan hari ini juga" ujar taeyong kemudian mengambil kunci mobilnya di nakas dan bergegas pergi.

🥑🥑🥑

"Aishhh... kurasa dia sudah tidak bernyawa" Ujar rose pasalnya. sudah segala cara dilakukan rose namun chanyeol tidak kunjung bangun.

"Bagaimana ini unnie?" Tanya ella yang tampaknya bahkan lebih putus asa dibandingkan rose.

"Kita tinggalkan saja, bagimana?" Saran rose pada ella.

"What? Unnie bagaimana kalau mom marah padaku?" Tanya ella sebenarnya gadis kecil itu juga ingin meninggalkan chanyeol namun ia takut dimarahi oleh ibunya itu.

"Nanti aku akan menjelaskannya. Cepat pergi gunakan sepatumu" perintah rose membuat ella memenuhi perintahnya kemudian beranjak pergi meninggalkan rose bersama chanyeol yang masih tertidur.

"Ya!!... bangunlah.. aishh" gerutu rose setelah akhirnya ia menciba membangunkan chanyeol sekali lagi.

"Yasudahlah kutinggalkan saja" ujar rose kemudian beranjak pergi keluar kamar chanyeol namun tangannya seperti tertahan sesuatu membuatnya terjatuh.

Bukh

Rose terjatuh tepat diatas tubuh chanyeol membuat mata mereka bertemu bahkan sangat lama bahkan deru nafas keduanya terdengar ditelinga mereka masing-masing.

Sejujurnya chanyeol sudah bangun duluan namun ia hanya ingin membuat adik kecilnya dan temannya merasa kesal.

"Kau tidak boleh pergi tanpaku" ujar chanyeol membuat rose semakin terpaku pada mata chanyeol.

Diam. Tidak ada jawaban dari rose ia hanya membelalakkan matanya bahkan tatapan mereka semakin intens.

"Ganteng"
"Aishh apaan ini? Tidak tidak rose kau sudah punya pacar"
"Apa dia manusia?"
Gumam rose dalam hatinya.

"Y-ya! Apa-apaan k-kau ini?" Ujar rose kini kembali menegakkan tubuhnya dengan kaku.

"Jangan pergi tanpaku atau kau akan dimarahi oleh eommaku".

"N-ne cepat bersiap" ujar rose kemudian berlari keluar kamar chanyeol dengan pipinya yang sudah seperti kepiting rebus.

Senyum rose yang sedari tadi ditahannya untuk tidak terukir kini mulai terukir sangat lebar saat ia mendudukkan dirinya di sofa di apartmen chanyeol itu.

Pipi rose memanas membuatnya otomatis menutupi mukanya sebelum dikatai 'gila' oleh orang lain.

Kring

Handphone rose kembali berdering memunculkan panggilan dari 'taeyongie'

"Yeobseo?"

"Bisa bertemu? Sebentar saja kumohon"

"Tidak bisa aku ada janji dengan temanku"

"Aku hanya ingin minta maaf sebelum aku berangkat ke aussie"

"Pergilah semoga kau sampai dengan selamat aku sudah memaafkanmu"

Selanjutnya rose mengakhiri panggilan mereka.

"OPPA!"

"Ah.. wae..?" Ujar chanyeol karena mendengar jeritan adik tirinya yang sangat melengking itu.

"Gawat"

"Gawat kenapa?"

"Gawat"


///////
TBC

Hai readers jangan lupa vote dan follow author ya😁

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang