11

2.8K 332 15
                                    


Taeyong berjalan ke arah ruang tamu sebari membawa beberapa cemilan dan minuman untuk Jaehyun. Taeyong menyimpan makanan tersebut di meja depan, lalu berjalan dan duduk di samping Jaehyung.

"makanlah, aku tahu kau lapar." Ucap Taeyong.

"terima kasih." 

Taeyong hanya mengangguk, lalu menatap Jaehyun yang sedang mengintip ke arah dapur, Taeyong menghampiri Jaehyun lalu menepuk pundaknya pelan.

"hei, sedang melihat apa?"

Jaehyun sedikit kaget, ia memalingkan wajahnya dan menunjuk arah dapur.

"paman, aku melihat ada seorang anak kecil disana."

Taeyong termanggu, ia teringat akan Jaemin, Jaemin tidak mempunyai teman dan Jaehyun adalah anak yang kesepian, mungkin jika mereka berkenalan mereka akan akrab dan bersahabat, yang melengkapi satu sama lain, benar kan, pikir Taeyong.

Taeyong melepas pegangannya pada bahu milik Jaehyun, ia akan memperkenalkan Jaemin kepada Jaehyun, begitupun sebaliknya.

"tunggu sebentar."

Taeyong beranjak dan berjalan ke arah kamar Jaemin, Taeyong berdoa semoga mereka bisa berinteraksi dengan baik.

tok tok tok

Taeyong mengetuk pintu Jaemin, walaupun rumah ini miliknya, ia juga masih mempunyai sopan santun, kamar ini memang miliknya, tetapi sekarang telah menjadi milik orang lain, yang tak lain adalah Jaemin.

Merasa tidak ada sahutan, Taeyong membuka pintu kamar Jaemin pelan, dan ia langsung melihat Jaemin yang memunggunginya, tanpa pikir panjang Taeyong menghampiri Jaemin dan menepuk bahunya.

"e-eh paman? ada apa?" Jaemin terkejut, ia menghapus air matanya yang sempat keluar tadi.

Taeyong terkejut saat melihat Jaemin menangis, ia panik dan berjongkok.

"ada apa hm? kenapa kau menangis?"

Jaemin menggeleng, ia hanya sedikit iri dengan anak anak tadi, ia juga ingin bersekolah, tetapi ia teringat dengan ucapan ibunya, jika ia ingin sekolah, maka ia harus memiliki uang yang banyak, oleh sebab itu ia tidak bersekolah karena tidak mempunyai biaya.

"yasudah, kita bermain saja, bagaimana?"

Jaemin membulatkan matanya, dan ia langsung mengangguk cepat lalu Taeyong mengajak Jaemin ke ruang tamu, untuk bertemu Jaehyun. Jaemin hanya diam dan mengikuti Taeyong.

Jaemin melihat seorang anak kecil seusia dirinya sedang tertawa ria dengan seorang lelaki yang tak lain adalah Jaehyun dan Jaehyung, Taeyong menarik tangan Jaemin ke arah Jaehyun. 

"Jaemin, perkenalkan dia Jung Jaehyun, teman barumu." 

Jaemin mengulurkan tangannya kepada Jaehyun dan disambut ramah oleh Jaehyun, ia tersenyum lebar.

"haii, namaku Jaehyun, senang berkenalan denganmu."

Jaemin ikut tersenyum, menampakan giginya yang rapi.

"namaku Na Jaemin, pangil saja aku Nana."

deg

Jaehyun merasakan sakit di daerah ulu hatinya, ia menatap Jaemin, sakit di ulu hatinya semakin menjadi, tetapi ia berusaha menutupi itu semua karena ia tidak mau membuat orang lain khawatir, ia tidak suka dikasihani.

"Nana, ayo kita bermain."

Jaemin mengangguk, Jaehyun mengajak Jaemin bermain di video game miliknya, tetapi Jaemin hanya melihat Jaehyun bermain karena ia tidak mengerti cara bermain game tersebut, tak lama kemudian Jaemin merasakan sakit di kepalanya.

"nah, nanti ia akan segera maju." Jelas Jaehyun.

Jaemin tidak fokus dengan penjelasan Jaehyun, ia hanya mengangguk, rasa sakit di kepalanya semakin menjadi jadi, Jaemin memejamkan matanya, menahan rasa sakit tersebut. Jaehyun menolehkan kepalanya ke arah Jaemin, ia melihat Jaemin yang sedang memejamkan matanya, Jaehyun teringat sesuatu saat melihat Jaemin.

"Nana, bukankah kau adalah anak kecil yang ada di samping toko roti?"

Jaemin mendadak membuka kedua matanya, pantas saja wajah Jaehyun terasa familiar di matanya, dan ia juga ingat dengan seorang anak seumuran dirinya yang memberinya sebuah roti.

"k-kau yang memberiku roti bukan?"

Jaehyun menganggukkan kepalanya, memang benar ia yang memberikan roti tersebut, saat itu juga dada Jaehyun sesak, sehingga membuat ia kesulitan bernapas.

"P-paman, kepalaku sakit."

"Ayah, aku tidak bisa bernafas."

Jaemin dan Jaehyun merengek bersamaan dengan mereka jatuh pingsan. Jaehyun dan Taeyong yang melihatnya tanpa pikir panjang langsung membawa keduanya ke rumah sakit dengan Jaehyung yang mengendong Jaemin, dan Taeyong yang mengendong Jaehyun, mereka pergi ke rumah sakit menggunakan mobil milik Jaehyung.

sesampainya disana, keduanya langsung dibawa ke salah satu ruangan dan langsung ditangani saat itu juga, Jaehyung dan Taeyong hanya diam melihat pintu rumah sakit yang tertutup.

"Taeyong..." 

Taeyong yang mendengar namanya dipanggil oleh Jaehyung menolehkan kepalanya.

"kenapa?"

Jaehyung mengulurkan tangannya kepada Taeyong, memperlihatkan tangannya yang bergetar, Taeyong hanya menaikkan sebelah alisnya, ia tidak mengerti apa maksud Jaehyung sebenarnya.

"maksudmu?"

"kau lihat? tanganku bergetar." Jawab Jaehyung polos.

Taeyong tertawa, temannya itu terlihat seperti anak kecil yang baru saja menghilangkan tupperware milik ibunya, lucu sekali, tetapi kondisi dan situasinya sangat tidak tepat.

Jaehyung hanya diam, maksud ia adalah ia tidak pernah terlalu panik seperti ini, apalagi ia panik terhadap Jaemin, bukan Jaehyun, aneh bukan? 


-tbc




Grande Fratello / jTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang