13

2.4K 266 7
                                    


Taeyong benar benar mengantar Jaemin ke kampung halamannya, ia sengaja mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang sedang, ia ingin menghabiskan waktunya bersama Jaemin walaupun hanya di perjalanan.

"Nana, berjanji ya tidak akan melupakan paman."

Jaemin mengangguk, pandangannya lurus ke depan tetapi ia masih mendengar ucapan Taeyong barusan.

"Ya, paman. aku tidak akan pernah melupakan paman walaupun terkadang ingatanku lemah."

Taeyong melamun, ia baru ingat bahwa Jaemin memiliki imun yang lemah, bahkan dalam beberapa menit saja terkadang Jaemin bisa lupa. tetapi ia yakin bahwa Jaemin tidak akan pernah melupakannya.

Hanya menempuh beberapa jam untuk sampai di rumah Jaemin, Taeyong menyimpan mobilnya di lahan kosong yang lokasinya tidak jauh dari rumah Jaemin. Taeyong mengendong Jaemin di punggungnya dan berjalan ke arah rumah milik keluarga Jaemin.

Setelah sampai di pekarangan rumah Jaemin, Taeyong menurunkan Jaemin dari gendongannya, ia beralih menggenggam erat tangan Jaemin dan berjalan masuk ke dalam rumah Jaemin.

"Paman tidak pulang?" Tanya Jaemin pelan.

Taeyong menundukkan kepalanya supaya bisa melihat wajah keheranan Jaemin, apa anak itu mengusirku? Pikir Taeyong

"Tidak sekarang, paman ingin mengobrol dengan ibumu saja."

Jaemin mengangguk kecil, ia tersenyum saat matanya pelihat pintu lusuh yang terbuat dari kayu itu terbuka, menampilkan ibunya yang sedang berkacak pinggang seraya menatap tajam ke arahnya.

"dari mana saja kau hah?!" 

Jaemin menunduk seraya memegang erat ujung baju milik Taeyong, Taeyong yang menyadari bahwa Jaemin ketakutan segera memegang erat tangan Jaemin, Taeyong pun sedikit terkejut saat Jaemin dibentak seperti itu, terlebih oleh ibunya sendiri.

"ekhm, maaf" Taeyong berusaha untuk mengalihkan perhatian.

"a-ah ada orang lain ya, silahkan masuk."

Ibunya Jaemin sedikit terhenyak ketika melihat sosok Taeyong dihadapannya, dengan wajah bak anime, rahang yang tegas, hidung yang mancung, bibir yang tipis tetapi menawan, sorot mata yang tajam, serta memakai baju yang semi formal tetapi meninggalkan kesan tegas.

Taeyong hanya mengangguk kecil lalu masuk ke dalam rumah  masih dengan tangannya yang menggenggam erat tangan Jaemin lalu ibunya pun mempersilahkan Taeyong untuk duduk di kursi kayu yang hanya terdapat satu.

Taeyong duduk di kursi tersebut dan mendudukkan Jaemin di pangkuannya, matanya menelusuri setiap inci dari rumah Jaemin, hampir semua terbuat dari kayu atau bilik yang menurut Taeyong sangat tidak lazim untuk era pada zaman sekarang.

"saya ambilkan air dulu ya tuan."

"ah tidak usah repot repot, saya hanya ingin mengobrol sebentar."

ibunya Jaemin pun menganguk, ia mengambil satu kursi untuk ia duduki, ia juga sedikit terkejut saat melihat anaknya pulang dengan membawa seseorang yang pasti orang tersebut sangat kaya raya, ia menduga bahwa Taeyong adalah kolega bisnis.

"sebelumnya perkenalkan nama saya Lee Taeyong, Direktur dari perusahaan Lee's Group, saya yang selama ini mengurus Jaemin di kota, saya hanya ingin memberi pertanyaan kepada anda selaku orang tua dari Na Jaemin, apakah anda berkenan?"

Taeyong, pria yang sangat terkenal akan kesopanannya, ia memiliki attitude yang sangat diidamkan bagi orang lain, Taeyong benar benar orang yang memiliki sopan santun yang tinggi, ia tidak melihat orangnya, tetapi ia akan bersikap sopan kepada semua orang, apakah itu kepada orang tua, teman, partner bisnisnya, sampai kepada anak kecil pun ia masih bersikap sopan, walaupun sikap sopannya itu terkadang tidak dipedulikan, maka dari itu Taeyong lebih dikenal dengan pria es yang sangat tidak peduli dengan orang lain.

Grande Fratello / jTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang