12

2.7K 305 8
                                    

Jaehyung dan Taeyong menolehkan kepalanya ketika mendengar suara pintu ruangan terbuka dan menampilkan Kun, mereka pun langsung menghampiri Kun dan menggoyangkan tubuh Kun kencang.

"bagaimana keadaan mereka?!" 

Kun mendengus kesal lalu mendorong Taeyong dan Jaehyung ke samping.

"Ya! tenanglah!"

"Bagaimana bisa tenang? anakku ada di dalam sana."

"sstt, aku akan menjelaskan keadaan mereka jika kalian diam, duduk, dan tidak ribut, aku cukup pusing mendengar suara kalian itu."

Taeyong dan Jaehyung dengan serempak duduk di lantai, Kun membulatkan matanya saat melihat keduanya duduk di lantai dengan kepala mendongak dan tatapan puppy eyes yang sengaja di imut imutkan.

Kun merasa malu saat ia, Taeyong, dan Jaehyung menjadi pusat perhatian para penjenguk lain, Kun menyeret paksa keduanya supaya masuk ke dalam ruangannya.

"apa apaan kalian ini, apa kalian tidak malu saat menjadi pusat perhatian tadi?!"

Taeyong mendengus

"ck, ayolah beri tahu kami bagaimana keadaan mereka!" Paksa Taeyong.

Kun mencebik, lalu mengeluarkan beberapa kertas hasil pemeriksaannya dan memberikannya kepada Taeyong dan Jaehyung.

"Na Jaemin, dia memiliki daya tahan tubuh yang hanya bekerja 40% dari seharusnya, karena itulah ia mudah untuk jatuh sakit." Kun menjelaskan.

"Jung Jaehyun, dia memang memiliki riwayat penyakit sejak dulu dan yang aku bingungkan, mengapa penyakit yang Jaehyun alami selalu kambuh jika ia terkejut atau ia mengalami sesuatu."

Jaehyung menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia tidak mengerti apa yang Kun jelaskan dan ia juga sudah mendengar perkataan itu dari dokter Jaehyun sebelumnya.

Taeyong terdiam, ia sangat khawatir dengan keadaan Jaemin yang seperti itu dan ia juga sangat ingin untuk menyembuhkan Jaemin supaya ia sama dengan anak anak lainnya, karena Jaemin termasuk ABH atau anak berkebutuhan khusus.

Tapi Taeyong teringat dengan ucapan Kun yang penyakit Jaemin bisa terserang dari kutukan atau rumor jaman dahulu, Taeyong memang tidak percaya dengan hal itu tapi jika Jaemin terus terusan mengalami hal ini ia bisa saja percaya dengan kutukan konyol tersebut.

••••°••••

Jaemin mengerjapkan matanya pelan, ia melenguh saat kepalanya sakit sama seperti saat ia pulang dari kebun, selalu seperti itu.

Jaemin menggigit bibir bawahnya, Kebun? Ia sangat merindukan kampung halaman tersebut, ia ingin kembali bekerja dan ia ingin merasakan kembali tempat tidurnya yang terbuat dari kayu.

Memang sederhana dan tidak ada yang membuat ia nyaman disana, Jaemin sudah memiliki kamar yang luas, ranjang yang nyaman, dan barang barang yang cukup mahal, tetapi percuma semua itu terasa hambar untuknya, ia lebih memilih untuk kembali ke kampungnya.

"Paman-" panggil Jaemin pelan kepada Taeyong yang sedang tidur di samping ranjang rumah sakitnya.

Taeyong sedikit terganggu, ia membuka matanya perlahan dan menegakkan tubuhnya.

"Nana kau sudah sadar, aku akan memanggil dokter sebentar."

Taeyong ingin beranjak dari duduknya tetapi kegiatannya terhenti karena Jaemin menahan tangannya dan menatapnya dengan tatapan yang belum Taeyong lihat sebelumnya.

"P-paman aku ingin kembali"

"Kau ingin pulang? Sebentar ya paman panggilkan dokter."

Jaemin menggeleng

"Bukan paman, aku ingin kembali kepada ibu dan hyung-ku." Lirih Jaemin.

Taeyong menatap Jaemin dalam, sungguh ia tidak ingin Jaemin berpisah dengannya dan ia juga sudah berjanji akan menyembuhkan Jaemin.

Tetapi Taeyong tidak ingin memaksa Jaemin, mungkin anak itu merindukan keluarganya dan Taeyong juga tidak bisa mengambil Jaemin secara sepihak, itu sama saja dengan ia menculik Jaemin dari keluarganya.

Taeyong melepaskan tangan Jaemin yang memegang lengannya, ia mengusap pucuk kepala Jaemin dan mengecupnya lembut.

"Paman akan mengantar mu ke rumahmu kembali."

Taeyong berusaha untuk bersikap biasa saja di depan Jaemin, ia tidak ingin membuat si kecil sedih.

Taeyong beranjak lalu keluar ruangan untuk menemui Kun, ia hanya tidak ingin terus berada di dalam sana, Taeyong mengusap matanya pelan saat merasakan matanya memanas.

"Apa apaan ini, apa aku menangis?"

Taeyong menghampiri Kun dan memberitahunya jika Jaemin telah sadar.

••••°••••

"Keadaannya cukup membaik, hanya saja ia perlu untuk beristirahat lebih."

Taeyong mengangguk kecil, membereskan barang barang yang ia bawa ke rumah sakit.

"Taeyong..." Kegiatannya terhenti saat ia mendengar Kun memanggilnya, Taeyong membalikkan tubuhnya.

"Aku bisa bicara sebentar?" Kun berjalan ke luar ruangan milik Jaemin.

Taeyong mengikuti Kun dan mereka mengobrol di depan sebelah ruangan Jaemin.

"Ada apa?"

"Taeyong, aku khawatir tubuhnya sudah tidak bisa bekerja, karena daya tahan tubuhnya yang hanya bisa bekerja 40% dan diapun mungkin terlalu banyak bekerja sehingga bisa saja daya tahannya akan semakin berkurang."

Taeyong menghela nafas pelan.

"Aku tidak tahu lebih tentang dirinya, ia hanya seorang anak yang aku temui di desa, keadaan nya sangat mengkhawatirkan sehingga aku pun berniat untuk menjaganya."

"Lalu? Apa dia tidak memiliki orang tua?"

"Dia memiliki satu kakak laki dan seorang ibu, maka dari itu aku akan mengembalikan dia kepada keluarganya di desa."

"Baiklah, jangan lupa sampaikan hal tadi kepada ibunya." Taeyong mengangguk kecil.

Taeyong kembali ke ruangan Jaemin, ia membantu Jaemin bersiap pulang, dan Jaemin kekeh untuk pulang ke desanya, ia tidak mau untuk mampir ke rumah Taeyong.

"Jaehyung, aku pamit, besok aku akan menjenguk Jaehyun kembali."

Jaehyung mengangguk, menepuk bahu Taeyong pelan.

"Hati hati."

Taeyong menggendong Jaemin dan Jaemin pun melingkarkan tangannya di leher Taeyong.

Jaemin melihat ke tirai sebelah ranjangnya, ia melihat keadaan Jaehyun yang sedang tertidur tanpa ada niat untuk membuka matanya.

"Jaehyunie..." lirihnya pelan.

-tbc


Grande Fratello / jTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang