Jaehyun langsung dibawa ke kamar miliknya sendiri, Jaehyung tidak menelfon Kun karena ia tahu bahwa Jaehyun itu baik baik saja, hanya saja ia sedikit kelelahan akibat bermain terlalu lama juga terlalu bersemangat.
Tak lama kemudian Nami dan Doyoung masuk ke dalam kamar Jaehyun, Doyoung hanya terkejut saat melihat Jaehyun dibawa ke dalam kamarnya dengan keadaan yang tidak sadarkan diri.
"Mengapa kau tidak menelfon Kun?" tanya Nami, jelas ia khawatir dengan keadaan anaknya sendiri.
"Tunggu saja, aku yakin bahwa Jaehyun baik baik saja." Jawab Jaehyung seraya mengelus rambut Jaehyun lembut.
Nami hanya mengangguk dan duduk di sofa yang ada disana.
*******
Taeyong menghampiri kamar bermain Jaehyun, ia yakin bahwa terjadi sesuatu antara keduanya. ia membuka pintu secara perlahan dan menemukan Jaemin yang sedang terisak dan menutup wajahnya dengan kedua tangan mungilnya.
Taeyong mendekati Jaemin perlahan, ia tidak mau membuat Jaemin takut, maka dari itu ia berjongkok dan membawa Jaemin ke pelukan hangatnya.
Jaemin membalas pelukan Taeyong, menyembunyikan wajahnya disana dan akhirnya terisak. Taeyong yang mendengar tangisan Jaemin semakin merasa bersalah dan ia pun menenangkan Jaemin dengan mengelus rambutnya pelan.
"P-paman hiks. . N-nana nakal hiks." Jaemin terus menyalahkan dirinya sendiri.
Taeyong melepaskan pelukannya, menangkup pipi tirus milik Jaemin dan menghapus air mata yang mengalir disana, ia tersenyum kecil.
"Jaehyun baik baik saja, jangan menyalahkan dirimu sendiri." Ucap Taeyong.
Jaemin menghapus air matanya sendiri lalu menatap Taeyong dengan mata sembabnya.
"Untuk sementara nana ikut paman saja, ya?" Tanpa pikir panjang Taeyong segera menggendong Jaemin dan masuk ke dalam kamar Jaehyun.
"Hyung, aku akan membawa Jaemin ke rumahku dan membiarkannya tinggal di rumahku." Tanpa menunggu jawaban dari Jaehyung, Taeyong langsung keluar dari kamar milik Jaehyun dan bergegas pergi dari sana.
>>>><<<<
Pagi harinya, Taeyong sudah menyiapkan sarapan untuk Jaemin tetapi anak itu tidak memunculkan batang hidungnya sedari tadi. padahal setahu Taeyong Jaemin termasuk anak yang rajin dan sering bangun pagi karena sudah terbiasa. Taeyong beranjak dari dapur dan bergegas ke kamar Jaemin.
tok tok tok
"Nana?" Tak mendengar suara atau balasan, Taeyong segera masuk ke dalam kamar dan melihat Jaemin baru saja keluar dari kamar mandi dengan wajah segarnya.
"Paman, maaf aku tadi terlambat untuk bangun, aku mohon maafkan aku paman." Jaemin memegang erat handuk putihnya. taeyong menggeleng pelan lalu berjongkok tepat di hadapan Jaemin.
"Hei, paman tidak marah. ayo sarapan." Taeyong menympan handuk milik Jaemin dan menggandeng tangannya ke dapur. sepanjang jalan Taeyong berfikir apakah Jaemin mempunyai trauma atau sejenisnya? mengapa tadi anak itu bereaksi terlalu berlebihan?
Ia mengusir pikirannya yang sudah berpikir macam macam, ia menyiapkan makanan yang cukup sederhana , dengan roti telur dan susu pada pagi hari itu cukup, Taeyong juga berencana untuk mengajak Jaemin lari pagi supaya badannya sehat.
Mereka menghabiskan makanan dengan keheningan yang terus berjalan, Jaemin hanya diam karena ia tidak tahu harus berbuat apa, tetapi Taeyong adalah orang yang tidak berbicara ketika sedang makan karena menurutnya itu adalah hal yang tidak sopan.
Tak lama kemudian mereka selesai menghabiskan makanan tersebut , Jaemin tadinya ingin membantu mencuci piring tetapi Taeyong melarangnya karena cukup tinggi dan Jaemin tidak akan sampai, bahkan bisa saja anak itu terluka.
"Nana, ikut paman ya"
"kemana paman?" Jaemin jelas kebingungan.
"Hmm, hanya berlari pagi" Jaemin mengangguk.
"Paman, nana pakai baju ini saja ya" Taeyong tertawa, Jaemin sangat lucu sekali pikirnya. Kali ini Jaemin menggunakan piyama bergambar beruang yang sedikit kebesaran, sampai sampai badan mungilnya hampir tertutup oleh piyama itu.
"Nana ganti baju ya, masa lari pakai baju ini hum" Tanpa pikir panjang Jaemin mengangguk lalu lari ke dalam kamarnya dan mengganti bajunya, penurut.
Taeyong pun ikut berganti pakaian dan menunggu di ruang tamu dengan laptop berlogo apel yang tergigit , karena pekerjaannya sangat menumpuk sehingga tak lama ia larut kedalam dunia elektronik, tidak menyadari bahwa ada seorang anak kecil yang menunggunya di kursi depannya.
>>>>>*<<<<<
Taeyong meregangkan ototnya yang kebas karena terlalu lama berada di depan laptop , ia juga merasa matanya kering , ia baru tersadar bahwa ia punya janji untuk lari pagi dengan Jaemin, ia terkejut ketika melihat Jaemin duduk di depannya dengan segelas air putih di meja.
"Paman sudah selesai? Nana buatkan air minum karena Nana takut paman lelah." ia tersenyum.
Taeyong terhenyak lalu melihat jam yang kini sudah berada di angka 11 yang berarti Jaemin telah menunggunya selama 4 jam , ia menghela nafas lalu menyimpan laptopnya di meja dan menghampiri Jaemin lalu memeluknya.
"Nana, paman minta maaf ya karena terlalu fokus dengan pekerjaan paman."
Jaemin mengangguk.
"Tidak papa , paman."
-tbc
sorry to late update, mentok banget otak aku :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Grande Fratello / j
FanfictionJaemin hanya ingin sekolah , dan ingin merasakan hangatnya sebuah keluarga. wrk 2 , @hanifahkth_