19

2.9K 256 21
                                    

Jaehyung dan istrinya sedikit mendapatkan perdebatan, tetapi pada akhirnya istrinya mengijinkan mereka masuk, itupun karena terpaksa.

Jaehyung mempersilahkan Jaemin untuk duduk di sofa yang ada di tengah rumah itu, diikuti Taeyong dan Doyoung yang duduk di sebelah Jaemin. Taeyong meregangkan tangannya yang pegal karena mengemudi tadi, sedangkan Doyoung menyenderkan kepalanya di kepala sofa karena masih merasa pusing.

Jung Nami, Perempuan itu adalah ibu kandung dari Jaehyun dan Jaemin, ia adalah tipikal perempuan yang tidak suka jika miliknya diambil oleh orang lain, dan ia juga tidak menyukai kehadiran Jaemin di rumahnya, ia sudah bersyukur memiliki Jaehyun.

Jika ditanya mengapa ia sangat membenci Jaemin? Jawabannya karena anak itu memiliki tubuh yang tidak sempurna pikirnya, dan jika publik mengetahui bahwa keluarga Jung memiliki putra yang tidak sempurna maka nama baik keluarga Jung yang selama ini dijaga akan hancur begitu saja.

Oke, cukup.

Jaemin terus menunduk saat mendapatkan tatapan tidak suka dari wanita yang ada di depannya yang tidak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Taeyong yang merasa tidak enak pun langsung merangkul Jaemin dan ikut mendapatkan tatapan tidak suka dari Jaehyung.

"Jaemin, perkenalkan dia adalah ibu kandungmu." Ucap Jaehyung seraya menepuk pelan pundak istrinya. 

Jaemin mengangkat kepalanya lalu tersenyum kecil, ia ingat bahwa ibunya pernah mengucapka ia harus ramah kepada orang lain dan harus memberikan senyum kepada semua orang, dan sekarang Jaemin mengikuti ucapan ibunya itu, ia harus bisa tersenyum kepada wanita di depannya itu.

"Halo bibi, aku Na Jaemin." Ucapnya seraya membungkuk.

"Haha, baguslah. Panggilan bibi lebih baik daripada kau memangilku ibu."

Jaehyung terhelak, ia menepuk punggung istrinya pelan. Menandakan bahwa ia tidak menyukai perkataan istrinya barusan, ia berpikir bahwa ucapan itu akan menyakiti hati Jaemin.

"Memangnya dia ingin memanggilmu ibu?" Tanya Taeyong tajam.

Pertanyaan Taeyong barusan sukses membuat Nami terdiam dan tanpa pikir panjang wanita itu segera meninggalkan ruang tamu dan pergi ke kamarnya sendiri.

Setelah kepergian Nami, atmosfer disana semakin tidak mengenakkan, Taeyong sendiri terkejut akan perkataan yang tiba tiba saja keluar dari mulutnya itu, karena merasa tidak enak ia berpura pura memainkan handphone.

Ingat, Taeyong tidak suka meminta maaf.

Tak lama kemudian muncul seorang anak kecil yang memiliki umur yang sama dengan Jaemin, tak lain itu adalah Jaehyun.

Mereka yang menyadari Jaehyun datang langsung merubah raut mereka menjadi sumringah dan tersenyum, terkecuali Jaemin.

"Ayahh, aku rindu." Jaehyun memeluk ayahnya erat, Jaehyung yang merasakan pelukan hangat dari anaknya langsung memeluk erat Jaehyun seraya menepuk pelan punggungnya.

Tak lama kemudian Jaehyun melepaskan pelukannya karena merasa pegal, ia pun berdiri dan mengedarkan pandangannya ke semua arah dan pandangannya pun berhenti tepat pada Jaemin.

"U-um Nana?" Ucap Jaehyun pelan.

Jaemin yang merasa namanya dipanggil langsung mengalihkan atensinya kepada Jaehyun, dahinya mengernyit seakan menjawab

"apa?"

Jaehyun tersenyum, ia berlari kecil kearah Jaemin lalu menggenggam tangannya erat.

"Nanaa aku rindu bermain denganmu." Ucap Jaehyun seraya terkekeh kecil.

Jaemin merasa kikuk mendapatkan perlakuan seperti itu dari Jaehyun, maka ia hanya memberikan senyum kecilnya dan membalas genggaman Jaehyun di tangannya. Tanpa aba aba Jaehyu menariknya masuk ke dalam kamar kecil  yang berada di ruangan ujung, yang tak lain ruangan tersebut adalah ruangan tempat bermain Jaehyun.

Jaemin menganga saat melihat ke seluruh penjuru ruangan, ia melihat berbagai macam mainan mulai dari mobil mobilan, permainan kartu, monopoli, dan permainan video game pun ada, ada sedikit rasa iri yang Jaemin rasakan, ia berpikir bahwa Jaehyun sangatlah beruntung karena bisa merasakan permainan yang trend pada zaman sekarang.

Jaemin berpikir bahwa ia sangat jauh jika dibandingkan dengan Jaehyun, sehari hari ia hanya bisa bertemu dengan padi, bahan berat yang harus ia angkat, dan membantu orang orang di desa demi mendapatkan uang, sementara Jaehyun hanya bisa  duduk santai dan bermain sepanjang hari, ah Jaemin sangat iri.

Jaehyun mengajak Jaemin untuk masuk dan bermain bersama, Jaehyun berjalan ke arah lemari besar dan membuka salah satu pintu lemari disana, ia mengeluarkan dua dus besar yang sangat asing dimata Jaemin. Jaehyun membawa dua dus besar tersebut dan mengeluarkan isinya.

hanya dua buah mobil remote yang bentuknya lumayan besar.

Jaehun memencet tombol pada kedua mobil tersebut lalu menyerahkan satu remote kepada Jaemin. Dengan rasa kikuknya, ia menambil remote tersebut dari tangan Jaehyun. Tak lama kemudian Jaehyun mulai bermain dengan mobilnya yang bergerak ke seluruh ruangan.

Sedangkan Jaemin hanya terdiam sambil melihat Jaehyun yang terlihat seru dengan mainannya tersebut dan ia hanya bisa menggenggam remote nya erat, ia diam karena ia tidak bisa menggunakan remote tersebut dan ia tidak mengerti.

Jaehyun yang melihat Jaemin diam saja langsung berhenti bermain.

"Hey, kenapa kau diam saja?" tanyanya.

Jaemin menunduk dan menggenggam remote tersebut erat.

"A-aku tidak bisa mengunakannya." gagap Jaemin.

"Haha, kolot sekali." Jaehyun tertawa.

Jaehyun mendekatinya dan mulai mengajari Jaemin cara memainkan mobil tersebut dan tidak butuh waktu yang lama Jaemin sudah mengerti dan sudah bisa memainkan mobil tersebut. Tanpa disadari mereka sudah bermain selama 2 jam.

Jaehyun tersenyum saat melihat Jaemin tertawa, tetapi senyumnya pudar ketika merasakan pusing yang sangat hebat di kepalanya dan tak lama kemudian cairan pekat merah keluar dari hidungnya, Jaemin yang melihat itu panik dan berlari keluar kamar untuk meminta pertolongan. Dan tepat saat ia membuka pintu ia langsung berpapasan dengan Nami, ibunya Jaehyun.

"Bibi, Jaehyun..." Suara bergetar Jaemin malah membuat Nami panik karena ia sudah menebak apa yang terjadi, tanpa pikir panjang ia mendorong Jaemin dan masuk ke dalam kamar dan ia menemukan anaknya yang pingsan dengan darah yang keluar dari hidungnya.

"JAEHYUN!" ia berteriak karena panik.

Nami menatap tajam Jaemin yang sedang menunduk memainkan jarinya.






"ini semua adalah perbuatanmu.... anak sialan."


-tbc

im sorry to late update, xixi. 




Grande Fratello / jTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang