3 tahun kemudian
Kehidupan Jaemin masih sama, tetap seorang anak yang menjadi tulang punggung keluarganya yang berbeda hanya penampilannya yang semakin hari semakin terlihat menyedihkan.
Taeyong? Ia benar benar melupakan Jaemin dan berniat untuk fokus ke dalam pekerjaannya walaupun selama 3 tahun ini ia benar benar ingin bertemu anak itu, Taeyong merindukannya.
Sebesar apapun usaha Taeyong untuk melupakan Jaemin itu tidak berguna, anak itu sangat berpengaruh bagi hidupnya, entah apa yang merasuki Taeyong.
"Doy, aku ingin berkunjung ke desa." Lirih Taeyong.
Doyoung memutar bola matanya malas, Ia sangat kesal ketika Taeyong terus saja membicarakan Jaemin, seperti orang sedang jatuh cinta saja menurut Doyoung.
"Lee, mungkin anak itu sekarang telah melupakanmu, kau tahu dia memiliki imun yang lemah, ia tidak mungkin ingat kejadian beberapa tahun yang lalu."
Taeyong menyandarkan tubuhnya, ia tidak peduli dengan reaksi Jaemin nanti, ia hanya ingin melihat kondisi Jaemin saat ini, apakah tetap sama seperti dulu atau tidak. Dengan melihat wajah Jaemin pun sudah cukup.
"Akhir pekan nanti aku akan menemuinya." Final Taeyong.
"Ck, terserah kau sajalah, nanti jangan menyesal apalagi menangis jika ia tidak mengingatmu sedikitpun." Taeyong terdiam.
Doyoung benar, tidak semudah itu Taeyong bisa menerima jika Jaemin melupakannya, itu sangat menyakitkan dan Taeyong bisa saja merasa down karena itu. Tapi rasa rindunya itu mengalahkan egonya.
Doyoung hanya menatap malas Taeyong yang sedang bergelut dengan pikirannya sendiri, sedari tadi pikiran Taeyong hanya berisi tentang bagaimana cara bertemu dengan Jaemin dan apa yang harus ia lakukan jika bertemu dengan Jaemin.
Jika ia mencarinya di google apakah ada tidak ya?
Taeyong membuka hpnya, ia ingin mencari tahu bagaimana cara untuk bertemu seseorang yang telah lama tidak bertemu, seniat itu haha. Dan ia mulai mengetik itu.
Harus mencari topik pembicaraan saat bertemu
Mengalahkan rasa canggung ataupun malu
Kedua hal tersebut yang akan Taeyong lakukan jika bertemu Jaemin nanti, sekarang masih hari Sabtu dan ia tidak sabar untuk akhir pekan besok, tanpa sadar ia tersenyum sendiri sehingga Doyoung yang melihatnya sedikit merinding.
"Dasar Lee Taeyong gila."
>>>><<<<
"Jaemin." Panggil ibunya.
Jaemin yang mendengar ibunya memanggil namanya langsung menghampiri ibunya.
"Uang yang kau berikan tadi telah habis, sana cari uang lagi."
Jaemin mengernyitkan dahinya, bahkan belum sampai 5 jam ia memberikan uangnya tadi dan sekarang uang tersebut telah hangus. Jaemin memejamkan matanya lelah lalu tersenyum kecil.
"Ibu pakai apa bisa sampai habis?" Tanya Jaemin pelan.
Ibunya mendelik tak suka, untuk apa Jaemin menanyakan itu.
"Ibu tadi membelikan makanan barat untuk kakakmu."
"Bu, apakah ibu peduli kepadaku?" Akhirnya Jaemin memberanikan diri untuk bertanya.
Jaemin cukup tertekan selama ini, dimana ia yang bekerja untuk menghidupi keluarganya tapi ia sendiri tidak bisa merasakan hasil kerja kerasnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grande Fratello / j
FanfictionJaemin hanya ingin sekolah , dan ingin merasakan hangatnya sebuah keluarga. wrk 2 , @hanifahkth_