25

1.6K 187 18
                                    

Mengetahui keadaan Jaemin yang semakin menyedihkan , Taeyong sangat terpuruk akan hal itu . . ia tidak berhenti menyalahkan dirinya sendiri , seharusnya ia tidak membiarkan Jaemin menyebrang sendiri , ia bahkan melihat langsung detik detik tubuh Jaemin terpental.

Taeyong selalu berada di ruangan Jaemin , hingga keadaannya pun semakin membaik , selagi menunggu Jaemin sadar ia langsung menelfon Jaehyung , ia sangat merasa emosi sekarang karena ayahnya sendiri pun tidak becus untuk menjaga Jaemin.

"Dimana Jaemin?" Saat telefon diangkat , Taeyong langsung memberikan pertanyaan tersebut untuk mengetes sahabatnya itu , apakah ia akan jujur atau berbohong.

"j - jaemin? dia bersamaku sekarang dikantor." Taeyong terkekeh sinis , menggenggam handponenya erat karena merasa sangat emosi.

"datanglah ke rumah sakit yang biasa dipakai Jaehyun , ada kejutan disini." Tanpa menunggu jawaban Jaehyung , ia langsung mematikan sambungan telefon tersebut .

Taeyong terduduk lemas di depan ruangan Jaemin , Doyoung yang sedari tadi menemani Taeyong kut merasakan apa yang ia rasakan , padahal awalnya Doyoung kurang menyukai seorang anak dari desa itu.

Pandangan Taeyong lurus kedepan , ia masih memikirkan keadaan Jaemin , hatinya teremat ketika memikirkan bahwa Jaemin baru saja merasakan sekolah dan ia hanya merasakan sekolah selama 1 hari , anak seusianya sudah merasakan hal sesakit ini.

Doyoung menepuk bahu Taeyong lalu menggoyangkan badannya.

"yong , ada Jaehyung disana." Taeyong membuka matanya , melihat ke ujung lorong rumah sakit dan ada Jaehyung yang sedang berjalan ke arahnya.

Taeyong berdiri , perasaannya berkecamuk dan tidak bisa berpikir jernih ,  ia langsung berlari dan memukul Jaehyung dengan brutal , tidak memperdulikan dimana ia berada , yang penting emosinya bisa mereda dengan pukulannya sendiri.

Doyoung yng menyaksikan hal tersebut hanya diam , ia hafal dengan sifat sahabatnya tersebut , jika Taeyong sangat emosi , tidak boleh ada orang yang menahan apalagi sampai memisahkan perkelahian tersebut , maka dari itu Doyoung memberi kode kepada orang yang berusaha memisahkan mereka untuk diam saja.

Karena melihat Doyoung memberi kode tersebut dengan wajah seramnya , orang yang berusaha memisahkan mereka pun segera diam dan hanya menyaksikan , ada juga yang kembali ke pekerjaannya masing masing.

Nafas Taeyong terengah engah , ia menghela nafasnya kasar saat puas melihat Jaehyung terkulai lemas dibawahnya dengan keadaannya yang babak belur , ia langsung berdiri dan merapihkan jasnya.

Doyoung membantu Jaehyung bangun , ia mendudukkan Jaehyung di kursi yang dipakai Taeyong tadi , Jaehyung hanya menunduk dan sesekali mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya , pukulan Taeyong tidak main main.

Taeyong mengacak rambutnya kasar lalu duduk di samping Jaehyung , ia memberikan sebuah sapu tangan kepada Jaehyung , walaupun ia merasa sangat kesal dan benci , ia masih menganggap Jaehyung sebagai sahabat sekaligus keluarga dekatnya.

"mengapa kau melakukan ini hyung?" lirihnya.

"aku tidak tahu yong , nami mengusir Jaemin dari rumah saat aku sedang mandi dan aku kehilangan jejak Jaemin saat itu."

"kau tahu apa yang terjadi kepadanya?" Jaehyung menggelengkan kepalanya.

"anakmu , tidak bisa melihat lagi , ia tidak bisa melihat keindahan dunia lagi , ia tidak bisa melihat semuanya lagi. . kau bisa merasakan sakitnya bukan?" 

Jaehyung membulatkan matanya kaget , lalu memegang kedua bahu Taeyong dengan kuat.

"mengapa kau mengatakan anakku buta hah? jangan mengada ngada, lee." Taeyong terkekeh sinis.

"Kau tahu sendiri , apa aku orang yang menipu disaat seperti ini?"

Tanpa pikir panjang , Jaehyung masuk kedalam ruangan Jaemin dengan tergesa gesa , ia bisa melihat Jaemin yang sedang tidak sadarkan diri , bahunya bergetar dan hatinya berdesir hebat melihat anaknya yang sedang berjuang sendiri.

ia terduduk di lantai dan menangis , benar kata Taeyong bahwa ia gagal menjadi seorang ayah , bahkan penyebab anaknya seperti itu karena ulahnya sendiri.

Ia merasakan bahwa ponsel di sakunya bergetar , ia mendapatkan telfon dari nami dan beberapa panggilan tak terjawab darinya , Jaehyung langsung mengangkat telfonnya dan bersiap untuk memarahi istrinya sendiri.

"kau---"

"Jaehyun kambuh kembali." dan panggilan pun berakhir.

- tbc

Grande Fratello / jTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang