"Lo yakin mau nikah sama Aero? Idih, si Aero bilangnya kagak mau, sekarang ngajak nikah!" Gue masih bingung. Apa benar mereka bisa nikah gitu?
"Jodoh tidak kemana, Venus."
"Jodohku yang lagi kemana-mana!"
"Jangan ngegas!"
"Siapa yang ngegas?!"
Kemudian terdengar suara ketukan pintu. "Ada orang di dalam?" tanya seseorang di balik pintu. Bukan cowok, tapi cewek.
Lho? Ini kan toilet buat cowok? Kok ada cewek masuk sih?
"Ada orang di dalam?" tanyanya lagi.
Gue buru-buru ambil handphone dan pura-pura sedang menelfon seseorang. "Ada orang disini! Lagi telfonan!" teriak gue dari dalam.
Kemudian suara itu hilang. Mungkin penunggu kamar mandi sekolah, ya.
Gue putuskan untuk keluar dan meilhat kondisi. Saat keluar tidak ada siapa-siapa. Tuh kan, bener. Si penjaga kamar mandi mungkin. Gue kemudian langsung keluar dari kamar mandi karena gue belum siap ketemu hantunya.
"Venus?" panggil seseorang, suaranya mirip dengan suara cewek tadi.
Duh, kan gue udah bilang. Gue belum mau ketemu hantu kamar mandi!
Kemudian ada yang memegang bahu gue. "Hei?"
Gue menepisnya, "kenapa sih kalian selalu ganggu hidup gue!"
"G... gue? Gue ganggu lo ya? Maaf..."
Suara yang tidak asing. Seperti suara... Alia.
"Alia?!"
"Maaf..."
"Gue kira bukan lo, maaf,"
"Gue yang harus minta maaf,"
"Maaf kembali,"
"Maaf,"
"Stop minta maaf, bisa?"
"Eh... iya maaf,"
Gitu aja terus sampai kucing bertelur.
"Udah, gini deh. Lo ngapain ke toilet cowok?" Gue mengalihkan pembicaraan.
"Tadi gue denger suara disini, gue kira ada orang kesurupan,"
"Oh, tadi lagi telfonan,"
Alia mengangguk-angguk. Kemudian Aero datang tiba-tiba di belakang Alia. "Dibohongin kok lo mau, dek!"
Gue memberikan kode untuk diam, tetapi Aero menjulurkan lidahnya.
"Eh, Alia. Lo dulu punya kakak?"
"Kok lo tahu? Padahal teman-teman gue ga pernah tahu kalau gue dulu punya kakak?"
Mampus lo, Aero. Lo ga dianggap adek lo.
"Namanya Aero, ya?"
Alia mengerutkan dahinya binggung.
"Dia meninggal karena tersedak makanan, ya?" lanjut gue.
"Lo tahu semua dari mana? Lo peramal, ya?"
"Iya, gue peramal. Temennya Dilan,"
"Hah?"
"Gue ramal lo, besok kita jadian." Gue mengkedipkan sebelah mata, kemudian berjalan pergi menuju kelas, meninggalkan Alia yang kebinggungan setengah mati.
Dalam hati gue, ada ribuan petasan yang meletus dengam kencang.
Gue ngegombal, keren gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tjinta & Tinja - Cinta & Tai ✔
Humor[do]AKAN TERBIT. Author tidak tanggung jawab jika ada pembaca yang tidak bisa berhenti tertawa. Ini cerita humor yang receh sekali antara kehidupan, cinta dan tahi dari kehidupan Venus. Dipersilahkan untuk berimajinasi saat membaca. Bahasa tidak bak...