Dikarenakan Jeniper ternodai oleh stiker Mo-on, gue harus membersihkan sampai ke akar-akarnya. Bukan cuma satu stiker, tetapi ada delapan. Dari gambar Barbie, Mariposa, Rapunzel, Belle, Aurora, Tinkerbell, Hello Kitty sampai Cinderella dengan kekasihnya.
"Parah lo, On. Maghrib-maghrib ngehabisin sabun colek Mama. Ntar kalau sabun coleknua dicari, kamu yang salah!" ucap gue kepada Mo-on yang sedang menemani gue membersihkan motor, eh ralat. Melihat gue membersihkan motor.
"Kan kamar Mo-on udah full sama pigura gambar Selena Gomez, Kak. Mau nempelin ke kamar kak Senja, tapi di kunci," alasannya.
"Udah! Kamu putus aja sama pacar kamu, sekarang!" ucap gue fustasi.
Bagaimana tidak frustasi coba? Punya adek begini banget. Tidak bisa di atur dengan baik dan benar.
"No! Aku sayang banget sama dia, kakak!" teriak Mo-on.
"Kamu tuh! Masih kecil, belum juga lulus dari Taman Kanak-kanak. Udah main pacaran aja. Kakak aja belum pernah ngerasain pacaran terus..."
Terus omongan gue diputus Mo-on. "Ah, kalau itu sih, derita kakak!"
"Kamu mau aku masukin di Panti Asuhan gak?" tanya gue. Berharap Mo-on menjawab 'iya' kemudian gue taruh selamanya di dalam sana.
"Hmm... boleh juga kak!" balasnya. Gue merasa senang banget. "Asal ada Selena Gomez asli di Panti Asuhannya..."
💩💩💩
Entah, sepertinya gue lahir dan hidup di bumi yang salah. Mengapa semua orang terdekat gue selalu berbicara tanpa menyaring perkataanya dulu? Mengapa juga gue tidak bisa berfikir jernih. Apa gue kurang minum Sprite?
Setelah kemarin malam gue begadang bersihin Jeniper yang ternodai oleh stiker Berbie milik pacar Mo-on, gue bisa tidur dan bangun secara tenang.
Pagi ini, gue mau lari di taman yang sudah disediakan pemerintah. Gue sendirian, kan kalian tahu, gue jomlo.
Awalnya kak Senja pengen join, tapi dengan alasan gue pergi sama temen-temen gue, dia gak jadi ikut. Takut dikacangin, katanya.
"Venus berangkat dulu. Assalamu'alaikum!" Salam gue kepada seluruh penghuni rumah yang tampak dan tak tampak.
"Mau kemana kamu? Belum juga bersih-bersih rumah, udah mau minggat aja!" Oh tidak. Gue ditahan kanjeng mami!
"Eh... kan ini, jatahnya kak Dera?" Gue mencoba untuk mengalihkan.
"Oh iya? Ini jatah Dera? Yaudah sana, hus!"
Gue tersenyum bangga. Akhirnya bisa melarikan diri dari pekerjaan rumah. Toh, pekerjaan diri gue sendiri belum selesai, ditambah pekerjaan rumah? Mampus.
Gue lari-lari kecil menuju taman. Kalau nanti lari-lari besar, celana gue bisa robek karena kaki gue kayak jerapah.
Sampai di taman, mataku ternodai oleh sepasang kekasih yang sedang duduk di pinggir taman. Oh, shit. Itu Nella sama Fathi yang sedang berduaan.
Gue berputar arah, menjauhi area tersebut tetapi nyatanya, gue sudah tertangkap basah oleh Nella.
"Oi, Venus. Sini-sini!" teriak Nella.
"Apasih kamu! Ngapain panggil dia segala!" protes Fathi kepada Nella.
Gue memutar bola mata, "apa? Minta gue agar nge-promosiin barang-barang lo?"
"Ah, tahu aja kamu. Sesekali jadi tempe dong, biar gue yang ngasih tahu." Nella tertawa.
Apa sih maksudnya? Gue yang berfikir lamban atau Nella yang tidak jelas?
"Gak. Gue kesini mau lari. Lari buat olahraga sama lari dari lo dan pacar lo," ucap gue tegas. Biar kelihatan seperti orang yang lagi serius.
"Yah, padahal kalau lo bantu kita, si Fathi bakal ngasih lo mobilnya," ucap Nella.
"Heh? Apa-apaan itu? Gak. Itu mobil keluaran terbaru gue." Fathi kembali protes.
"Yang... nanti kan bisa beli lagi." Nella bergelantung ria pada lengan Fathi.
Fathi yang tiba-tiba leleh kemudian meng-iyakan permintaan Nella.
"Oke. Gue bantu promosiin barang lo di sekitaran taman. Cuma 5 menit. Dan gue bisa ngambil mobil Fathi secara cuma-cuma."
"Oke, fiks. Ini barangnya." Nella menyodorkan barang dagangannya kepada gue.
What the hell? Nella jualan wig cewek? Jadi gue?
"Lo harus pakai wig cewek ini, sampai laku. Minimal 5 lah. Harganya seratus lima puluh ribuan."
Gue melongo. Yakin? Sepertinya setelah ini gue akan pergi ke planet sesuai nama panggilan gue, Venus. Kemudian membangun negara sendiri disana, dengan warga yang normal-normal.
"Ibu-ibu. Wig nya yang cethar membahana dan syantik, harganya cuma seratus lima puluh ribuan... silahkan!" tawar gue diantara kerumunan ibu-ibu.
Dengan jurus tampan yang gue punya, wig itu laku dengan cepat, sebelum 5 menit. Totalnya hampir 30 wig, alias semua terjual. Keren kan gue? Ah, gausah dipuji. Biasa.
Gue nyamperin Nella dan Fathi yang santai-santai. Tidak membantu berjualan atau apapun.
"Nih, gue udah dapet jutaan dalam waktu 4 menit 50 detik," jelas gue kepada Nella. Oh iya, gue menghidupkan stopwatch sebelum gue promosi tadi.
"Kurang 10 detik dong? Kan kata lo, 5 menit pas?" protes Nella.
Tapi gue masih bingung. Semua wig terjual laris manis di tangan gue. Dan hanya kirang 10 detik aja dia protes? Emang gue mau jualan apalagi, anjir.
Akhirnya gue terdiam, tidak membalas protesan Nella. Dalam hati, gue ngitung 10 detik. "Ah, udah genap, jadi 5 menit. Mana kunci mobilnya!"
"Gak bisa dong. Lo ga bisa dapet mobil gue, kan kurang 10 detik?" Fathi menyilangkan tangannya.
"Oh, gitu. Jadi..." gue masih membawa uang yang gue perjual belikan tadi, lalu memasukkannya kedalam saku gue, "semua uang ini, gue ambil."
"Eh! Jangan. Itu modal gue buat dagang!" ucap Nella, wajahnya cemas.
"Kunci dulu. Mana, kunci!" palak gue.
Fathi menyerahkan kunci mobilnya. "Oke, oke. Ini kuncinya. Semua identitas kepemilikan mobil ada di sana."
Kemudian gue menyerahkan uangnya kepada Nella. Gue berjalan menuju parkiran mobil.
"Wuahhh! Mobil baru gue!" Gue mengelus-elus body mobilnya yang perfect. Oh iya, ini mobil lamborgini keluaran terbaru. "Gantinya Jeniper yang sudah ternodai ini mah!"
"Muasooook pak!" Gue menaiki mobil itu. Dan gue baru sadar. Selama ini gue belum bisa nyetir mobil. Lalu gimana gue mindahin mobil ini ke rumah?
Dengan otak gue yang smart, akhirnya gue mendorong mobil itu dari parkiran menuju rumah. Sekalian olahraga, kan?
Gimana, smart-kan gue?
![](https://img.wattpad.com/cover/139109171-288-k102155.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tjinta & Tinja - Cinta & Tai ✔
Comédie[do]AKAN TERBIT. Author tidak tanggung jawab jika ada pembaca yang tidak bisa berhenti tertawa. Ini cerita humor yang receh sekali antara kehidupan, cinta dan tahi dari kehidupan Venus. Dipersilahkan untuk berimajinasi saat membaca. Bahasa tidak bak...