27. Tukang Rusuh

235 32 0
                                    

Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak kalian walaupun cuma satu kata :)

※※※※※※

"Venus!" Nella berlari kearah mobil yang gue tumpangi. Nella mengetuk-ketuk kaca mobil sambil memanggil nama gue berulang kali.

Gue tidak merespon. Gue melihat spion kembali, Alia mengikuti Nella menuju gue dengan si cowok itu.

Kalian mau tahu perasaan gue gimana? Hancur hancur hancur hatiku, hancur hancur hancur hatiku. Kayak lagunya almarhum Olga.

Kenapa siu, kisah cinta gue selalu tragis? Kan lagi anget-angetnya, anjir.

Gue membuka kaca mobil. "Apa?"

"Mau makan bareng gak?" tawar Nella.

"Enggak."

"Lo enggak kasihan sama gue? Gue jomlo."

"Nella... lo aja enggak kasihan sama gue. Dan gue gak nanya, mau lo jomlo, pacaran, sudah bersuami, gue gak peduli."

Gue mengemudikan mobil menjauh dari Nella, sebelum Aila dan cowok itu mendekat.

"Venus! Venus!" teriak Nella dari belakang.

Gue menghidupkan musik dengan volume tinggi. Masa bodo sama hidup ini.

"Kok gue gabut ya?" gue berfikir. Kemudian melihat arloji, masih jam lima sore, belum waktunya pulang ke rumah.

Gue kemudian keluar dari area komplek dengan jalan yang lain pastinya. Ogah banget gue ketemu mereka bertiga.

Gue memberhentikan mobil di sebuah minimarket. Kemudian masuk dan membeli es krim.

"Eh, si Mo-on doyan es krim. Gue beliin deh." Gue mengambil lima belas es krim dengan rasa yang sama. Tak lupa gue mengambil foto untuk dikirimkan kepada Mo-on.

Setelah mengambilnya, gue ke kasir dan membayarnya.

"Mas! Kamu anaknya ibu-ibu yang kemarin nyolong trolly di sini, ya!" teriak pegawai kasir kepada gue.

Gue memutar otak. Memang iya?

"Mana trollynya, mas?!"

Oh, gue baru ingat. Mama gue minjem itu buat pergi ke pasar karena tidak ada kendaraan.

"Eh, bukan... saya saja tidak kenal sama ibu-ibu itu. Saya tiba-tiba ditarik gitu aja, mbak," balas gue.

Duh, maaf ya, mama. Hari ini mama enggak gue anggap. Jangan kutuk jadi batu ya?

"Terus siapa kemarin yang sama kamu?"

"Enggak tahu mbak, orang gila... mungkin,"

Maaf mama. Venus sayang mama kok!

"Oh, ya sudah."

"Total berapa, mbak?"

"Gratis. Masnya ganteng soalnya."

"Oke, terimakasih!" Gue buru-buru meninggalkan minimarket tersebut. Entah gue masih jadi manusia atau enggak kalau mama tahu soal ini.

Gue kemudian masuk ke dalam mobil, melaju kembali ke rumah.

Gue memarkirkan Jenie di depan rumah, garasi sudah ada mobil yang selalu dipakai kak Dera.

Di depan rumah mama menatap gue tajam. Kenapa, ya? Apa gue ketahuan?

"Assalamualaikum, ma..."

"Pergi kamu dari rumah!"

Gue kaget. Beneran ini, gue ketahuan? Mampus!

"Kenapa, ma?"

"Yang ngajarin kamu ninggalin cewek di jalan gitu aja siapa? Enggak tahu perasaan! Hukuman buat kamu, jangan balik rumah hari ini!"

Kemudian gue menoleh ke dalam rumah. Di sana ada Nella dan Alia, tanpa cowok itu. Maksudnya apa coba?

※※※※※※

5 VOTE+, UPDATE BESOK LAGI :)

Tjinta & Tinja - Cinta & Tai ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang