Miaou 🐱 09

59.1K 11K 1.3K
                                    

Happy reading, Nakuga!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading, Nakuga!

***
Tak cukup sebatas indah, jika hatinya tak pernah merasa di rumah.

***

Tempatnya mungkin ada di ujung pasar, tetapi toko pakaian ini menjual pakaian dengan lebih banyak macam dan variasi.

Kuga tetap mengikuti Nadine karena ikatan di tangannya dan naluri untuk tetap dekat dengan cewek itu. Sesekali ia mengguncang lengan Nadine, memberi tanda bahwa ia lapar. Akan tetapi, Nadine tetap pada pendiriannya. Mereka baru akan makan setelah membeli semua yang dibutuhkan Kuga.

Kalau dipikir-pikir, selain pakaian, Nadine juga perlu membeli hal lain seperti sikat gigi.

"Ih ini lucuuuuu." Nadine mengambil kemeja hitam bercorak garis putih acak. Ukurannya pas. Selain itu, sebuah kaus putih polos dan celana longgar beralih ke pangkuannya.

Dalam sekejap, karena toko itu juga menyediakan pilihan yang bagus, semua yang perlu sudah dimasukkan ke dalam kantung belanja. Hoodie hitam, jaket bomber hijau tua, dan celana selutut.

Nadine menepuk dahinya sebelum membayar. Ia lupa, Kuga juga perlu celana dalam.

"Mm ... Mbak, kalo celana dalam buat dia di sebelah mana ya? Hehe." Wajah Nadine memanas hanya dengan mengatakannya.

Kuga, yang ditatap penjaga toko hanya tersenyum lebar.

"Sebelah sini." Wanita berambut sebatas sepanjang telinga itu bergeser, menunjuk deretan kotak yang dimaksud.

"Pilih," suruh Nadine pada Kuga. Untungnya, pakaian paling dasar laki-laki itu biasa dijual sepaket dengan kotak.

Tidak mengerti, Kuga mengernyit heran dan menatap Nadine bingung. Guna menghemat waktu, Nadine mengambil dua kotak secara asal dan menunjukkannya di depan Kuga.

"Pilih," ulangnya.

Kuga melongo sesaat, lalu menyentuh kotak di tangan kanan Nadine sekilas.

Mereka keluar dengan cukup banyak belanjaan. Agak berat, Nadine sampai harus bergantian menggunakan tangan kanan dan kiri mengangkatnya. Melihat itu, Kuga bergumam tidak jelas.

"Auhawlalwaaa."

Sedetik kemudian, Kuga mengambil alih belanjaan itu dan mengangkatnya sendiri.

"Sekarang ... kita makan."

Biasanya, jika Nadine ikut Bi Ade berbelanja, mereka akan makan bubur ayam di dekat parkiran. Namun, ia ragu Kuga mengerti cara memakannya. Bisa-bisa dia belepotan.

Saat mereka tengah berjalan dan berpikir untuk makan di mana, Nadine tak bisa melanjutkan langkah sebab Kuga berdiri seperti batu. Tatapannya tertuju pada makanan-makanan tusuk yang dibakar. Aromanya menguar ke mana-mana.

Nadine & Tuan Kucing (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang