Zeon mengetuk pintu kamar Zidan dengan semangat, dari setelah solat subuh itu. Bocah itu sudah siap - siap untuk pergi ke Dufan untuk berlibur. Sementara Zidan kembali tidur setelah solat tadi.
"Kak Zidan ayo, kita udah mau telat nih!" Serunya masih mengetuk pintu kayu itu. Zidan, cowok itu masih membenamkan dirinya dibalik selimut tebalnya. Tapi, suara jeritan dan teriakan Zeon mau tidak mau mengganggu tidur nyenyaknya. Disibakkan selimutnya malas, membuka pintu dengan raut wajah kesal.
"Eh bocah, ini jam berapa? Emang ada ya orang sepagi ini? Heran deh kayak gak pernah ke Dufan aja, "
"Kak Zidan, seenggaknya Kakak tu harus siap - siap dulu, bukan malah tidur lagi," protesnya melihat Zidan yang masih terlihat menguap.
Zidan memutar bolat matanya, kesal dengan bocah yang ada didepannya itu. "Gue masih ngantuk, pergi aja dulu sama Fatimah, entar gue pergi belakangan,"
"Kak Fatimah nggak ikut katanya," mendengar itu kantuknya sepenuhnya hilang entah kemana.
"Nggak ikut?" tanyanya memastikan, Zeon mengangguk.
"Kenapa?"
Zeon menyerngitkan dahinya. "Bukannya dari kemarin Kak Fatimah udah bilang gak bisa ikut ya?"
"Kok gue nggak tahu?"
"Itu mah Kakak aja yang nggak pernah nanya, cuman nyimpulin sendiri aja, "
"Kalau gitu gue nggak ikut juga ah males, "
Zeon memanyunkan bibirnya. "Kakak kan udah janji sama Zeon dari minggu lalu, mau ajak Zeon. Kata Kak Fatimah janji itu adalah utang, kalau Kak Zeon batalin janji. Zeon mau nagih janji Kakak sampai diakhirat, "
"Ih ngeri banget sih bahasanya. Ya deh gue ikut. Cuman entar jam 8 baru berangkat,"
Zeon melirik arloji yang melingkar ditangan mungilnya memandang kakaknya tidak percaya.
"Apa Zeon harus nunggu sampai 2 jam? " tanyanya dengan mulut terbuka.
"Ya itu mah teserah Zeon aja, mau ikut sama Kakak genteng mu ini atau nggak pergi sama sekali." Zeon tampak menghela nafas pasrah.
@
Fatimah, gadis itu tengah siap-siap, memakai jilbabnya dan melihat pantulan dirinya dicermin. Dia sudah siap dengan penampilannya.
Rencananya hari ini dia akan melihat Mamanya di rumah sakit. Dengan langkah ringan dia mengambil tas selempangnya digantungan dan keluar dari kamarnya dengan ceria.
"Lo mau pergi?" tanya Zidan, saat dia sudah tiba dibawah. Fatimah tampak mengangguk."Bagus deh kalau lo jadi ikut," Fatimah Menyerngitkan keningnya bingung.
"Aku nggak ikut kalian, aku mau lihat Mama, kan."
Untuk sesaat Zidan terdiam mendengar itu, raut wajahnya berubah. "Kalau gitu hati-hati, " gumamnya tidak semangat.
"Kakak Zidan, ayo! " seru Zeon dari arah tangga.
@
Sejam telah berlalu, setelah Ina dan Mario pulang. Fatimah memilih tinggal di Rumah sakit. Dia telah selsai mengelap badan sang Mama."Sekarang waktunya ngaji," gumamnya tersenyum kearah Mamanya. Mengambil Al-quran yang ada didalam tasnya. Kemudian membacakan surah Ar-Rahman, surah yang selalu dibacakan oleh almarhum Papanya.
Baru beberapa ayat dibacanya ponselnya sudah berbunyi. Zidan mengiriminya pesan.
From Zidan.
Tim Lo lgi ngapain?Fatimah meletakkan Al-qurannya kemudian membalas pesan itu.
To Zidan
Lagi bacain Mama Qur'an....
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara Dua Pilihan (END)
Spiritual(⚠)Follow dulu yuk sebelum membaca!!! Fatimah gadis remaja yang mulai memperbaiki dirinya setelah kejadian tragis yang merenggut nyawa Ayahnya. Kehidupannya mulai berubah saat Ina, sahabat dari kedua orang tuanya datang untuk mengajaknya tinggal ber...