"Abang ke dufan yuk?yuk?yuk???" Shafa berusaha membujuk alvarel sedari tadi tapi alvarel tetap diam dan berkutat pada laptopnya,sedangkan aiden sudah tertawa terbahak-bahak.
"Ishhh" shafa mendelikkan matanya lalu mengambil gelas plastik di depannya dan melemparnya ke arah aiden.
Hari ini adalah hari sabtu,hari yang shafa tunggu-tunggu,Karena ia bisa berkumpul bersama abang-abangnya.
Ia kesal karena alvarel mengabaikan nya sedari tadi,shafa berusaha membujuk alvarel agar mau pergi bersamanya tapi tak ada hasil sama sekali."Yaudah kalo abang gamau,shafa ke Dufan sendiri aja." Akhirnya shafa menyerah dan langsung pergi dari hadapan alvarel menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
Setelah selesai bersiap-siap,shafa memakai sepatu Converse nya dan mengalungkan slingbag nya di bahu. Ia menuruni tangga dan keluar tanpa pamit,ia sangat kesal dengan alvarel dan aiden jadi malas untuk pamitan.
"Pa Mul anterin shafa ke Dufan yuk" ucap shafa pada pria paruh baya yang sedang mengelap kaca mobil. Pria itu mengangguk dan langsung masuk ke dalam mobil dan diikuti oleh shafa.
Di dalam mobil,shafa hanya diam dan memainkan ponselnya. Ia berharap ada kabar dari Alvaro,tapi nyatanya tidak ada. Ia memasukkan kembali ponselnya di dalam tas dan keluar dari mobil karena sudah sampai di depan gerbang Dufan.
Shafa mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli tiket masuk dan ia langsung mengambil tiket tersebut lalu menyerahkannya kepada petugas yang menjaga pintu masuk.
Shafa tersenyum dan berjalan menuju tempat makan terlebih dahulu karena sedari tadi ia belum makan. Ia melangkah masuk ke area makan tapi langkahnya terhenti saat melihat seseorang di ujung sana.
Dia melihat alvaro bersama keluarganya dan juga laura sedang tertawa dan sesekali alvaro menyuapi laura.Shafa mengepalkan tangannya lalu berjalan menghampiri alvaro.
"Alvaro"Alvaro terkejut tapi ia langsung menutupinya dengan ekspresi datar,ia tetap melanjutkan makannya dan menghiraukan shafa.
Shafa tersenyum pada carly dan dave tapi di hiraukan juga oleh mereka,sedangkan laura menatap sinis shafa dan tersenyum miring."Aku ga nyangka kita ketemu disini,al"
Ucap shafa dengan tersenyum singkat tapi Alvaro tetap diam."Al,aku sendiri disini,kamu mau temenin aku main kan?"
"Abang ku lagi pada sibuk,mama papa juga lagi pergi keluar kota. Jadi aku sendiri kesini,yuk al temenin aku main" sambung shafa
Alvaro melirik shafa lalu meletakkan sendoknya dengan kasar,ia berdiri dan menatap shafa dengan dingin.
"Lo udah gede,jangan manja.Kalo lo kesini sendiri yaudah berarti lo juga harus main sendiri" ucap Alvaro dengan datar dan dingin. Shafa terkejut karena alvaro bersikap seperti itu padanya,tapi ia berusaha untuk tidak gugup dan takut.
"Kenapa kamu gamau?"
"Lo bisa liat kan gua lagi apa?"
"Tapi–"
"Mending lo pergi deh dari sini" suara Laura membuat shafa menoleh padanya,ia hanya menatap laura sebentar lalu kembali menatap alvaro.
"Al–"
"Tolong pergi shaf" ucap alvaro tanpa sedikitpun menoleh ke shafa,shafa mengangguk dan tersenyum singkat lalu pergi dari tempat itu.
Shafa terus berjalan sambil menunduk dan sesekali menghapus air matanya,mood bermainnya sudah hilang dan ia hanya ingin segera pulang.
Brukk
'aduhhhh' shafa meringis pelan dan mendongak untuk melihat siapa yang menabraknya.
"Jadi lo yang nabrak gua" ucap shafa dengan kesal
"Apa sih lo kali yang nabrak gua,orang dari tadi lo jalan sambil nunduk"
"Lho berarti lo ngikutin gua dong?" tanya shafa sambil mengernyitkan dahinya.
"Idih pede banget,gua lagi jalan tiba-tiba di tabrak ama lu"
"ah bodoamat lah" shafa mengibaskan tangannya lalu berjalan melewati cowok itu dan terhenti seketika karena tangannya di cekal oleh cowok itu.
"apa lagi,genta?gua lagi badmood jadi jangan bikin gua kesel" ucap shafa dengan mencebikkan bibirnya.
"Daripada badmood mending main sama gua disini,sayang duit lo kalo cuman dateng doang kesini tapi gak main sama sekali." Ucap Genta sambil terkekeh pelan,baru shafa ingin membuka mulut tapi tangannya sudah di tarik oleh genta,mau tak mau shafa mengikuti nya dengan pasrah.
Mereka berjalan ke wahana roller coaster dan langsung masuk tanpa mengantri terlebih dahulu.
"Gen kok kita ga ngantri?" Tanya shafa
"Lo mau ngantri?nanti kaki lo pegel malah marah-marah lagi ke gua"
"Ga gitu,cuman kasian aja ngeliat orang-orang yang udah ngantri eh kita malah enak tinggal masuk. Tapi kok bisa sih petugasnya ga marah sama lo?"
"Ga bakal marahlah,udah santai ajaa. Pokoknya hari ini lo bakal main sepuasnya tanpa harus antri"
"Wahh serius??"
"Iya kali gua boong"
"Asikkk,thanks genta.Ternyata lo baik juga yaa"
"Gua emang baik,lo aja yang judes"
"Ish" shafa mencubit pelan tangan genta lalu tertawa,moodnya sudah membaik.
Mereka bermain sampai malam tanpa merasa lelah sedikitpun,Genta bisa membuat shafa melupakan masalahnya walaupun hanya bertahan untuk hari ini saja.
Sebenarnya Genta melihat shafa bertemu alvaro,rasanya ia ingin memukul wajah alvaro yang mengusir shafa dan lebih memilih cewek lain.
"Pulang yuk" ajak shafa,genta mengangguk lalu berjalan di samping shafa.
Mobil Genta terparkir tepat di depan pintu gerbang Dufan,shafa merasa terkejut karena mobil Genta ada disana.
"Genta,kok mobil lo parkir disini?ga di omelin emang?" Tanya shafa
"Enggak lah,gua kan spesial" jawab genta dengan santai
"Kok gua jadi penasaran yaa" shafa mengeryitkan alisnya sambil menatap Genta.
"Udah gausah penasaran,nanti gabisa tidur. Yuk naik" ucap Genta dan shafa hanya tersenyum singkat.
Genta langsung menyalakan mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah gadis di sampingnya itu. Tak ada percakapan antara mereka selama di mobil karena shafa tertidur pulas sampai ia tak sadar sudah sampai di depan rumahnya sedari tadi.
Genta merasa tak tega membangunkan shafa,jadi ia menggendongnya ala bridal style lalu masuk ke dalam rumah shafa.
"Assalamualaikum"
Tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok pria tampan menggunakan jas formal,siapa lagi kalau bukan alvarel.
"Shafa kenapa?" Tanya alvarel sambil mengambil shafa dari Genta.
"Ketiduran pak,tadi saya ketemu dia di Dufan sendirian. Jadi saya ajak main sampai malem,mungkin dia kecapean. Maaf sebelumnya karena saya,shafa jadi pulang malem gini"
"Iya tidak apa-apa,terima kasih dan siapa nama kamu?"
"Genta pak"
"Oh saya alvarel,kakaknya shafa"
Genta melongo saat alvarel menyebutkan bahwa dirinya adalah kakaknya shafa,sedari tadi ia memanggil alvarel dengan sebutan 'pak'.
"Gapapa,santai aja." Ucap alvarel,Genta mengangguk lalu pamit pada alvarel.
"Saya pamit dulu bang" ucap Genta dengan sopan lalu berjalan keluar dari rumah shafa dan langsung masuk ke dalam mobilnya dan melanjutkannya.
Alvarel menutup pintu dan membawa shafa ke kamarnya,ia menaruh tubuh shafa di kasur kingsizenya lalu menyelimutinya dan mencium pelan dahi adiknya tersebut.
"Maafin abang ya,Abang tadi banyak kerjaan" bisiknya dengan pelan lalu berjalan ke kamar mandi untuk ganti baju.
✨✨✨
To be continue
Jangan lupa vote kalau suka sama cerita ini❤️
Please don't be a silent reader 😉
Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO
Teen Fiction(Jangan cuman dibaca part awalnya,karna bagian yang lain juga seru) Alvaro Xavier Aldebaran seorang cowok blasteran spanyol dan indonesia mempunyai sifat yang dingin,tertutup,cuek,dan tak tersentuh. salah satu most wanted SMA High Scope yang memilik...