D U A P U L U H L I M A

3.8K 205 19
                                    

Shafa mematikan alarm yang sedari tadi menganggu tidurnya. Ia melihat alvarel yang sudah tidak ada di kamarnya. Dengan langkah gontai, shafa berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah membersihkan diri, shafa memakai pakaian casual nya dan tak lupa untuk ber-makeup. Shafa memakai concealer untuk menutupi bawah matanya yang bengkak akibat menangis kemarin.

Setelah semua selesai, Shafa mengambil ponsel dan slingbag nya lalu keluar dari kamarnya. ia menuruni tangga dengan cepat dan langsung duduk di samping Genta untuk sarapan.

"Jadi kamu Genta?" Tanya brylian

Genta tersenyum kikuk dan mengangguk.

"Makasih yaa udah jagain anak om selama om disini" ujar brylian dengan tersenyum

"Iyaa sama-sama om, lagian juga Genta ga keberatan sama sekali"

"Ih baik deh" sambung davina

"biasa aja tante, Genta justru malah seneng daripada diem gajelas dirumah mending Genta nemenin shafa" Genta menggaruk tengkuknya nya yang tidak gatal sama sekali.

Shafa masih terdiam, ia menghabiskan makanan nya dengan cepat.

Davina dan brylian mengangguk, mereka melanjutkan sarapannya hingga selesai.

"Yuk nanti telat" ucap Shafa yang tiba-tiba berdiri. Genta mengangguk lalu berpamitan pada Davina dan Brylian.

Shafa keluar dari rumahnya di ikuti oleh Genta dari belakang seraya menggeret koper nya.

"woi lo ga pamitan sama gue?" Teriak aiden dari kolam renang, Genta menepuk dahinya.

"lupa bang, balik lah gue ke Jakarta. Thank you udah bawa gue ke Kanada" ucap Genta seraya tertawa, Aiden mengacung kan ibu jari nya ke udara. Kemudian Genta dan Shafa masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan oleh brylian.

"airport, steve"
Steve mengangguk dan langsung melajukan mobilnya menuju bandara.

"Shaf, Lo sakit ya? Kok dari tadi diem aja?" tanya Genta dengan heran, Shafa menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.

"Enggak kok, cuman kecapean sedikit jadinya males ngomong"

"okay"

•••

Setelah sampai di airport, shafa langsung menemani Genta untuk check in.

10 menit lagi Genta akan berangkat, Shafa langsung memeluk genta.
"Safe flight yaa"

Genta tersenyum seraya mengangguk.
"Siapp, jangan lama-lama di Kanada. Inget sekolah"

"Iyaaa nanti pulangg"

Genta mengacak gemas rambut Shafa, ia memeluk Shafa dengan cepat lalu pergi sambil melambaikan tangan.

Setelah Genta masuk ke dalam pesawat, Shafa kembali ke rumahnya dengan Steve.

Ia melihat keadaan rumahnya yang sangat sepi, padahal sebelum ia berangkat masih ada papa dan mama nya.

Shafa melangkahkan kaki nya masuk ke dalam rumahnya, dan langsung di sambut oleh Arnold.

"Arnold, papa kemana?" Tanya shafa

"Sir dan tuan alvarel sedang ke perusahaan, Miss" jawab Arnold dengan sopan

"Mama dan aiden?" Tanya shafa kembali

"Tuan Aiden sedang menemani Mrs ke rumah rekannya" jawab Arnold kembali

"Baiklah" Shafa mengangguk lalu masuk ke dalam rumahnya.

Ia mengambil milkshake chocolate dari freezer, lalu membawanya ke kamar.

Shafa meletakkan milkshake nya di nakas, ia melepas sneakers nya dan menaruhnya ke tempat biasa.

Saat Shafa hendak meminum milkshake nya, tiba-tiba Arnold menghubungi nya.

'Miss, bapak bilang besok miss harus kembali ke Jakarta untuk bersekolah'

Shafa menaruh kembali milkshake nya di nakas.
"Kenapa mendadak?"

'Kata bapak, Miss harus mengikuti ujian di sekolah'

"Baiklah" ucap Shafa dengan pasrah

"Arnold, siapkan mobil. Saya harus berbelanja untuk teman-teman saya nanti" sambung shafa

"Baik Miss"

Shafa mematikan sambungan telepon Arnold dan kembali memakai sneakersnya. Ia mengambil slingbag dan ponselnya lalu keluar dari kamarnya.

ia berlari kecil menuruni tangga dan menunggu Arnold di depan pintu rumah.

Tak lama mobil datang, Shafa langsung masuk dan memberitahu Arnold tempat yang akan ia tuju.

tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di tujuan. setelah memarkirkan mobil, Shafa langsung masuk ke dalam mall dan diikuti Arnold di belakangnya.

Ia memasuki toko demi toko untuk membeli oleh-oleh buat teman-teman nya, dan tak lupa untuk Genta serta Alvaro.

Setelah 3 jam lamanya, Shafa dan Arnold kembali ke rumah. Shafa masuk ke kamarnya dan diikuti oleh Arnold yang sedang membawa belanjaan milik Shafa.

"Taruh disitu aja" ucap Shafa

"Baik Miss" patuh Arnold, arnold menata semua belanjaan milik anak dari tuannya tersebut dengan rapih.

"Terima kasih Arnold" ujar Shafa dan dianggukin oleh Arnold, lalu Arnold keluar dan menutup pintu kamar Shafa.

Shafa melepas sneakers nya kembali dan langsung mengambil koper nya.
Ia merapihkan semua pakaian nya dan memasukkan nya ke dalam koper. Ia mengumpulkan hadiah-hadiah ulang tahun nya untuk dibawa pulang ke Jakarta.

Setelah semua selesai, ia menaruhnya di dekat pintu kamarnya. Kemudian shafa masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Shafa memakai crop top putih dan short pants, ia merebahkan tubuhnya di kasur kingsize nya seraya memainkan ponselnya.

Ia membuka line kemudian membuka grup solnarey untuk memberitahu teman-teman nya kalau ia akan pulang besok.

Shafa juga memberitahu Genta kalau ia akan pulang besok tapi tidak dengan Alvaro, ia sama sekali tidak ada niatan untuk memberitahu Alvaro.

Setelah memberitahu teman-teman nya, Shafa keluar dari kamarnya karena mendengar suara alvarel yang sudah pulang.

"Hai sis" sapa alvarel sambil berjalan memasuki kamarnya

"Hai, Abang kata papa besok aku harus pulang" ucap Shafa seraya mengikuti alvarel masuk ke dalam kamarnya.

"iyaa tadi guru kamu nelepon abang katanya minggu depan kamu ujian" ujar alvarel seraya menaruh tas kerja di sofa kamar nya.

"owkey, besok shafa berangkat jam 8 aja yaaa, kalo pagi-pagi banget masih ngantuk"

"Iyaa atur ajaa, udah sana Abang mau tidur" usir alvarel pada adiknya itu, Shafa mencebikkan bibirnya kemudian keluar dari kamar alvarel.

Saat hendak memasuki kamarnya, Shafa dikejutkan dengan suara teriakan aiden dari lantai bawah.
"shaf!!!"

"apasih teriak-teriak aja" balas Shafa sambil menghampiri abangnya tersebut.

"Kamu pulang yaa besok?" Tanya aiden

"Iyaaaaaa" jawab Shafa dengan malas

"Ikut donggg, Abang bosen disini mulu. Pengen maen" rengek Aiden

"Ih bilang papa lahhh, kok bilang ke aku. Nanti kalo aku ngijinin malah aku yang diomelin papa" ucap Shafa, Aiden mengurucutkan bibirnya.

"ya ya ya" ujar Aiden lalu pergi meninggalkan shafa

Shafa memutar bola mata nya dengan malas lalu kembali ke kamarnya.
Ia kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan memejamkan matanya hingga tertidur.

To be continue...

Jangan lupa vote nya guys 💜

Maaf yaa update nya telat soalnya aku lagi sibuk banget, mohon pengertiannya 😊

Nanti aku update lagi secepatnya yaa

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang