D U A P U L U H E M P A T

3.8K 223 24
                                    

Akhirnya setelah menempuh perjalanan 30 menit, mereka semua sampai di apartemen.

Genta menepuk pipi Shafa dengan pelan.
"Shaf, bangun udah sampe"

Shafa menerjapkan matanya, ia mengangguk dan langsung keluar dari mobil.

Semua kembali ke kamar nya masing-masing. Genta mengacak pelan rambut Shafa, ia akan tidur di kamar Aiden untuk malam ini karena besok dia harus kembali ke Jakarta untuk sekolah.

Shafa masuk ke kamarnya, dia mengganti dress nya dengan piyama ungu favorite. Ia juga membersihkan makeup nya.

Setelah semua selesai, Shafa mengambil ponselnya di Sling bag nya lalu merebahkan tubuhnya di kasur king size nya.

ia membuka grup solnarey untuk menceritakan tentang shawn kepada teman-teman nya,tapi ia mengurungkan niatnya itu. Mungkin disana tengah malam jadi shafa akan memberitahu mereka besok.

Saat Shafa sedang meng-scroll Instagram, tiba-tiba layar ponsel nya menampilkan sebuah nama yang sangat sangat ia rindukan.

Alvaro's calling you

Shafa dengan gemetar mengangkat panggilan itu, ia mendekatkan ponsel nya ke telinga dan memejamkan matanya.

'halo shafa'

Deg...

Shafa menangis. Ia tidak tahu Alvaro akan menyebut nama nya. Shafa ingin menjawab tapi tertahan karena ia tidak ingin Alvaro mengetahui kalau ia sedang menangis.

'aku tahu kamu dengerin aku' ucap Alvaro dengan lembut

'aku cuman mau bilang happy birthday mi ámor. Ingatan ku memang sepenuhnya belum pulih tapi Kenzo tadi bantu aku untuk mengingat, dia menunjukkan semua foto-foto kita yang ternyata di taruh di private save sama Laura supaya aku ngira kamu bohong dan ngaku-ngaku jadi pacar aku. Aku minta maaf kalau aku udah nyakitin kamu banget. Aku minta maaf kejadian kemarin, aku harusnya ga diem aja liat kamu di gituin. Maaf aku terlalu bodoh. Aku belum tunangan dengannya, papa maksa aku untuk bilang ke semua orang kalau dia tunangan ku. Maaf karena sudah membuat hati kamu sakit dan makasih juga udah setia nemenin aku di rumah sakit waktu itu. Maaf kalau aku nyebelin waktu di rumah sakit, maaf kalau aku buat kamu cape. Maaf karena aku terlalu pasrah sama keadaan. Aku bakal berusaha secepat nya supaya ingatan aku pulih dan aku bisa memperbaiki semuanya yang udah aku rusak.' Sambung Alvaro, kini suaranya gemetar. Shafa tahu Alvaro juga menangis.

Dada shafa sesak setelah mendengar perkataan Alvaro, ia menangis sejadi-jadinya. Ia menangis tanpa mengeluarkan suara, ia takut semua nya mendengar. Air mata nya terus berjatuhan.

Shafa menghela napas, ia menetralkan dirinya yang sudah gemetar hebat.
"buktikan" ucap shafa dengan singkat

Alvaro menghela napasnya, ia menghapus air matanya dan tersenyum.
'Pasti! Don't cry mi àmor, i love you'

Shafa mematikan sambungan telepon alvaro, ia menepuk-nepuk dada nya yang sesak.
shafa berusaha agar tangis nya tidak mengeluarkan suara.

•••

Alvarel berjalan ke kamar Shafa, ia berniat untuk mengecek apakah adiknya sudah tidur. Biasanya jam segini Shafa masih terjaga untuk menonton drama korea walaupun dia melakukan aktivitas yang melelahkan tapi adiknya itu tak bisa sehari tanpa menonton drama korea tersebut.

Alvarel membuka pintu kamar Shafa perlahan, ia melihat adiknya sedang menangis sambil memeluk ponsel nya. Alvarel dengan cepat menghampiri adiknya tersebut.
"Hey baby, why are you crying?"

Shafa memeluk alvarel dengan erat,tangis nya pecah di bahu abangnya tersebut. Air matanya turun dengan deras saat alvarel memeluknya.

"keluarin semua biar kamu lega, Abang disini gak akan kemana-mana" ujar alvarel seraya mengelus kepala adiknya itu.

Shafa melepas pelukannya, ia menghela napas untuk menenangkan dirinya.
"He called me" ucap Shafa dengan suara yang masih gemetar.

alvarel mengambil ponsel shafa untuk melihat siapa yang menelepon adiknya. Ia terkejut saat melihat Alvaro menelepon adiknya.
"Is he hurt you?!" tanya alvarel dengan khawatir

"No, he say sorry to me" ucap Shafa

"he say a lot of sorry to me" sambungnya.

alvarel kembali memeluk adiknya.
"Don't cry baby"

Shafa membalas pelukan alvarel dengan erat.
"Don't hurt him"

Alvarel mengangguk mengerti, ia tahu adiknya sangat sayang pada Alvaro.
"I won't"

"Aku harus pilih siapa abang? Alvaro? Genta?" tanya shafa, air matanya jatuh kembali.

"is Genta likes you?"
Shafa mengangguk, alvarel tersenyum.

"Then choose the one who really got your heart. Pilih satu yang benar-benar mendapatkan hati kamu. Sekarang abang tanya, di hati kamu ada siapa?"

"Alvaro"

"nah bantu dia untuk mengingat semua kenangan kamu sama dia, bantu dia keluar dari masalah perjodohan nya. Abang tau adik abang bisa"

"But what should i do with genta? i'll hurt his heart if i do this"

"tell Genta about this, tell him everything what you feel about him. Tell him the truth"

"Aku gak mau dia menjauh bang, aku sayang Genta tapi sebagai sahabat. Gak lebih"

"then tell him"

"But–

"sshh udah tidur yaa, ayo abang temenin"

Shafa mengangguk pasrah, ia juga tidak bisa membohongi tubuhnya yang lelah setelah acara tadi. Ia merebahkan tubuhnya, alvarel memeluk adiknya seraya mengelus rambut adiknya hingga tertidur. Shafa membenamkan kepala nya di dada alvarel dan memejamkan matanya.

"Have a nice dream, my little sissy"
alvarel mencium kepala adiknya dan ikut memejamkan matanya. Tak lama mereka pun terlelap ke alam mimpinya masing-masing.

To be continue

jangan lupa vote dan comment 💜

Gimana menurut kalian sama part ini???

Double up as my promised 😉

Thank you for the support

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang