D U A P U L U H

3.5K 203 24
                                    

Alvaro menaruh Laura di kasurnya, ia memanggil bi Minah untuk mengganti pakaian Laura yang basah.
Alvaro keluar dengan membawa baju dan segera mengganti bajunya di kamar Carly.

Suara Rebekah masih terngiang di pikiran nya. Ia terus memikirkan suara tersebut, suara yang selalu datang di mimpinya setiap malam.

Alvaro terus memikirkan perkataan shafa.
'shafa kenapa ya' batinnya.

Alvaro merebahkan tubuhnya di kasur king-size milik bunda nya, pikirannya tidak berhenti memikirkan Shafa dan suara tersebut. Suara yang beda dengan si pemilik tubuh, ia sering mendengar suara Shafa tapi tadi rasanya seperti bukan Shafa.

Alvaro merasakan kepalanya yang tiba-tiba sakit. ia mencoba memejamkan mata dan tiba-tiba kilatan memori datang di pikirannya.

'al jangan kayak gituu'

'kamu telatt?'

'wah makasih cake nya'

Suara ketawa perempuan yang tak asing bagi Alvaro, ia terus mencari suara yang mirip dengan suara tersebut tapi tidak membuahkan hasil sama sekali. Suara yang beda dengan suara Laura, bahkan Alvaro pikir bahwa ia tidak punya momen khusus bersama Laura.

Alvaro berhenti memikirkan hal tersebut, ia memilih untuk tidur saja daripada harus sakit seperti tadi.

Alvaro memejamkan matanya kembali dan tak lama ia pun terlelap.

•••

Di tempat lain, alvarel merapihkan jas nya dan berdiri tepat di depan gate untuk menjemput Rebekah. Ia tidak peduli dengan tatapan kaum hawa yang melihat dirinya. Alvarel sudah biasa di tatap seperti itu.

Dari jauh sana tampak seorang perempuan dengan rambut ponytail sedang menggeret koper dan berjalan ke arah Alvarel sambil tersenyum.

Alvarel melambaikan tangannya dan segera berlari memeluk adiknya tersebut.

"I miss you so much sis" ucap alvarel seraya melepaskan pelukannya

"Miss you too brother" balas Rebekah dengan tersenyum

"Let me take your suitcase" alvarel mengambil alih koper Rebekah lalu berjalan sambil menggenggam tangan adiknya tersebut.

Alvarel memberikan koper tersebut pada supir nya untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil, ia membukakan pintu mobil untuk Rebekah dan membiarkan adiknya tersebut masuk terlebih dahulu.

Setelah mereka di dalam mobil, supir pun langsung bergegas menuju rumah mereka.

"So there's something i need to tell you" ucap Rebekah

"aku sudah bertemu Genta dan Alvaro" sambung Rebekah

"Lalu?" Tanya alvarel dengan serius

"Genta cukup menyenangkan, dia baik sekali. Dia yang menjaga Shafa selama kalian di Kanada. Shafa sering pergi dengan Genta, dan kemarin ia memberikan ku kesempatan untuk mengobrol dengan Genta." Jawab Rebekah dengan mata berbinar binar.

"Bagaimana dengan Alvaro?" Tanya alvarel kembali, ekspresi Rebekah langsung berubah menjadi datar

"Aku tidak suka Alvaro, dia jahat. Dia membiarkan Shafa di tampar oleh tunangannya yang bernama Laura itu" jawab Rebekah

"APA SHAFA DI TAMPAR?" ucap alvarel dengan suara tinggi

"Iyaa aku tidak bohong, untuk apa aku bohong! Dia menampar Shafa 3 kali dan akhirnya aku mendorongnya sampai dia terlempar jauh. Aku tidak peduli jika dia pingsan atau mati. Lebih baik mati" ucap Rebekah yang tak kalah serius dengan alvarel

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang