Warning! Chapter kali ini menyebabkan kekesalan dan emosi! Jika tidak kuat maka jangan baca daripada puasa batal nanti suli yg salah lagi :v
●●●
Taehyung melumat lembut bibir merah milik Jungkook. Pria manis itu memejamkan mata nya sambil meremas surai rambut Taehyung dengan pelan.
"Taehyung, aku ingin es krim." Gumam Jungkook dan itu berhasil membuat Taehyung mendesah kecewa dan memeluk tubuh pria manis itu.
"Ini sudah tengah malam Jungkook. Lima hari kau menginginkan sesuatu aneh pada malam hari dan besok kau akan mual - mual. Ini aneh besok kita harus ke rumah sakit untuk memeriksa nya." Jengah Taehyung karena malam panas yang biasa nya ia dapatkan dari Jungkook selalu tertunda karena permintaan pria manis itu.
"Taehyung, aku sungguh ingin es krim." Bujuk Jungkook memeluk pinggang pria tampan di depan nya yang tidak memakai baju atasan alias bertelanjang dada.
"Ya, aku akan membelikan nya untuk mu." Cuek Taehyung dan itu berhasil membuat Jungkook menunduk sedih.
Taehyung mendesah keras saat melihat kalau bahu Jungkook bergetar begitu hebat dan isak tangis terdengar memilukan. Pria tampan itu langsung memeluk tubuh Jungkook yang menangis, apa ia keterlaluan? Tapi ia tidak membentak Jungkook apalagi marah pada pria manis di depan nya.
"Apa kau hamil, Jungkook?" Tanya Taehyung membuat pria manis yang masih menangis mendongak menatap pria tampan yang memeluk nya itu.
"Aku sudah mengecek nya. Maaf, tapi aku tidak hamil dan aku tidak tau kenapa makanan ku akhir - akhir ini suka berubah." Jawab Jungkook memeluk Taehyung dan mendusal di dada nya.
Taehyung menghela nafas dan membalas pelukan Jungkook lebih erat mungkin ini saat nya membuktikan kalau Jungkook itu penting untuk dirinya.
"Baik, aku akan membelikan untuk mu." Ucap Taehyung pada akhirnya.
"Taehyung, besok kau bisa kan wawancara di perusahaan ku?" Tanya Jungkook dan Taehyung kembali berpikir membuat pria manis di hadapan nya mengerucut kesal.
"Tentu saja, sayang." Jawab Taehyung mencium puncak rambut Jungkook dan mengambil kunci mobil.
Niat nya setelah pulang kerja serta makan malam ingin meminta jatah harian nya, tapi Jungkook selalu menginginkan sesuatu saat Taehyung meminta jatah harian tapi ia juga tidak dapat menolak, mungkin memang benar Taehyung telah jadi bucin.
●●●
Di dalam sebuah restaurant ada dua wanita yang sedang asik berbincang sambil tertawa kecil.
"Tumben sekali kau mengajak ku makan malam. Biasa nya kau akan menghabiskan waktu dengan Yugyeom." Ucap Haneul menggoda Eunha yang tersenyum malu di depan nya.
Ya, kedua wanita itu adalah Eunha dan Haneul. Kedua nya memang berteman dekat, Haneul juga merasa kalau Eunha adalah gadis yang polos dan terlalu baik maka dari itu Haneul tidak terlalu suka pada Jungkook karena seluruh cerita Eunha selama ini tentang hal buruk mengenai Jungkook. Meski begitu Eunha tetap membela Jungkook di dalam cerita nya membuat Haneul nampak sedikit geram akan pria manis tersebut dan memberikan nya sedikit pelajaran.
"Ah, Yugyeom akhir - akhir ini tidak memiliki waktu untuk ku." Jawab Eunha dengan wajah nya yang terlihat sedih.
"Kenapa? Meski dia sibuk oleh pekerjaan seharus nya juga memperhatikan mu." Ucap Haneul pelan dan mengusap tangan Eunha untuk menenangkan.
"Bukan soal pekerjaan. Akhir - akhir ini dia suka bertemu dengan Jungkook." Jawab Eunha dan Haneul mengerut bingung.
Bagaiamana bisa Yugyeom bertemu dengan Jungkook bahkan selama satu minggu ini pria manis itu sibuk di kantor hingga melebihi jam kantor, jadi tidak mungkin Jungkook dapat bertemu dengan Yugyeom.
"Aku rasa itu tidak mungkin Eunha. Kau mungkin salah paham, Jungkook selama ini sibuk akan wawancara yang di adakan team ku hingga dia bekerja melebihi jam kantor. Jadi mana mungkin dia bertemu dengan Yugyeom." Jawab Haneul dan Eunha hanya bisa menunduk sambil tersenyum tipis tangan wanita cantik itu yang ada di bawah meja terlihat meremas gaun nya.
"Kau mungkin tidak percaya, Haneul. Tapi aku mendapatkan foto ini saat sedang berada di rumah." Ucap Eunha dan Haneul menatap foto yang di tunjukan Eunha.
Wanita cantik itu membulatkan mata nya melihat Jungkook berpelukan dengan pria yang Haneul percaya itu adalah Yugyeom. Ia merasa tidak percaya akan semua hal itu padahal ia sudah tidak ingin lagi bermusuhan dengan Jungkook. Karena pria manis itu pekerja keras dan memang benar Haneul tidak akan membawa urusan pribadi ke dalam suatu pekerjaan. Tapi jika seperti ini Jungkook harus di beri pelajaran.
"Aku tidak meminta mu untuk percaya, Haneul. Aku hanya ingin cerita saja paling tidak perasaan ku lebih lega setelah menceritakan semua ini. Meski begitu aku sangat menyayangi Jungkook. Mungkin Jungkook merasa tidak adil, karena harus menikah dengan pengusaha yang cacat. Tapi—hiks.." Haneul mengusap bahu teman nya dengan lembut saat Eunha menangis di depan nya sungguh ia tidak tega.
"Aku mendapat kabar kalau besok pagi mereka akan bertemu di kantor majalah tempat Jungkook bekerja. Aku minta kau mengawasi Yugyeom dan aku yakin Jungkook tidak bersalah." Ucap Eunha dengan hidung memerah karena menangis.
"Jika benar Yugyeom datang ke kantor besok dan bersama dengan Jungkook maka aku akan memberi pelajaran pada adik mu itu." Ucap Haneul dan Eunha menampilkan wajah terkejut yang tentu saja itu hanya di buat - buat.
"Tidak, Jungkook tidak bersalah." Ucap Eunha membela adik nya.
"Kau terlalu baik, Eunha. Itu membuat mu lemah dan sering di tindas oleh adik mu. Jika kau tidak dapat membalas adik mu maka aku akan membalas nya. Toh, aku sudah biasa melakukan nya. Kau tenang saja." Ucap Haneul dan Eunha hanya menunduk tanpa Haneul sadar kalau Eunha tersenyum kecil.
Tentu saja semua yang di ceritakan Eunha hanya sebuah kebohongan. Yugyeom sama sekali tidak bertemu dengan Jungkook dan soal foto dengan Jungkook sengaja dia ambil saat Yugyeom dan Jungkook berpacaran dulu. Serta soal Yugyeom akan datang ke kantor perusahaan Jungkook itu memang benar tapi tidak untuk bertemu dengan Jungkook melainkan dengan client yang bekerja sama dengan Yugyeom.
Eunha sengaja bertemu dengan Haneul dan menunjukan wajah polos dan lemah nya agar Haneul dapat melukai Jungkook. Ia tidak akan puas jika Jungkook hidung bahagia dengan Taehyung, sosok pria cacat itu bahkan berhasil membuat Jungkook tersenyum. Aneh sekali menurut Eunha, pria cacat semacam Taehyung apa yang perlu di banggakan? Tidak ada sama sekali. Jungkook mulai bahagia dan Eunha membenci nya bahkan sekarang perusahaan ayah mereka sedang berjuang agar bertahan.
Eunha harus mempertahankan perusahaan sedangkan Jungkook dengan santai saja bekerja di perusahaan majalah tanpa memikirkan ayah mereka yang kesusahan itu tidak adil menurut Eunha. Ia merasa tersiksa harus mempertahankan perusahaan dan jika ia tersiksa maka Jungkook perlu mendapat lebih dari kata tersiksa lagipula Eunha bukan anak kandung. Harus nya Jungkook yang harus lebih berjuang untuk ayah kandung nya bukan nya Eunha.
Tapi jika kondisi seperti ini lebih menguntungkan. Eunha tidak perlu mengotori tangan hanya untuk membuat Jungkook tersiksa. Jungkook tidak akan bahagia jika ia masih hidup di dunia ini.
.
.
Tbc.
Sorry for typoAyo mainan air bareng kookoo~
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Husband -vk✓
Fanfic(SUDAH TERBIT OLEH EVE COLLAGE) Complete Mature Content Jeon Jungkook dan Jeon Eunha adalah adik dan kakak tetapi karena perjodohan yang tidak di inginkan oleh eunha menjadi kan Jungkook sebagai permainan nya. Apa Jungkook akan bahagia? Rate M BXB D...